Wednesday, 4 January 2012

MEGA, tetap menjadi “women power”

MEGA, tetap menjadi “women power
Nama : Isna Wahyuningsih F
NIM    : E04209034 / Semester V-B
Siapa yang tidak kenal dengan Megawati, perempuan yang mempunyai otoritas tertinggi di Partai PDI Perjuangan. Perempuan yang sempat menjadi orang nomor satu di Indonesia. Mega merupakan sosok perempuan yang langkah, coba kita lihat berapa banyak seorang perempuan terjun di dunia politik kala itu, selain dia adalah putri dari sang proklamator Soekarno. Memang pada masa itu tidak banyak perempuan yang duduk di parlemen, karena dibatasinya jumlah kursi di parlemen bagi perempuan. Di dalam sistem politik demokrasi, parlemen adalah lembaga yang menyusun kebijakan public, yakni kebijakan yang memaksa setiap warga Negara untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal di dalam kehidupan bersama. Memang laki-laki dapat memperjuangkan kesetaraan relasi antara perempuan dan laki-laki, namun jika jumlah perempuan dalam organisasi pembuat keputusan tersebut tidak di signifikan, maka kenijakan yang dibuat menjadi pertanyaan besar. Dalam kenyataannya Negara-negara yang mempunyai jumlah perempuan di parlemen lebih dari 30% adalah Swesia, Denmark, Finlandia, Belanda, Jerman, New Zaeland mempunyai kualitas kesetaraan relasi lelaki dan perempuan yang lebih tinggi disbanding Negara-negara lain. Perempuan memang menjadi bagian dari perjuangan umat manusia untuk mencapai kemajuan.

Dengan adanya isu gender saat ini semakin memberikan dorongan bagi kaum perempuan untuk mengepakkan sayapnya di samua bidang tanpa adanya embel-embel jenis kelamin. Begitupun dengan Megawati, meskipun PDIP mengalami pasang surut, beliau tetap survive mewujudkan visi misi yang dibangun partai ini. Megawati sudah dua kali gagal menjadi presiden dalam pemilihan umum tahun 2005, 2009 dan  pada pemilu 2014 nanti beberapa lembaga survey menyatakan PDIP akan mengusung Megawati kembali menjadi Calon Presiden 2014, prosentase yang dimunculkanpun lebih tinggi disbanding calon lainnya. Ini berarti sosok Mega sebagai woman power masih tetap melekat pada dirinya, bagaimana ia tetap mempertahannkan kekuasaanya di internal Partai PDIP dan masih berobsesi menjadi perempuan nomer satu di Indonesia.