Wednesday 25 November 2015

Tokoh Siapakah Aku?? *Riani


Riani Dalam Novel 5cm

Banyak cerita di dalam novel ketika kita membaca tokoh, kejadian, alur cerita mempunyai kesamaan bahkan persis dengan apa yang kita alami. Dari sekian banyak novel yang aku baca, tokoh yang benar-benar mewakili dan sama dengan aku adalah karakter Riani dala novel 5cm. Saat membaca novel ini aku tertarik membaca karena judulnya yang hanya 3 huruf, mengelitik naluriku untuk membacanya.
Lembar demi lembar aku baca novel tersebut, aku menemukan tokoh yang bernama Riani. Sebelumnya, aku akan sedikit menceritakan alur cerita dalam novel tersbeut. Novel 5cm mengisahkan tentang persahabatan, cinta dan perjuangan anata lima sahabat Genta, Jafran, Riani, Arial dan Ian. Persahabatan yang terjalin cukup lama membuat lima sahabat ini sering bertemu, hampir setiap hari mereka bertemu dan ngobrol bersama. Sampai akhirnya, mereka sepakat tidak bertemu beberapa bulan, dan membuat suatu rencana pendakian ke Gunung Mahameru.
Dari kelima tokoh ini mempunyai karakter yang berbeda-beda, termasuk juga Riani. Riani adalah satu-satunya perempuan di sini. Perempuan yang cantik, cerdas, seorang aktivis kampus dan mempunyai cita-cita bekerja di stasiun televisi.
Saat membaca novel ini, aku merasa sosok Riani representative diriku. Maklum saja dikehidupanku, aku mempunyai sahabat yang kami namai The Rangers. Persahabatan ini kami bangun sejak duduk dibangku SMA. Setiap hari pun kami bertemu, tali persahabatn itu pun semakin kental ketika kami lulus dari SMA, meskipun berpish setiap hari usai kuliah dan bekerja kami pun selalu berkumpul.
Membaca sosok Riani yang seorang aktifis dan pengiat Gender, saya pun demikian. Saya merupakan seorang aktivis kampus yang mewadai pergerakan mahasiswa khususnya kaderisasi perempuan. Masuk dalam alur cerita Riani dan keempat sahabatnya semakin lama semakin sosok Riani adalah aku, aku yang ada di dalam Novel 5cm.
Novel persahabatan ini tidak lepas dari unsur percintaan. Percintaan diantara sahabat Riani dengan Jafran, riani dengan Genta. Namanya sahabat, bagaimanapun saling suka sulit sekali untuk mengungkapkan. Begitu pula dengan persahabatan aku. Diantara keempat sahabat aku, ada yang memiliki perasaan, seperti yanga ada di novel, sahabat adalah sahabat, sampai saat ini pun aku dan sahabatku ini tidak pernah mempunyai komitmen lebih selain tali persahabatan.Kisah percintaan di dalam novel ini pun menyiratkan kehidupanku dengan teman-temanku.

Sosok Riani adalah sosok yang mengagumkan buat aku. Meskipun sepenuhnya karakter yang di dalam novel bukan seperti aku, tapi tokoh Riani membuatku kagum, apalagi saat novel 5cm ini di filmkan, dan Raline Shah ditunjuk sebagain pemeran Riani, menambah kekagumanku pada tokoh Riani.
(5cm vs The Rangers)


*Tulisan ini dibuat untuk Gramedia Blogger Competition Bulan November 2015 @gramedia @gramediabooks*

Wednesday 11 November 2015

Lulu Zakiyah, Berjuang Melawan Kanker Tulang

Ketika saya diminta untuk liputan di Rumah Sakit, Khususnya di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) bagiku sangat berat. Kenapa demikian? selain aku sendiri pobia dengan darah, baru lihat darah apalagi banyak kepala langsung pusing dan rasanya pingin pingsan. Selain itu, rumah sakit bukanlah tempat yang membahagiakan, tempat yang menyenangkan. Sejak dulu aku menghindari liputan di RS, tapi apalah saya, tugas dari Pimred harus diselesaikan.
Beberapa kali datang untuk liputan RSCM, aku selalu mendatangi Ruang Bedah Anak. Satu kali datang ke sana, aku harus dapatkan minimal 3-4 narasumber untuk dijadikan berita di Rubrik Kisah Sejati. Disana wartawan dilarang masuk. Saat saya liputan saya tidak pernah membawa identitas saya, ketika saya ditanya oleh petugas RS, saya bilang ingin menjenguk saudara. 
Kenapa mengambil Ruang Bedah Anak? karena di sana banyak masyarakat yang sedang berjuang untuk hidup untuk kesembuhan anak-anaknya.
Mereka diberikan cobaan dari Tuhan dengan datangnya penyakit dalam diri anak-anak mereka. Dar penyakit kanker tulang, tumor, hydrocephalus, Atresiani, dan banyak lagi. Liputan seperti ini pun terkadang membuat saya sedih, sepulangnya, saya selalu banyak bersyukur dengan keadaan saya yang sekarang.
Waktu itu, disela-sela akhir tugas saya sebagai seorang wartawan, ada kisah yang begitu memberikan inspirasi bagi saya. Bertemu dengan pasien ini membuat saya sadar bahwa apapun yang terjadi pada diri kita kita harus selalu mensyukurinya, jangan mengeluh apalagi menyerah. Saya belajar dari perjuangan adik Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun. Ia berjuang melawan kanker tulang yang diidapnya. Berikut ini hasil liputannya yang juga sudah terbit di Tabloid NURANi.

Berjuang Hidup Dari
Penyakit Kanker Tulang

Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun harus berjuang melawan kanker tulang yang ada pada dirinya. Kemoterapi dan serangkaian operasi sedang ia jalani. Ia berharap kesembuhan datang padanya.
Sebuah ruangan bertuliskan Ruang Observasi terlihat Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun sedang asyik menikmati makan siangnya. Duduk diatas ranjang dengan kaki dibalut perban dari paha hingga mata kaki. Tangan yang terlilit pipa infus dan kepalanya yang plontos (gundul.red) terlihat sangat jelas bahwa gadis ini sudah tidak lagi memiliki mahkota yang melindungi kepalanya.
Lulu Zakiyah Asri, atau akrab yang disapa Lulu ini sedang menjalani perawatan di RUang Rawat Inap Bedah Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Siang itu ia baru saja menjalani operasi pembersihan kanker tulang di bagian kakinya.
Dalam keadaan sakit, gadis 12 tahun masih tampak ceria, saya temui, ia menyambut dengan tawa dan senyum, tak ajrang ia pun terkadang melontarkan candaaan candaan yang membuat orang disekitarnya tertawa, meskipun sekujur tubuhnya pastilah merasakan sakit yang cukup berat.
(Saat aku meminta fotonya, Lulu dengan senang hati berpose)

Thursday 15 October 2015

Setahun Kepergian Sahabat Fita

Setahun Kepergianmu
Sahabat Kami,
Rasa sedih dan tidak percaya masih terus tergiang difikran kami saat mengingatmu sahabat kami, Fita Delyana Mafika. Kepergianmu setahun lalu yang begitu mendadak benar-benar membuatku terus merasa tidak percaya bahwa kamu telah tiada.
Aku ingat betul kejadian setahun lalu. Saat aku disibukkan dengan deadline berita di kantor, Pukul 14.30 Elva menelponku. Dengan suara panik menyebut namamu, disitu aku benar-benar panik, kenapa dengan Fita?. Elva pun menjelaskan bahwa Fita mengalami kecelakaan, dan kabarnya meninggal di tempat. Tidak ada yang bisa aku katakan, aku hanya diam, shock, tidak percaya. Elva pun bilang, masih menunggu kabar dari Brutus sahabat kami dan Suami Fita yang ada di Gersik.
Pikiran sudah kacau, nulis berita gak bisa nunggu kabar dari Elva pun terlalu lama, akhirnya aku mencari berita di internet mengenai kecelakaan beruntun yang terjadi di Gersik. Dari hasil googling ulasan tersebut ternyata sangat banyak,dan banyak yang memposting. Aku pun mengklik satu berita, pikiran makin kacau, bingung, dan air mata ini pun menetes saat melihat namamu di daftar korban meninggal kecelakaan beruntun di Gersik. Dalam hatiku berkata "Apakah berita ini benar?" itu saja.
Aku pun menelpon Yani, ternyata kondisi Fita benar demikian, saat itu keluarga sedang menunggu jenazah Fita dipulangkan. Berada di rantau dan kewajiban kerja belum juga kelar, membuatku tertahan dan tidak langsung datang ke kerumahmu, dan melihat wajahmu terakhir kalinya. Beberapa hari kemudian aku dan sahabat lain datang ke Gersik, menjengguk pusaramau, mendoakannmu. Biasanya kami datang kesana dengan suka cita, tidak saat itu Fit. Lagi-lagi aku merasa tidak percaya bahwa Fita telah tiada.

Sunday 27 September 2015

Archi Fitra Wirija, Founder Quran Indonesia Project

Mengajak Generasi Muda
Gemar Membaca Alquran
 
Berawal dari kebutuhan Archi Fitra Wirija akan mudahnya membaca alquran serta memahami terjamah dengan bahasa sendiri. Archi besama kelompok anak muda dan musisi tanah air mengagas satu project yang bernama Quran Indonesia Project (QIP). Diharapkan project ini bisa menjebatani generasi muslim untuk cinta agamanya, khususnya Alquran.
 

Archi Fitrah Wirija adalah inisiator Quran Indonesia Project. Quran Indonesia Project adalah sebuah gagasan dan dituangkan dalam bentuk alquran digital yang bermaksud untuk memudahkan masyarakat muslim dalam belajar Alquran. Quran Indonesia Project ini berisi rekaman audio berisi bacaan ayat yang ada dalam Alquran lengkap dengan terjemahan bahasa Indonesia dan Inggrisnya. Kita mengandeng para publik figur muda muslim untuk mengaji dan kemudian menerjemahkannya kedalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Archi sapaan akrab Archi Fitrah Wirija sendiri mengungkapkan, latar belakang tercetusnya gagasan QIP adalah berawal dari kebutuhannya sendiri dalam mempelajari alquran. Ia menyakini bahwa Alquran adalah pedoman hidup yang harus dipelajari oleh setiap muslim. Mobilitas yang tinggi terkadang membuat dirinya kesulitan membaca dan belajar alquran. Ia hanya bisa membaca alquran usai salat subuh atau ketika malam hari. Waktu lebih banyak ia habiskan di luar. "Ide ini muncul setahun lalu setelah lebaran. Saya terus memikirkan, gimana caranya agar saya lebih muda belajar alquran, dimanapun dan kapanpun bisa saya pejarai, dan ketika melakukannya tidak berat," jelas Archi usai peluncuran Quran Indonesia Project, di D Gallerie, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Sejak kecil laki-laki 26 tahun ini tumbuh dan besar sebagai seorang seniman. Selama ini, hidupnya digunakan untuk membuat karya bersama rekan-rekan sejawatnya. Saat ini ia masih berkarir di dunia musik. Ia pun pernah menjadi keybordis penyanyi terkenal tanah air seperti Afgan dan Raisa. "Saya sebenarnya seorang musisi. Saya pernah menjadi keybordisnya Afgan, Raisa, saya juga pernah bikin lagu, dan bikin album sendiri tapi belum kesampian," ungkapnya.
Meskipun tidak ada basic agama dalam pendidikan dan kehidupannya, Archi mampu mencetuskan ide yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat khususnya generasi muda muslim lebih cinta dan mau mempelajari alquran. "Saya sama sekali tidak ada basic pesantren, ide ini emang sedikit ke arah syiar agama, tapi saya sama sekali tidak memiliki basic pesantren, atau sekolah agama apapun. Dan menurut saya Islam punya semua, semua orang punya ide untuk lebih dekat dengan Tuhannya atau belajar agama lebih," tegasnya.



Dewi Prastiwi, Remaja Pembuat Aplikasi Belajar Tajwid

Kisah inspiratif kali ini tidak jauh-jauh dari lingkungan saya. Dia adalah adik sahabat aku, Sa'adah. Dulu, dia pernah meminta saya untuk mengisi kuisioner untuk tugas akhirnya. Eh setahun tidak bertemu, ternyata dia menghasilkan karya yang luar biasa. Dewi Prastiwi, perempuan yang alim, pintar dan pendiam ini menciptkan karya yang luar biasa di tugas akhirnya. Berikut kisahnya.


Mudah Mempelajari Alquran

Dengan Aplikasi Tajwid



Tidak ingin skripsinya hanya berakhir di perpustakaan kampus. Dewi Pertiwi, 22 tahun, berupaya membuat tugas akhir yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Ia pun membuat multimedia interaktif pembelajarn ilmu tajwid yang bisa digunakan umat muslim agarlebih mudah mempelajari alquran.

Setahun lalu perempuan berhijab kelahiran 6 Maret 1992 ini berupaya keras untuk menyelesaikan tugas akhir stara satunya. Dewi sapaan akrab Dewi Pratiwi tidak ingin ilmu dan tugas akhirnya hanya sebatas tugas akhir yang berakhir di dalam perpustakaan yang tidak bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Berawal dari sinilah ide untuk membuat aplikasi pembelajarn ilmu tajwid tercetus. "Banyak teman selama ini mengerjakan tugas akhir tapi hanya berakhir di perpustakaan. Tugas selesai. Kita berusaha keras untuk ngerjain jika ujung-ujungnya di perpustakaan. Teman-temanku aplikasinya bagus-bagus tapi banyak yang gak dipakai. aku nyari bagian apa yang bisa dipakai orang terus menerus dan dipelajari orang secara terus menerus gak hanya sekarang aja tapi nanti, akirnya setelah cari tahu memperhatiin, baca alquran adalah kebutuhan kita," ungkapnya.

Friday 12 June 2015

Kisah Sopir Taksi Jujur

Kisah inspiratif kali ini datang dari sosok laki-laki 54 tahun bernama Suharto. Namanya mulai dikenal oleh masyarakat luas karena ia menemukan uang jutaan dolar di dalam taksinya. Saya pun sebagai seorang pemburu berita, langsung mendatangi rumahnya untuk wawancara secara ekslusif.
Meskipun untuk sampai ke rumah Pak Suharto yang berada di Ciganjur harus nyasar dulu. Alhamdulilah liputan kali ini tidak sia-sia. Keramahan Pak Suharto ternyata membuat lelah di jalan saya hilang. Proses wawancara pun berjalan dengan lancar. Saya berasama dua rekan saya Amrik wartawan Dream.co.id dan Uwi Wartawan Tabloid Nyata mengorek kisah kehidupan Pak Suharto. Berikut ceritanya.
 

"Kunci hidup saya ada tiga. Pertama, Puasa Senin Kamis. Kedua, Salat Dhuha, dan ketiga adalah Jujur," kata Suharto

Kisah inspiratif ini datang dari seorang sopir taksi bernama Suharto, 54 tahun. Dua kali menemukan barang ketinggalan (barket) di dalam taksi yang berisi uang jutaan dolar ia tidak pernah mengambilnya sekalipun. Kejujuran Suharto bisa menjadi teladan bagi kita semua.

Hampir 25 tahun Soeharto berprofesi sebagai seorang sopir taksi. Selama itu pula kejujuran selalu ia kedepankan dalam bekerja. Untuk kedua kalinya, Suharto menemukan barang yang berada di taksinya. Barang tertinggal tersebut bernilai jutaan rupiah. Kendati barang itu bukan miliknya, ia pun selalu mengembalikan barang yang memang bukan miliknya tersebut.

Wednesday 10 June 2015

Tri Mumpuni, Perempuan Pejuang Listrik

Tri Mumpuni, Direktur Isntitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka)


Perempuan Pejuang
Listrik


Bagi Tri Mumpuni bekerja dengan orang miskin dan membawa listrik sama dengan passion. Semua orang mempunyai lifetime.Cara inilah yang Tri Mumpuni Tempuh. Membangun desa dan mengajak masyarakat desa untuk bekerja memajukan sumber daya.


Perjuangan Tri Mumpuni untuk menerangi desa terpencil di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sejak tahun 1997 sampai sekrang hampir 82 Desa yang sudah ia bina dan berdayakan bersama sang suami, Iskandar Budisaroso Kuntoadji.


Membangun Desa
Berawal dari keprihatinan Tri Mumpuni dan suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji akan kondisi masyarakat desa terpencil yang hidup gelap gulita tanpa ada penerangan cahaya dan listri yang masuk di desanya. Tri dan suami membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
"Saya dan suami suka jalan-jalan dan berkeliling desa. Desa mempuntyai sumberdaya melimpat, tapi kenapa tidak ada kabel distribusi listrinya, darisanalah saya membuat penelitian dan mengumpulkan data tentang desa-desa tersebut," jelas Tri Mumpuni kepada NURANi saat ditemui usai mengisi acara Talkshow Milad BNI Syariah, Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Perempuan kelahiran 6 Agustus 1964 ini pun pertama kali membangun pada tahun 1997. Bersama dengan rekan IBEKA, Tri berhasil menerangi Dusun Palanggaran dan Cicemet, Enklave di Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat. Dari tahun 1997 hingga 2015, desa yang sudah mendapat penerangan dari program PLTMH mencapai 82 desa.
Menurut alumnus fakutas pErtanian Institut pErtanian Bandung ini, dari awal kali ia mulai membangun dan membawa listrik di desa terpencil tidaklah mudah. Ia pun menceritakan, ia dan suami sempat diculik saat berada di Aceh karena bersitegang dengan pihak setempat. Selain itu ia juga harus mendidik tentang cara perawatan sehingga pasokan listrik tersebut bisa bertahan lama."Tahun 2008 saya diculik dibawa ke hutan. Kita dikira punya banyak uang karena mau membangun listrik, padahal mereka salah, Dan niat baik pasti Allah memberikan jalan. Akhirnya kami bisa menerangi desa tersebut," kenangnya.
Bagi Tri, menyinari desa terpencil dengan cahaya listrik dan membangun desa terpencil dengan memberikan memanfaatkan sumber daya alam dengan tangannya sendiri adalah sebuah komitmen dalam hidupnya."Hidup harus bermanfaat kepada orang lain. Berbuat baik terus insyallah selalu ada jalannya," kata ibu dua anak ini.




Pujian Dari Obama
Tidak banyak perempuan Indonesia yang berjuang untuk masyarakat Desa, bahkan sampai dikenal di dunia Internasional. Pada tahun 2010, Tri mendapat kesempatan untuk berkunjung dan menghadiri undangan dari Presiden Obama, di Istana Keprisedanan Amerika.
"Aku tidak tahu, waktu itu Obama punya program PResidential Summit on Entrepreneurship,dia panggil anak-anak muda yang ada di negara-negara yang berkontribusi pada perkembangan negara. Waktu itu diseleksi. Dipilih pengusaha-pengusaha yang seperti Pak Sampoerna Ananda Siregar," jelasnya.
Lebih lanjut, Tri menjelaskan, pada bulan Maret 2010, Obama yang akan datang ke Jakarta, ternyata tidak jadi, hanya duta besarnya saja, kemudian memangil pengusaha tersebut termasuk saya. Saya ditanya tentang pembangunan ekonomi di Indonesia. "Saya ditanya oleh asisten Obama, tentang bagaimana membangun kerjasama yang baik, saya bilang, pembangunan ekonomi sumberdaya tidak akan  perkembang jika tidak melibatkan masyarakat, dikemudian hari saya di mendapat undangan, dan semua tiket, hotel gratis dari sana." paparnya.
Tri mumpuni menjadi pembicara dnegan menteri perdagangan AS dalam diskusi panel, disaat itulah Obama memberikan teguran dan pujian langsung dari Obama. "Waktu diskusi panel banyak yang bertanya ini itu, closing statement yang saya berikan adalah Saya bilang yang bener bangun rakyatnya, membangun yang lain gampang. Sorenya saat makan bersama seperti uda akrab, loncat dari panggung obama bilang, hay apa kabar? dari Jakarta ya, Obama. Disana saya benar-benar shock, Obama menegur saya langsung dengan bahasa Indonesia," imbuhnya.
Dari sana nama Tri mumpuni pun banyak dikenal dunia Internasional. Ia pun sering menjadi pembicara tentang ekonomi kerakyatan di beberapa negara.




Program Rindu Adzan
Langkah dari wanita  yang banyak menerima penghargaan termasuk penghargaan Climate Hero dari Word Wildlife Fund For Nature tahun 2005 terus berlanjut. Sperti halnya di bulan Ramadan sekarang. Di Bulan Ramadan ini, Tri menghadirkan program spesial amal spesial yaitu Program Rindu Adzan. Program ini merupakan program penggalangan dana untuk memasok listrik di daerah-daerah terpencil yang masjidnya tidak bisa mengumandangkan suara adzan.
Latar belakang program ini, Tri menjelaskan, bahwa saat ia berkunjung ke Muara Enim, Sumatera Utara ada seorang wanita yang menangis. Ibu tersebut meminta Tri agar bisa memasok listri di daerahnya agar bisa mendengarkan suara adzan.
"saya sedih mendengar ibu tersbeut bercerita, apalagi sekrang bulan Ramadan, suara adzan sangat dirindukan oleh dia. Ternyta dia seorang transmigran asal Yogjakarta. Kalau di sini, orang taking (listrik) for grandted," jelas Tri.

Dari sanalah, Tri pun mulai mengumpulkan beberapa teman untuk mengalang dana demi terpasoknya listrik di daerah tersebut. Tri berharap di Bulan Ramadan ini masyarakat mau berbagi dan menyumbang sebagaian hartanya kepada mereka yang rindu akan suara adzan. "siapa saja yang mau berbagi slahkan menghubungi saya melalui twitter saya @trimumpuni," tegasnya.

Tri Mumpuni, Perempuan Pejuang Listrik

Tri Mumpuni, Direktur Isntitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka)


Perempuan Pejuang
Listrik


Bagi Tri Mumpuni bekerja dengan orang miskin dan membawa listrik sama dengan passion. Semua orang mempunyai lifetime.Cara inilah yang Tri Mumpuni Tempuh. Membangun desa dan mengajak masyarakat desa untuk bekerja memajukan sumber daya.


Perjuangan Tri Mumpuni untuk menerangi desa terpencil di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sejak tahun 1997 sampai sekrang hampir 82 Desa yang sudah ia bina dan berdayakan bersama sang suami, Iskandar Budisaroso Kuntoadji.


Membangun Desa
Berawal dari keprihatinan Tri Mumpuni dan suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji akan kondisi masyarakat desa terpencil yang hidup gelap gulita tanpa ada penerangan cahaya dan listri yang masuk di desanya. Tri dan suami membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
"Saya dan suami suka jalan-jalan dan berkeliling desa. Desa mempuntyai sumberdaya melimpat, tapi kenapa tidak ada kabel distribusi listrinya, darisanalah saya membuat penelitian dan mengumpulkan data tentang desa-desa tersebut," jelas Tri Mumpuni kepada NURANi saat ditemui usai mengisi acara Talkshow Milad BNI Syariah, Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Perempuan kelahiran 6 Agustus 1964 ini pun pertama kali membangun pada tahun 1997. Bersama dengan rekan IBEKA, Tri berhasil menerangi Dusun Palanggaran dan Cicemet, Enklave di Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat. Dari tahun 1997 hingga 2015, desa yang sudah mendapat penerangan dari program PLTMH mencapai 82 desa.
Menurut alumnus fakutas pErtanian Institut pErtanian Bandung ini, dari awal kali ia mulai membangun dan membawa listrik di desa terpencil tidaklah mudah. Ia pun menceritakan, ia dan suami sempat diculik saat berada di Aceh karena bersitegang dengan pihak setempat. Selain itu ia juga harus mendidik tentang cara perawatan sehingga pasokan listrik tersebut bisa bertahan lama."Tahun 2008 saya diculik dibawa ke hutan. Kita dikira punya banyak uang karena mau membangun listrik, padahal mereka salah, Dan niat baik pasti Allah memberikan jalan. Akhirnya kami bisa menerangi desa tersebut," kenangnya.
Bagi Tri, menyinari desa terpencil dengan cahaya listrik dan membangun desa terpencil dengan memberikan memanfaatkan sumber daya alam dengan tangannya sendiri adalah sebuah komitmen dalam hidupnya."Hidup harus bermanfaat kepada orang lain. Berbuat baik terus insyallah selalu ada jalannya," kata ibu dua anak ini.




Pujian Dari Obama
Tidak banyak perempuan Indonesia yang berjuang untuk masyarakat Desa, bahkan sampai dikenal di dunia Internasional. Pada tahun 2010, Tri mendapat kesempatan untuk berkunjung dan menghadiri undangan dari Presiden Obama, di Istana Keprisedanan Amerika.
"Aku tidak tahu, waktu itu Obama punya program PResidential Summit on Entrepreneurship,dia panggil anak-anak muda yang ada di negara-negara yang berkontribusi pada perkembangan negara. Waktu itu diseleksi. Dipilih pengusaha-pengusaha yang seperti Pak Sampoerna Ananda Siregar," jelasnya.
Lebih lanjut, Tri menjelaskan, pada bulan Maret 2010, Obama yang akan datang ke Jakarta, ternyata tidak jadi, hanya duta besarnya saja, kemudian memangil pengusaha tersebut termasuk saya. Saya ditanya tentang pembangunan ekonomi di Indonesia. "Saya ditanya oleh asisten Obama, tentang bagaimana membangun kerjasama yang baik, saya bilang, pembangunan ekonomi sumberdaya tidak akan  perkembang jika tidak melibatkan masyarakat, dikemudian hari saya di mendapat undangan, dan semua tiket, hotel gratis dari sana." paparnya.
Tri mumpuni menjadi pembicara dnegan menteri perdagangan AS dalam diskusi panel, disaat itulah Obama memberikan teguran dan pujian langsung dari Obama. "Waktu diskusi panel banyak yang bertanya ini itu, closing statement yang saya berikan adalah Saya bilang yang bener bangun rakyatnya, membangun yang lain gampang. Sorenya saat makan bersama seperti uda akrab, loncat dari panggung obama bilang, hay apa kabar? dari Jakarta ya, Obama. Disana saya benar-benar shock, Obama menegur saya langsung dengan bahasa Indonesia," imbuhnya.
Dari sana nama Tri mumpuni pun banyak dikenal dunia Internasional. Ia pun sering menjadi pembicara tentang ekonomi kerakyatan di beberapa negara.




Program Rindu Adzan
Langkah dari wanita  yang banyak menerima penghargaan termasuk penghargaan Climate Hero dari Word Wildlife Fund For Nature tahun 2005 terus berlanjut. Sperti halnya di bulan Ramadan sekarang. Di Bulan Ramadan ini, Tri menghadirkan program spesial amal spesial yaitu Program Rindu Adzan. Program ini merupakan program penggalangan dana untuk memasok listrik di daerah-daerah terpencil yang masjidnya tidak bisa mengumandangkan suara adzan.
Latar belakang program ini, Tri menjelaskan, bahwa saat ia berkunjung ke Muara Enim, Sumatera Utara ada seorang wanita yang menangis. Ibu tersebut meminta Tri agar bisa memasok listri di daerahnya agar bisa mendengarkan suara adzan.
"saya sedih mendengar ibu tersbeut bercerita, apalagi sekrang bulan Ramadan, suara adzan sangat dirindukan oleh dia. Ternyta dia seorang transmigran asal Yogjakarta. Kalau di sini, orang taking (listrik) for grandted," jelas Tri.

Dari sanalah, Tri pun mulai mengumpulkan beberapa teman untuk mengalang dana demi terpasoknya listrik di daerah tersebut. Tri berharap di Bulan Ramadan ini masyarakat mau berbagi dan menyumbang sebagaian hartanya kepada mereka yang rindu akan suara adzan. "siapa saja yang mau berbagi slahkan menghubungi saya melalui twitter saya @trimumpuni," tegasnya.

Friday 22 May 2015

Sosok Lisa Namuri




Lisa Namuri


Beberapa waktu lalu, saya pun berkesempatan untuk wawancara Lisa Namuri, seorang instruktur senam yoga dan pilates. Saya pun datang ke rumahnya, di Jalan H. Sa'aba Komplek KPAD. Lisa orangnya sangat ramah kepada wartawannya, maklum saja dulunya dia juga pernah menjadi seorang reporter di salah satu stasiun televisi swasta, sebelum dirinya dikenal dengan seorang ini instrukturr yoga yang energik dan gayanya dengan jilbab yang khas.  Liputan kali ini saya hanya seputar gerakan yoga untuk mengencangkan perut. Tapi tulisan kali ini tidak seputar yoga, tapi tentang hijab story Lisa Namuri. Semoga kisahnya menginspirasi perempuan-perempuan muslimah yang membacanya. Amin.

Hijab Tak Menghalangiku
Bergerak


Sebagai seorang yang concern di bidang physical improvement, hijab tak menghalangi Lisa Namuri dalam berkarir. MEskipun di awal ia mengalami kesulitan berkarir karena berhijab. Sekarang ia membuktikan, bahwa berhijab tidak menghalangi seorang perempuan beraktivitas dan berkarir.

Ditemui di rumahnya, Lisa menceritakan bahwa Sejak kecil, ia sudah menyukai kegiatan yang berbau olahraga dan kegiatan yang menggunakan fisik. Sampai duduk di bangku SMA, ia pun menjadi salah satu atlet softball di sekolahnya. "Aku dari dulu udah suka banget yang namanya aktivitas fisik, olahraga seperti basket, lari, sampai aku pernah jadi atlet sofball waktu SMA," jelasnya.

Passion ibu dua anak ini dalam bidang physical improvement pada manusia terus meningkat. Keinginan terbesarnya adalah dapat berbagi pengetahuan agar setiap orang bisa memaksimalkan kualitas hidupnya dengan mengembangkan kemampuan tubuh serta merasa nyaman pada dirinya, karena itu usai lulus SMA, dan saat duduk dibangku kuliah dan lulus, ia terus mengasah bakatnya dibidang olahraga senam, seperti mengikuti pendidikan di Fitness Institute Australia tahun 2003."Saya senang membantu seseorang yang ingin meringankan, menyehatkan tubuhnya. terutama di bidang Physical activity," ujarnya.

Bagi perempuan kelahiran 26 Juli 1980 ini, bergerak dan bergerak adalah kenyaman dan aktivitasnya sehari-hari. Lisa yang sedari kecil suka dengan kegiatan fisik seperti memanjat pohon, berlari dan kegiatan yang membutuhkan fisik lainnya. ini merupakan passion yang ada dalam dirinya, "Sejak dulu aktivitas fisik ini membantu saya berkonsentrasi saat di sekolah. Namun jika saya dikatakan tomboy tidak juga, saya pun tetap bermain boneka," katanya.

Gaya Lisa Namuri Saat Melakukan Senam/Yoga

Thursday 9 April 2015

Kisah Muallaf

Kam Long Kim (Abdullah), Mantan Pemeluk Tionghoa

Hati Bergetar Saat Membaca Yasin
Kuputuskan Masuk Islam

Setelah berpindah-pindah agama ternyata Islam agama yang paling mengetarkan jiwa dan raga Kam Long Kim atau yang saat ini bernama Abdullah. Laki-laki asli warga Tionghoa ini pun akhirnya memutuskan masuk Islam usai membaca surat yasin tahun 2001 lalu. Berikut kisahnya.

Pembaca yang dirahmati oleh Allah, perkenalkan namaku Abdullah, sebelum masuk Islam aku akrab disapa dengan Kim Long Kim. Aku keturunan Tionghoa. Nama itu terus tersemat dalam diriku ketika ibuku masih ada. Ketika mamaku meninggal,pada saat itu bukan Islam yang aku pilih sebagai pondasi agamaku, saat itu aku ingin memperdalam agama Budha. Namun, seirning perjalananku memperdalam Agama Budha ada, ada peristiwa yang unik yang aku alamai. Dan hal itu membawaku untuk memilih Islam sebagai agamaku.

Sebelum masuk Islam, banyak agama yang aku pelajari, mulai agama budha, kristen, semua aku ikuti. Tapi sejak mengenal Islam akupun tak pernag berpaling lagi. Saat itu, aku berkunjung ke rumah temangku yang muslim. Di sana aku temukan buku Tahlilan yang berisi surat yasin dan aku baca arti kadnungan dari surat tersebut. saat itu memang aku tidak tahu apa-apa, hanya sebuah keinginan untuk membaca aku buka buku itu, aku pun masih ingat dulu sewaktu SD aku pun sempat mempelajari agama Islam dari teman-temanku.

Foto: Bapak Abdullah

Panggilan Islam
Saat membaca buku yasin tersebut tiba-tiba hati aku pun bergetar beda ketika dulu aku mempelajari kitab yang sebelumnya. Subhanallah aku benar merasa terharu akan arti dan kandungan dari setiap ayatnya. Aku bertanya dalam hati aku sendiri, apakah agama ini yang akhirnya akan aku anut? agama yang kitabnya dapat membuat hati aku bergetar dan air mata yang keluar membasahi wajahku. Tahun 2001, tahun dimana aku benar-benar menjatuhkan pilihan aku dalam menganut agama.
Akhirnya dengan keyakinan yang sangat mantab aku memutuskan ingin masuk agama Islam, agama yang bener-bener pantas untuk aku yakini. Sedikit-sedikit aku pun telah mencari  dan mempelajari islam dari teman-teman aku. Tekat dan semangat untuk memeluk islam itu benar-benar sangat hebat sekali.
Memang semua nya sangat tidak mudah untukku memeluk keyakinan menjadi seorang muslim. Pertentangan dari keluarga pun terjadi. Memang bukanlah sebuah pertentangan yang sangat hebat hanya melainkan larangan saja. Sampai salah satu saudara berkata kepadauk "Diantara kami bersepuluh tidak ada yang masuk islam kecuali kamu" katanya. Aku memang sepuluh bersaudara ya hanya akulah yang memeluk islam mereka semua kebanyakan masih agama asli orang tua aku yaitu Budha. Itu semua tidak membuat tekat dan semangatku patah dalam memeluk agama Islam.
sebagai seorang yang baru mengerti Islam, aku pun tidak mengerti Al-Quran, tetapi aku berfikir aku harus bisa mencari orang yang dapat mengajarkan aku mengaji. Aku pun pergi kerumah pak RT untuk bertanya siapakah orang yang bisa mengajarkan aku mengaji karena aku ingin menjadi seorang mualaf.
Akhirya pak RT mengantarkan aku kerumah pak Haji Mukhsin. Di sana aku mendapatkan keluarga baru. Pak Mukhsin pun mengangkat aku menjadi anaknya. Aku pun disunat dan dibuatkan ktp dengan identitas agama aku Islam. Setiap ada pengajian pak mukhsin mengajak aku. Sisana lah aku diberikan banyak ilmu, bertemu dan berkumpul dipengajian bersama para Ustad mereka pun menasehati aku untuk membeli buku tentang agama Islam.
Seorang ustad bernama Sanusi, dialah orang yang selalu memberikan aku buku-buku islam tanpa mau dibayar, dan saudara sesama muslim juga ikut merangkul aku sehingga aku menjadi tambah semangat dan yakin dengan masuk agama Islam, walaupun saat itu aku sudah berkeluarga dan istri aku adalah orang Budha tetapi dia pun belum tah kalau aku memeluk agama Islam . Akhirnya istri aku pun tahu aku memeluk agama Islam dan aku mencoba membujuknya untuk menjadi Mualaf. Namun, dia pun tetap pada pendiriannya akhirnya kami pun pisah dan keempat anak aku ikut bersama istri.

Berkah Memeluk Islam
Setelah sabar, ikhlas dan istiqomah aku dalam mempelajari Islam. Akhirnya Allah memberikan aku berkah akan keputusan aku ini. Alhamdulillah bener-bener dengan kuasanya keluarga aku yang tadinya sempat melarang untuk masuk islam sekarang hubungan kami menjadi tambah baik. Tadinya bapak aku selalu bertentangan dengan aku tetapi sekarang jika ada masalah dan bapak membutukan solusi beliau selalu memanggilku, membutuhkanku untuk menjadi penasihat beliau.
Tapi berbeda dibandingkan adik yang lainnya. Aku merasakan nikmat yang luar biasa setelah menjadi seorang mualaf, nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat islam.
Tidak begitu lama setelah aku berpisah dengan sitriku, Aku menikah lagi dengan wanita muslim yang sangat saleha dari pernikahan ini aku mendapatkan 2 anak, aku benar-benar banyak bersyukur, Allah maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku yakin Allah enggak akan pernah tidur dia selalu melihat umatnya. Alhamdulillah ibadah aku kepada Allah semakin lancar. Lima waktu selalu jalan, ikut pengajian mingguan, puasa ramadhan, aku puasa. Insya Allah aku bisa menjadi mualaf yang selalu menjalankan perintahnya menjauhi larangannya.

Kabar mengejutkan lagi yang membuat aku banyak bersyukur kepada Allah, Akhir-akhir ini anak keduaku dari pernikahan sebelumnya telah masuk Islam karena mengikuti agama sang suami semoga dia juga bisa menjadi mualaf yang baik. Cita-cita aku aku ingin pergi ke Tanah Suci bersama keluarga aku. Ingin mencium ka’bah. Semoga Allah bisa memanggil aku untuk pergi kesana menuntaskan rukun Islam yang ke 5 . Harapan aku semoga teman-teman aku yang mualaf mari kita sama-sama untuk menjadi mualaf yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya serta kita meninggal nanti dalam keadaan yang sangat Islam. Tenang saja Allah tidak akan membuat hambanya menderita. Biar saja mereka melihat kita miskin harta yang penting dimata Allah kita enggak miskin amal ibadah. Perdalam ilmu agama kita Insyaallah kita selalu berada dijalannya. (Tulisan ini dimuat di Tabloid NURANi)

Thursday 26 March 2015

Profile Dirut Eksekutif Pertamina Foundation

Nina Nurlina Pramono


Sekolahkan Anak Tidak Mampu dan Kembangkan Potensi Pemuda Maritim

Karir Nina Nurlina Pramono sebagai Dirut Eksekutif Pertamina Foundation tidak begitu saja ia dapat. Memulai segala sesuatu dari bawah. Puncak dari kesuksesannya ini, ia bersama sang suami Hardy Pramono,ia gunakan untuk mendirikan sebuah yayasan peduli anak tidak mampu agar bisa memperoleh pendidikan.

Sebelum menjadi Dirut, alumnus Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada ini memaparkan, bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya bukanlah sebuah kesengajaan dan begitu saja ia raih. Wanita ini mengawali karirnya sebagai karyawati di Industri Pesawat Terbang Nurtanio Bandung yang saat ini menjad di PT Dirgantara Indonesia.
Setelah menjadi karyawati di PT DI, tahun 1984 ia pindah ke Balik Papan untuk mengikuti suaminya. Di sana karirnya mulai diintis. Sejak tahun 1985 NIna mulai bekerja di PT Pertamina sebagai editor keuangan. "Hampir 21 tahun saya dibagian editor, karena background pendidikan saya memang akutansi.Mengaudit keuangan, selamaitu hampir semua operasi perusahaan saja tahu." kata Nina. Setelah menjadi karyawan di bagian audit, wanita kelahiran 17 Agustus1958 ini menduduki posisi kepala Devisi Investigation. "Boleh dikata itu jabatan seperti KPK," tegas Nina.
Tahun 2006,perusahaan tempat ia bekerja melakukan tranformasi, Nina pun ditugaskan untuk membangun pusat pendidikan untuk seluruh pekerja Pertamina. "Waktu itu lembaganya masih kecil, setelah ditugaskan saya diperbolehkan untuk membesarkan lembaga ini. Saya pun memberikan nama baru Pertamina Learning Center, yang mungkin saat inibanyak orang tahu," paparnya.
Selamatiga tahun membuat sebuah lembaga Learning center,khususnya dibidang leadership, tahun 2006 perusahaannya pun kembali membawa visi yang baru, untuk bisa menjalankan kedepan sebagai coorporasi baru yang orientasinya profit oriented, tetapi juga harus mengedepankan integritas, clean, dan juga kita bisa memberikan pelayanan terbaik untuk stakeholdernya. "membuat pertaminalearning center sebagai tempat untuk menyiapkan future leaders, dikatakan sebagai future leaders karena kita punya visi yang baru. Setalah  tiga tahun disana, saya di pindah ke Human Resource, bagian kepala divisi people management," ungkapnya.










Sunday 8 March 2015

Kisah Anak Dengan Hydrocephalus

Derita Anak Pengidap Hydrocepalus

Afiyatun,8 Tahun,

Empat Kali Operasi
Orangtua Pun Tak Ada

Malang nian nasib Afiyatun,8 tahun. Penyakit hydrocepalus yang dideritanya mengharuskan dirinya empat kali operasi. Tidak hanya itu, orangtuanya pun pergi meninggalkan dirinya.

Jika manusia bisa memlilih, tentulah Afiyatun ingin memilih hidupnya lebih baik,tidak seperti sekarang penuh dengan kepiluhan dan kesedihan. Sejak kecil,anak perempuan ini sudah hidup sebatang kara. Orangtuanya meninggalkan dirinya sadari kecil. Kini, ia hidup bersama teman-teman yang mempunyainasib seperti dirinya, ditinggalkan orangtua dan harus menanggung penyakit yang tak kunjung sembuh.

Ditelantarkan Orangtua
Yayasan sayap Ibu Bintaro, Jakarta,sebuah yayasan anak-anak terlantar dan pencandang disabilitas,di sinilah Afiatun selamaini menghabiskan hari-harinya. Berada di ruang lantai dua, ketika kita membuka sebuah ruangan seperti kelas di sekolahan, kita akan melihat pemandangan yang begitu menyedihkan. Terdapat beberapa anak dengan berbagai macam cacat dan penyakit. Salah satunya adalah Afiyatun, anak dengan Hdyrocepalus.

Ruangan itu tidak terlalu besar, di sana terdapat kurang lebih 15 anak dengan beragam usia. Dinding-dinding ruangan ini alayaknya sebuah ruang kelas,terdapat berbagai macam gambar dan tempelan huru-huruf layaknya sebuah ruangbelajar taman kanak-kanak.Ruangan ini di desain tidak hanya sebagai tempat tidur, namun juga untuk belajar anak-anak YSI.

Disudut depan, Afiyatun dengan lemah tergolek di atas ranjang. Tak bisa berbuat apa-apa. Seluruh badannya tidak berdaya untuk digerakkan. Saat kita hampiri pun, Afiyatun hanya bisa menggerakkan kedua bola matanya dengan perlahan. Entah dia mengetahui keberadaan orang di sekelilingnya atau tidak. Hydrocepalus yang dideritanya sudah merengut keceriaan Afiyatun delapan tahun.

Menurut Mila, Perawat sekaligus petugas YSI, Afiyatun sejak kecil tinggal di yayasan ini. Ia dikirim dari dinas sosial Kota Jakarta saat masih bayi. "Afi ini sejak kecil sudah kami rawat, dari dinas sosial diberikan kepada YSI untuk dirawat,"katanya.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, Afiyatun sejak kecil divonis Hydrocepalus, ia pun juga ditinggalkan oleh orangtuanya. Pada awalnya saat datang ke yayasan menurut Mila,kepalanya belum terlalu besar seperti ini, karena penyakit ini terus berkembang, jadilah seperti sekarang. Saat kita melihat fisik Afiyatun, kita akan sudah bisa bilang,bahwa Penyakit Hydrocepalus Afiyatun makin lamakepalanya akan terus membesar. "Dulu awal datang masih belum terlihat, namun lambat laun bertambah usia, semakin besar," imbuh Mila.

Dijelaskan pula oleh Mila, bahwa gadis malang ini datang tanpa orangtua, orangtuanya sampai saat ini pun tidak pernah menjengguknya. Ia ditinggalkan disebuah rumah sakit.Hanya keluarga YSI yang saat ini menjadi tumpuan hidupnya sekarang dan nanti.


Kisah Anak Dengan Hydrochepalus

Kisah 2


Derita Piluh Anak Penderita Cerebal Palcy
Soni, 13 Tahun

Ditinggalkan Orangtua,
Harus Lakukan Operasi dan Terapi

Soni, 13, usianya yang masih muda harus menanggung piluhnya kehidupan. Selain ditinggalkan orangtuanya pergi, seumur hidup ia harus terbaring di atas ranjang, akibat penyakit Cerebal Palcy yang dideritanya.

Manusia selalu ingin dilahirkan sempurna tampa cacat sedikitpun. Mempunyai fisik yang kuat, wajah yang ganteng dan cantik, mampu tertawa dan tersenyum serta bebas mengerakkan kaki dan tangannya kemanapun ia pergi. Hal ini menjadi impian seumur hidup Soni, 13 tahun, anak laki-laki ini harus menanggunng deritanya sebagai penyandang cerebal palcy atau yang di kenal dengan penyakit lemah otak.
Menggunakan kaos merah dan celana pendek, tubuh Soni tergolek lemas tak berdaya. DI usianya yang menginjak remaja ini, seharusnya ia bisa tertawa riang bermain, belajar dan berlarian bersama teman-temannya. Namun, hal ini tidak bisa dilakukannya, sejauh ini aktivitas yang ia lakukan hanyalah di atas ranjang.
Penyakit cerebal palcy atau CP adalah jenis suatu kondisi dimana terganggungya funsi otak dan jaringan syaraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan dan kemampuan berfikir. Meskipun usianya sudah dewasa, karena penyakit CP, tubuh Soni tetap kecil, bahkan penyakit ini mengerogoti dagingnya, sehingga terlihat kurus dan lemah.

Operasi Hydrocepalus
Tidak hanya tubuhnya yang cacat karena penyakit lumpuh otak yang dideritanya. Sejak kecil pun ia telah divonis anak dengan hydrocepalus. Saat ini Soni tinggal di Yayasan Sayap Ibu Bintaro, Jakarta. Satu tahun sudah anak laki-laki ini berada dalam perawatan yayasan Sayap ibu. Sebelumnya, Soni tinggal di sebuah rumah sakit di daerah Jakarta, saat pengobatan, ia ditinggal oleh orangtuanya.
Kemudian dari pihak rumah sakit diserahkan kepada Dinas Sosial dan diserahkan kepada yayasan Sayap ibu sebagai Dinas rehabilitai penyandang cacat dan anak terlantar. Selama dalam perawatan di Sayap ibu, sudah satu kali Soni melakukan operasi hydrosipalus. Kerena selangnya berfungsi dengan bagus, hydrocepalus yang dideritaya tidak begitu parah. Jika kita lihat, kondisi fisik (kepala.red) Soni sedikit membesar, ini karena penyakit cairan otak yang dideritanya sejak lahir.



Pengobatan Dengan Terapi
Kondisi Soni menang sungguh memprihatinkan. Tanpa orang tua, tanpa seseorang yang ia sayangi. Sejauh ini pun orangtua Soni entah dimana keberadaanya, ia harus berjuang sendiri melawat penyakit, melawan takdir yang Tuhan berikan kepadanya.
Seperti anak normal lainnya, Soni juga merasakan sakit dan terkadang isak tangis pun sering kali terdengar saat ia tidak bisa melakukan apa yang ia inginkan. “Terkadang Soni ini menangis, karena dia tidak bisa menggerakkan badannya sendiri. Barulah kita bantu,” kata Mila, salah satu perawat Yayasan Sayap Ibu.
Sejauh ini, memang belum ada obat yg dapat mengobati penyakit cerebral palsy. Tetapi terus ada harapan utk mengoptimalkan kekuatan anak penderita penyakit cerebral palsy serta membuatnya mandiri yaitu dengan cara terapi.
Terapi ini dilakukan sesuai dengan umur sang anak, berat mudah penyakit, dan bergantung pd area otak mana yg rusak. Meskipun ada sisi otak yg rusak, tetapi beberapa sel yg bagus dapat menggantikan beberapa sel yg rusak. Untuk mengoptimalkan sisi otak yg sehat tersebut, butuh diberikan stimulasi supaya otak anak berkembang baik. Seperti proses terapi yang dilakukan oleh Soni, menurut Mila, dalam dua hari sekali, ia harus dijemur dan diterapi. “Kalau tidak diterapi badannya akan kaku semua tidak bisa digerakkan sama sekali. Seperti adik Soni ini, kalau sudah badanya kaku dia pasti nangis terus, karena dia tidak bisa bergerak,” katanya.
Kehidupan Soni saat ini memang jauh berbeda dengan anak normal lainnya. Ia harus terus berada di atas ranjang seumur hidupnya. Memang  sudah tidak ada lagi harapan untuk  bisa kembali normal, namun dengan terapi yang diberikan, ia berharap bisa mengurangi rasa sakitnya.

*Tulisan ini bisa dibaca di Tabloid NURANi Edisi 730

Kisah Anak Dengan Hydrocephalus

Kisah 1
Rahmat Abiyakta, 2 Tahun

Rahmat Abiyakta, 2 tahun, diusianya yang masih seumur jagung, bayi ini harus berjuang melawan penyakit Hydrosipalus yang dideritanya. Orangtua kandungnya telah meninggalkannya di Rumah Sakit. Abi butuh uluran tangan dan doa dari amsyarakat.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Perumpaan ini yang menggambarkan kehidupan Abi, panggilan akrab Rahmat Abiyakta. PAsalnya, tidak hanya nasibnya yang malang karena penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak atau yang disebut Hydrosipalus ini harus ia derita. Abi pun sejak kecil sudah ditinggalkan oleh orang tua kandungnya. Sungguh malang nasibnya.

Sebuah bangunan dilengkapi dengan alat bermain seperti taman kanak-kanak terlihat saat memasuki gerbang utama bangunan tersebut. Ruangan kecil yang penuh dengan warna-warni hiasan dinding dan alat bermain terlihat di sana.

Saat kita masuk ke dalam, terlihat pula bebrrapa boks tempat tidur bayi dengan ukuran yang beragam. Disanalah bayi dua tahun dengan hydrosipalus ini menjalani kehidupannya. Yah, hampir tiga bulan ini, Abi dirawat di Yayasan Sayap Ibu, Bintaro,Jakarta.

SUngguh malang nian nasib bayi tak berdosa ini. Dengan pulasnya ia tertidur di atas box ranjang bayi dengan berselimutkan kain bergambar boneka yang lucu. Kain warna-warni yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya yang mungil ternyata tidak bisa mewakili kehidupannya, hidup Abi saat ini sudah tidak bewarna lagi. Penyakit yang dideritanya membawa dirinya hanya bisa bergerak di atas tempat tidur.

Mila, selaku petugas yang merawat Abi menjelaskan, Abi tinggal di Yayasan Sayap Ibu sudah hampir tiga bulan. Maret bulan depan genap sudah usianya dua tahun. "Adek Abi di sini baru  tiga bulan, usianya maret nanti 2 tahun," katanya.

Diceritakan oleh Mila, keberadaan Abi di Yayasan Sayap Ibu karena dikirim oleh Dinas Sosial. Pada saat di rawat di Rumah Sakit sebelum dibawa ke yayasan ini, Abi ditinggalkan oleh orangtuanya, dan data-data diri orangtuanya tidak jelas, sehingga Abi harus dikirim ke Dinas Sosial oleh pihak rumah sakit agar tetap bisa mendapatkan perawatan. "Abi ini dari Tasikmalaya. Ia ditinggalkan oleh orangtuanya, kemudian dibawa ke sini," imbuh Mila.

Bayi tak berdosa ini harus menanggung sendiri kehidupannya, tanpa orangtua yang merawatnya bahkan Abi ditinggalkan. Di Yayasan Sayap ibu selama tiga bulan ini Abi melakukan proses penyembuhan dan perawatan.

Terkait dengan Hydrosipalus yang diderita oleh Abi, Mila menjelaskan, sejauh ini bayi laki-laki ini sudah hampir empat kali operasi. Perlu diketahui,Hydrosipalus adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
“Untuk Abi sendiri, operasi sudah empat kali dilakukan dan satu kali pasang selang. Jika masih terhambat lagi bisa sampai tiga kali pasang selang. Alhamdulilah, dari bebrapa pasien yang lain, hdyrosipalus yang diderita Abi selangnya masih berfungsi,” jelasnya.


Saat terlelap, wajah Abi pun tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, walaupun ia sendiri tidak bisa merasakan bagaimana rasa sedih atau senang. Orang sekitarlah yang bisa melihat perasaan tersebut. Masih menurut Mila, penderita hydrosipalus cenderung mengalami cerebal palsy atau yang sering disebut lumpuh otak. Kondisi bayi yang lahir dibulan Maret 2013 ini pun demikian, saraf motoriknya sudah tidak berfungsi lagi. “Abi sudah tidak bisa lagi melihat, kalaupun matanya terbuka dia tidak bisa melihat lagi, tangannya pun tak bisa bergerak, kalaupun bisa cumin bergerak sedikit-sedikit saja,” kata Mila.


Begitu banyak penderitaan yang dialami oleh bayi malang ini. Saat ini yang bisa diharapkan Abi adalah uluran tangan dan doa dari masyarakat, agar ia tetap bisa menikmati dunia dengan cara Abi sendiri hingga ia dewasa nanti.