Sunday 27 September 2015

Dewi Prastiwi, Remaja Pembuat Aplikasi Belajar Tajwid

Kisah inspiratif kali ini tidak jauh-jauh dari lingkungan saya. Dia adalah adik sahabat aku, Sa'adah. Dulu, dia pernah meminta saya untuk mengisi kuisioner untuk tugas akhirnya. Eh setahun tidak bertemu, ternyata dia menghasilkan karya yang luar biasa. Dewi Prastiwi, perempuan yang alim, pintar dan pendiam ini menciptkan karya yang luar biasa di tugas akhirnya. Berikut kisahnya.


Mudah Mempelajari Alquran

Dengan Aplikasi Tajwid



Tidak ingin skripsinya hanya berakhir di perpustakaan kampus. Dewi Pertiwi, 22 tahun, berupaya membuat tugas akhir yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Ia pun membuat multimedia interaktif pembelajarn ilmu tajwid yang bisa digunakan umat muslim agarlebih mudah mempelajari alquran.

Setahun lalu perempuan berhijab kelahiran 6 Maret 1992 ini berupaya keras untuk menyelesaikan tugas akhir stara satunya. Dewi sapaan akrab Dewi Pratiwi tidak ingin ilmu dan tugas akhirnya hanya sebatas tugas akhir yang berakhir di dalam perpustakaan yang tidak bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Berawal dari sinilah ide untuk membuat aplikasi pembelajarn ilmu tajwid tercetus. "Banyak teman selama ini mengerjakan tugas akhir tapi hanya berakhir di perpustakaan. Tugas selesai. Kita berusaha keras untuk ngerjain jika ujung-ujungnya di perpustakaan. Teman-temanku aplikasinya bagus-bagus tapi banyak yang gak dipakai. aku nyari bagian apa yang bisa dipakai orang terus menerus dan dipelajari orang secara terus menerus gak hanya sekarang aja tapi nanti, akirnya setelah cari tahu memperhatiin, baca alquran adalah kebutuhan kita," ungkapnya.

Bermanfaat Untuk Agama
Mahasiswa multimedia jurusan teknik informatika Fakultas teknik universitas Surabaya (Ubaya) ini tahu betul bagaimana kondisi kampusnya yang terkenal dengan kampus yang multikultural. Sebagai seorang muslim, ia tergolong sebagai mahasiswa minoritas. Berkat rekan non muslimnya lah dia mendapatkan inspirasi untuk membuat skripsi yang nantinya bisa bermanfaat untuk agamanya. "Inspirasi membuat aplikasi ini datang dari teman-teman non muslim, karena mereka mengangkat tema agama mereka, sehingga aku pun terpancing untuk mengambil tugas akhir tentang agamaku," terangnya.
Saat menginjak semester delapan, Dewi mengetahui bahwa teman-teman maupun kakak tingkatnya mengambil tugas akhir dengan teman kerohanian atau keagamaan tidak hanya tema-tema yang konventional. "Aku baru tahu kalau boleh ambil tentang agama, teman non muslim banyak yang ambil tentang agama mereka, akupun tertantang, mereka saja bisa, akupun juga harus bisa," katanya.
Diawal, lanjut Dewi, ada sedikit keraguan dalam mengambil tema tentang Islam. Namun kekhawatiran tersebut akhirnya berkurang usai ia salat istiharah dan mendapatkan kemudahan-kemudahan untuk menyelesaikannya. "aku mikir nanti pasti sidang gimana, dosen-dosennku non muslim  tanya-tanya gimana, takut duluan sebelum berperang. takutnya dari awal. Pas akhirnya aku ngajuin surat istikhoroh kalau judulnya ini bener-benr bagus tak jalani maka mudahkan progresnya. Satu hari setelah itu ternyata lagsung dapat tanda tangan dari dosen. ini mugkin jawaban dan petunjuk allah akhirnya lanjut," papar Dewi.
Untuk menyelesaikan aplikasi pembelajarn ilmu tajwid ini, Alumnus SMA Negeri 3 Sidoarjo ini harus menempuh mapir 1 tahun lamanya. Awal Juni 2014 ia mulai mengumpulkan data dan responden. Alasan mengambil judul pembelajaran ilmu tajwid ini pun karena Dewi melihat bahwa belajar mengaji adalah kebutuhan setiap umat muslim. Dan tidak semua orang bisa membaca dengan baik dan benar. Inspirasi pun datang dari teman-temannya di kampus, sekolah dan lingkungannya, banyak dari mereka yang bisa membaca alquran tapi tidak dengan faedah dan. "Membaca alquran adalah kebutuhan kita, aku punya banyak teman yang ngajinya pas-pasan termasuk aku juga harus bantyak belajar. Jika aku membuat aplikasi untuk mempermudah belajar tajwid mungkin bisa bermanfaat untuk aku, orang lain, juga agamaku," ungkapnya.
Mahasiswa yang aktif dalam organisasi UKKI Ubaya ini pun memaparkan, bahwa aplikasi pembelajaran ilmu tajwid secara digital sudah banyak. Ia pun berusaha untuk membuat yang belum eprnah ada, simple, efisien dan murah. "Banyak aplikasi semacam tajwid di playsrote, kelebihan apa  saya diambil, kekurangan apa buat masukan aplikasiku. Melihat media yang ada sekarang ini, buku sekarang kurang minat mereka. sedangkan alquran yang bisa disentuh mahal dan harganya jutaan juga gak bisa dipakai kemana-mana. Akhirnya pingin membuat yang praktis, tidak mahal dan insyallah dialamnya bisa melengkapi," terang cwek berkacamata ini.


Aplikasi Belajar Tajwid
Perempuan asal Sidoarjo ini pun menjelaskan bahwa ia tidak menyangka bahwa aplikasinya tersebut bisa masuk media dan menyebar luas ke masyarakat. Seteah ujian skripsi usai sebelum Ramadan lalu, ia dihubungi oleh dosen pembimbingnya bahwa aplikasinya tersbeut akan di publish ke media agar masyarakat tahu. "Aku juga gak menyangka bisa masuk media dan orang tahu apa yang aku buat. AKu dihubungi dosen dan memprsentasikannya di depan media," kata Dewi.
Aplikasi pembelajaran ilmu tajwid ini terdiri dari beberapa konten, Pengetahuan, dan Mini Games.Pada medu pengetahuan, akan ada beberapa list menu yang berisi tentang jenis-jenis bacaan dan contoh bacaan. Dalam aplikasi ini pun ditampilkan contoh bacaan dan berisi rekaman suara. "Ada 90 contoh bacaan tajwid dan juga suaranya. Biar orang lebih mudah memahami ketika melihat contoh bacaan dengan saura dan gambar," terangnya.
Sedangkan dalam menu mini games, perempuan yang sedang merintis bisnis design kaligrafi ini pun menyuguhkan latihan berupa soal-soal yang bersifat interaktif. Tujuan dari mini games ini adalah mengasah otak pengguna setelah belajar bacaan-bacaan tajwid yang ada di menu pengetahuan.Salah satu permainanya adalah mencocokkan bacaan dan jenis bacaan. "mini games ini seperti soal latihan. Pada setiap soal ada batasan waktu untuk mengerjakan, total ada 45 soal ditampilkan secara acak," imbuhnya.
kelebihan yang lainnya yaitu, rekaman suara yang menurut tiwi merupakan proses yang cukup lama dalam pembuatan aplikasi tersebut. Ia harus merekam dan mencari sumberdata yang benar-benar kompeten. "untuk rekaman suara atau audio ini prosesnya yang cukup panjang, selain memprogram mencari orang yang benar-benar faham bacaan alquran cukup sulit. Aplikasi ini bertujuan agar pengguna lebih muda dan belajar cara pengucapan bacaan tajwid," terang Dewi
Agar aplikasi ini lebih bermanfaat,rencananya beberapa waktu kedepan tepatnya tanggal 15 Agustus rencananya aplikasi ini akan diunggah di aplikasi store. "Alhamdullah, ada teman yang membantu ngebiayain aplikasi ini untuk diunggah di aplikasi store, dengan begitu manfaatnya akan lebih banyak. Semoga masyarakat lebih mudah laki mempelajari alquran, saya sangat senang sekali,"tutupnya. (Tulisan ini juga dimuat di Tabloid NURANi)


No comments:

Post a Comment