Wednesday 14 May 2014

Pengalaman Tak Terlupakan



*Tiga Bulam Menjadi Wartawan Radar Surabaya

Tak terbayang sebelumnya, pengalaman dibidang jurnalistik yang pas-pasan saat bergabung di lembaga pers mahasiswa, membawa diriku terjun langsung ke dunia Jurnalistik sebenarnya. Saya hanya bisa mengkategorikan bahwa dunia jurnalistik atau bekerja di media harus benar-benar orang yang tahan banting, survive, kreatif, tidak patah semangat, percaya diri, dan yang paling penting kebal alias tidak sakit-sakitan.hhee

Tiga bulan kujalani rutinitas sebagai wartawan di Harian Radar Surabaya. Pekerjaan wartawan menurut saya mudah-mudah gampang. Bagi wartawan pemula mencari berita sendiri, dikejar deadline setiap harinya, apalagi media harian pastilah sangat susah. Termasuk saya yang menggalami hal tersebut.

Saya akui bahwa kemampuan menulis saya pas-pasan. Entah kenapa saat memulai menjadi wartawan di Radar Sidoarjo kemampuan menulis saya naik secara drastis. Antara dikejar tanggungjawab atau bagaimana, saya tidak tahu. Yang  jelas saya hanya menulis dan menulis, sesuai dengan hasil liputan. Menurut saya ini berkat pimred dan redaktur saya yang selalu memberikan arahan dan bimbingan. Sehingga kemampuan menulis saya mengalami kemajuan pesat.

Berat namun senang. Ini yang saya rasakan ketika menjadi wartawan, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi pekerjaan ini. Saya memilih keluar dari Harian Radar Sidoarjo. Pengalaman begitu harga selama tiga bulan terakhir saya berproses di sana. Secara fisik saya memang mudah sakit. Liputan setiap hari membuat saya kepayahan. Selain itu, waktu untuk keluarga juga tidak ada. Pagi liputan, pulang malam.

Selain tiap hari terik matahari menemani saya liputan. Ada banyak hal yang saya dapat tiga bulan ini. Bertemu dengan orang-orang baru yang keren-keren. Mulai dari seniman, pengusaha, pejabat, bahkan beberapa anak penyandang cacat dan ABK yang sempat saya liput, memberikan inspirasi kepada saya. Dan yang paling berkesan juga saat saya mendapat tugas liputan kecelakaan yang menewaskan beberapa siswa di Kecamatan Candi. Ini merupakan liputan terberat saya, malam minggu gagal ke pesta perkawinan teman karena harus ngeliput peristiwa tersebut. Keesokan harinya saya harus running berita tersebut menemui para korban.