Wednesday, 11 November 2015

Lulu Zakiyah, Berjuang Melawan Kanker Tulang

Ketika saya diminta untuk liputan di Rumah Sakit, Khususnya di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) bagiku sangat berat. Kenapa demikian? selain aku sendiri pobia dengan darah, baru lihat darah apalagi banyak kepala langsung pusing dan rasanya pingin pingsan. Selain itu, rumah sakit bukanlah tempat yang membahagiakan, tempat yang menyenangkan. Sejak dulu aku menghindari liputan di RS, tapi apalah saya, tugas dari Pimred harus diselesaikan.
Beberapa kali datang untuk liputan RSCM, aku selalu mendatangi Ruang Bedah Anak. Satu kali datang ke sana, aku harus dapatkan minimal 3-4 narasumber untuk dijadikan berita di Rubrik Kisah Sejati. Disana wartawan dilarang masuk. Saat saya liputan saya tidak pernah membawa identitas saya, ketika saya ditanya oleh petugas RS, saya bilang ingin menjenguk saudara. 
Kenapa mengambil Ruang Bedah Anak? karena di sana banyak masyarakat yang sedang berjuang untuk hidup untuk kesembuhan anak-anaknya.
Mereka diberikan cobaan dari Tuhan dengan datangnya penyakit dalam diri anak-anak mereka. Dar penyakit kanker tulang, tumor, hydrocephalus, Atresiani, dan banyak lagi. Liputan seperti ini pun terkadang membuat saya sedih, sepulangnya, saya selalu banyak bersyukur dengan keadaan saya yang sekarang.
Waktu itu, disela-sela akhir tugas saya sebagai seorang wartawan, ada kisah yang begitu memberikan inspirasi bagi saya. Bertemu dengan pasien ini membuat saya sadar bahwa apapun yang terjadi pada diri kita kita harus selalu mensyukurinya, jangan mengeluh apalagi menyerah. Saya belajar dari perjuangan adik Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun. Ia berjuang melawan kanker tulang yang diidapnya. Berikut ini hasil liputannya yang juga sudah terbit di Tabloid NURANi.

Berjuang Hidup Dari
Penyakit Kanker Tulang

Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun harus berjuang melawan kanker tulang yang ada pada dirinya. Kemoterapi dan serangkaian operasi sedang ia jalani. Ia berharap kesembuhan datang padanya.
Sebuah ruangan bertuliskan Ruang Observasi terlihat Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun sedang asyik menikmati makan siangnya. Duduk diatas ranjang dengan kaki dibalut perban dari paha hingga mata kaki. Tangan yang terlilit pipa infus dan kepalanya yang plontos (gundul.red) terlihat sangat jelas bahwa gadis ini sudah tidak lagi memiliki mahkota yang melindungi kepalanya.
Lulu Zakiyah Asri, atau akrab yang disapa Lulu ini sedang menjalani perawatan di RUang Rawat Inap Bedah Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Siang itu ia baru saja menjalani operasi pembersihan kanker tulang di bagian kakinya.
Dalam keadaan sakit, gadis 12 tahun masih tampak ceria, saya temui, ia menyambut dengan tawa dan senyum, tak ajrang ia pun terkadang melontarkan candaaan candaan yang membuat orang disekitarnya tertawa, meskipun sekujur tubuhnya pastilah merasakan sakit yang cukup berat.
(Saat aku meminta fotonya, Lulu dengan senang hati berpose)

Kanker Tulang
Vonis kanker tulang, penyakit inilah yang saat ini Lulu harus berjuang melawannya. Ia di vonis oleh dokter mengidap penyakit ini awal tahun 2015 lalu, tepatnya bulan Maret. "Anak saya ini mulai diketahui kalau kena penyakit kanker tulang bulan ke 3 tahun 2015 lalu," kata Asril ayah Lulu.
Asril yang berprofesi sebagai supir ekspedisi tidak menyangka anaknya tersebut bisa mengidap penyakit berbahaya ini. DAlam garis keturunan keluarganya maupun keluarga istrinya sama sekali tidak memiliki genetik kanker tulang. Tetapi kehendak Tuhan sama sekali tidak bisa dielakkan manusia, Asri pun berusaha tabah menerima cobaan ini. "Keluarga tidak ada yang terkena kanker, saya juga tidak tahu bagaimana  ini bisa terkena kepada anak saya," imbuhnya.
Asril pun menceritakan, awal mula anak gadisnya tersebut sakit hingga akhirnya divonis kanker Tulang. Sebelumnya Lulu tidak pernah mempunyai riwayat penyakit yang berbahaya. Tiba-tiba saat Lulu bermain dengan teman temannya, ia terjatuh daan terbentur. Setelah dilakukan pengobatan  dokter  spesialis ortopedi langsung memvonisnya kanker tulang. "Waktu itu Lulu main, jatuh dan waktu kita obati dokter mengatakan kepada saya, bahwa dari hasil ronsen Lulu terkena kanker tulang dan harus di rujuk ke rumah sakit lain yang lebih bagus," jelasnya.
Setelah divonis tersbeut, sebagai orangtua yang berpenghasilan pas-pasan tentunya harus mengupayakan kesehatan dan kesembuhan sang anak. Di bulan-bulan pertama, pengobatan awal yang dilakukan oleh Lulu adalah  kemoterapi untuk menekan laju perkembangan sel-sel kanker. "Kata dokter kalau kuat kemoterapi dilakukan 3 minggu sekali sekali jika staminannya kuat," katanya.
Setiap tiga minggu sekali, gadis yang seharusnya masuk SMP kelas 1 ini menjalani pengobatan dengan kemoterapi. Karena tidak ada biaya, ASril menggunakan kartu BPJS miliknya, sehingga untuk pengobatan Lulu ini ia harus menunggu untuk mendapatkan kamar. "Saya pakai BPJs, Alhamdulilah membantu smeuanya gratis tapi kita harus sabar untuk menunggu antrian ruangan," jelasnya.

Berhenti Sekolah
Setelah melakukan kemoterapi, rambut Lulu pun makin lama makin habis, rontok dengan sendirinya. Ia juga tidak lagi bersekolah. Menurut sang Ayah, Lulu adalah gadis yang cerdas dan aktif di sekolah. Saat mengetahui bahwa siswa nya harus berhenti sekolah dan menjalani pengotaban, dewan guru pun merasa kehilangan siswanya satu ini. "Saat di Medan, guru-gurunya semua menjenguk, mereka kehilangan, karena bisanya yang mewakili beberapa perlombaan Lulu," terangnya.
Penyakit Lulu, tidak bisa sembuh jika hanya dilakukan kemoterapi saja, perlu dilakukan operasai lainnya untuk mengangkat kanker tulang. Karena itu dari Medan, direkomendasikan untuk berobat di Jakarta tepatnya di RSCM. BUlan Mei lalu, Lulu resmi menjadi pasien di RSCM.
Hampir lima bulan gadis kelahiran 22 Juni 2003 ini dirawat di Ruang Bedah Anak. Serangkaian operasi pun telah dilajankan antara lain operasi paskuler, operasi tulang yang ada di kakinya. Juga melakukan kemoterapi setiap tiga minggu sekali.
 Lulu memang sedang berjuang dari penyakit kanker tulang yang diidapnya. Namun, meskipun ia tahu penyakitnya ini langkah, ia tidak pernah mengeluh, keceriaan terus terpancar dari wajahnya. Terkadang ia pun juga mengikuti sekolah di rumah sakit. Jika penyakit ini tidak ada, Lulu bisa mengikuti Ujian Nasional Tingka SD dan saat ini pun ia berkumpul dengan temannya di bangku barunya di SMP. Tapi Allah mempunyai rencana lain. Asril, Lulu dan keluarga lainnya hanya bisa berdoa memohon pertlongan kepada Tuhan untuk kesembuhan Lulu.

(Ceria itu tak pernah hilang di wajah Lulu)


 (Foto ini aku dapatkan di instagram artis cantik Ariel Tatum)


No comments:

Post a Comment