Ketika saya diminta untuk liputan
di Rumah Sakit, Khususnya di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) bagiku
sangat berat. Kenapa demikian? selain aku sendiri pobia dengan darah, baru
lihat darah apalagi banyak kepala langsung pusing dan rasanya pingin pingsan.
Selain itu, rumah sakit bukanlah tempat yang membahagiakan, tempat yang
menyenangkan. Sejak dulu aku menghindari liputan di RS, tapi apalah saya, tugas dari Pimred harus diselesaikan.
Beberapa kali datang untuk liputan
RSCM, aku selalu mendatangi Ruang Bedah Anak. Satu kali datang ke sana, aku
harus dapatkan minimal 3-4 narasumber untuk dijadikan berita di Rubrik Kisah
Sejati. Disana wartawan dilarang masuk. Saat saya liputan saya tidak pernah membawa identitas saya, ketika saya ditanya oleh petugas RS, saya bilang ingin menjenguk saudara.
Kenapa mengambil Ruang Bedah Anak? karena di sana banyak masyarakat yang sedang berjuang untuk hidup untuk kesembuhan anak-anaknya.
Mereka diberikan
cobaan dari Tuhan dengan datangnya penyakit dalam diri anak-anak mereka. Dar
penyakit kanker tulang, tumor, hydrocephalus, Atresiani, dan banyak lagi. Liputan
seperti ini pun terkadang membuat saya sedih, sepulangnya, saya selalu
banyak bersyukur dengan keadaan saya yang sekarang.
Waktu itu, disela-sela akhir tugas
saya sebagai seorang wartawan, ada kisah yang begitu memberikan inspirasi bagi
saya. Bertemu dengan pasien ini membuat saya sadar bahwa apapun yang terjadi
pada diri kita kita harus selalu mensyukurinya, jangan mengeluh apalagi
menyerah. Saya belajar dari perjuangan adik Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun. Ia
berjuang melawan kanker tulang yang diidapnya. Berikut ini hasil liputannya
yang juga sudah terbit di Tabloid NURANi.
Berjuang Hidup Dari
Penyakit Kanker Tulang
Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun harus
berjuang melawan kanker tulang yang ada pada dirinya. Kemoterapi dan
serangkaian operasi sedang ia jalani. Ia berharap kesembuhan datang padanya.
Sebuah ruangan bertuliskan Ruang
Observasi terlihat Lulu Zakiyah Asri, 12 Tahun sedang asyik menikmati makan
siangnya. Duduk diatas ranjang dengan kaki dibalut perban dari paha hingga mata
kaki. Tangan yang terlilit pipa infus dan kepalanya yang plontos (gundul.red)
terlihat sangat jelas bahwa gadis ini sudah tidak lagi memiliki mahkota yang
melindungi kepalanya.
Lulu Zakiyah Asri, atau akrab yang
disapa Lulu ini sedang menjalani perawatan di RUang Rawat Inap Bedah Anak Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Siang itu ia baru saja menjalani
operasi pembersihan kanker tulang di bagian kakinya.
Dalam keadaan sakit, gadis 12
tahun masih tampak ceria, saya temui, ia menyambut dengan tawa dan senyum, tak
ajrang ia pun terkadang melontarkan candaaan candaan yang membuat orang
disekitarnya tertawa, meskipun sekujur tubuhnya pastilah merasakan sakit yang
cukup berat.
Kanker Tulang
Vonis kanker tulang, penyakit
inilah yang saat ini Lulu harus berjuang melawannya. Ia di vonis oleh dokter
mengidap penyakit ini awal tahun 2015 lalu, tepatnya bulan Maret. "Anak
saya ini mulai diketahui kalau kena penyakit kanker tulang bulan ke 3 tahun
2015 lalu," kata Asril ayah Lulu.
Asril yang berprofesi sebagai
supir ekspedisi tidak menyangka anaknya tersebut bisa mengidap penyakit
berbahaya ini. DAlam garis keturunan keluarganya maupun keluarga istrinya sama
sekali tidak memiliki genetik kanker tulang. Tetapi kehendak Tuhan sama sekali
tidak bisa dielakkan manusia, Asri pun berusaha tabah menerima cobaan ini.
"Keluarga tidak ada yang terkena kanker, saya juga tidak tahu
bagaimana ini bisa terkena kepada anak
saya," imbuhnya.
Asril pun menceritakan, awal mula
anak gadisnya tersebut sakit hingga akhirnya divonis kanker Tulang. Sebelumnya
Lulu tidak pernah mempunyai riwayat penyakit yang berbahaya. Tiba-tiba saat
Lulu bermain dengan teman temannya, ia terjatuh daan terbentur. Setelah
dilakukan pengobatan dokter spesialis ortopedi langsung memvonisnya
kanker tulang. "Waktu itu Lulu main, jatuh dan waktu kita obati dokter
mengatakan kepada saya, bahwa dari hasil ronsen Lulu terkena kanker tulang dan
harus di rujuk ke rumah sakit lain yang lebih bagus," jelasnya.
Setelah divonis tersbeut, sebagai
orangtua yang berpenghasilan pas-pasan tentunya harus mengupayakan kesehatan
dan kesembuhan sang anak. Di bulan-bulan pertama, pengobatan awal yang
dilakukan oleh Lulu adalah kemoterapi
untuk menekan laju perkembangan sel-sel kanker. "Kata dokter kalau kuat
kemoterapi dilakukan 3 minggu sekali sekali jika staminannya kuat,"
katanya.
Setiap tiga minggu sekali, gadis
yang seharusnya masuk SMP kelas 1 ini menjalani pengobatan dengan kemoterapi.
Karena tidak ada biaya, ASril menggunakan kartu BPJS miliknya, sehingga untuk
pengobatan Lulu ini ia harus menunggu untuk mendapatkan kamar. "Saya pakai
BPJs, Alhamdulilah membantu smeuanya gratis tapi kita harus sabar untuk
menunggu antrian ruangan," jelasnya.
Berhenti Sekolah
Setelah melakukan kemoterapi,
rambut Lulu pun makin lama makin habis, rontok dengan sendirinya. Ia juga tidak
lagi bersekolah. Menurut sang Ayah, Lulu adalah gadis yang cerdas dan aktif di
sekolah. Saat mengetahui bahwa siswa nya harus berhenti sekolah dan menjalani
pengotaban, dewan guru pun merasa kehilangan siswanya satu ini. "Saat di
Medan, guru-gurunya semua menjenguk, mereka kehilangan, karena bisanya yang mewakili
beberapa perlombaan Lulu," terangnya.
Penyakit Lulu, tidak bisa sembuh
jika hanya dilakukan kemoterapi saja, perlu dilakukan operasai lainnya untuk
mengangkat kanker tulang. Karena itu dari Medan, direkomendasikan untuk berobat
di Jakarta tepatnya di RSCM. BUlan Mei lalu, Lulu resmi menjadi pasien di RSCM.
Hampir lima bulan gadis kelahiran
22 Juni 2003 ini dirawat di Ruang Bedah Anak. Serangkaian operasi pun telah
dilajankan antara lain operasi paskuler, operasi tulang yang ada di kakinya.
Juga melakukan kemoterapi setiap tiga minggu sekali.
Lulu memang sedang berjuang dari
penyakit kanker tulang yang diidapnya. Namun, meskipun ia tahu penyakitnya ini
langkah, ia tidak pernah mengeluh, keceriaan terus terpancar dari wajahnya.
Terkadang ia pun juga mengikuti sekolah di rumah sakit. Jika penyakit ini tidak
ada, Lulu bisa mengikuti Ujian Nasional Tingka SD dan saat ini pun ia berkumpul
dengan temannya di bangku barunya di SMP. Tapi Allah mempunyai rencana lain.
Asril, Lulu dan keluarga lainnya hanya bisa berdoa memohon pertlongan kepada
Tuhan untuk kesembuhan Lulu.
(Ceria itu tak pernah hilang di wajah Lulu)
(Foto ini aku dapatkan di instagram artis cantik Ariel Tatum)
No comments:
Post a Comment