Lisa
Namuri
Beberapa
waktu lalu, saya pun berkesempatan untuk wawancara Lisa Namuri, seorang
instruktur senam yoga dan pilates. Saya pun datang ke rumahnya, di Jalan H. Sa'aba Komplek KPAD. Lisa orangnya
sangat ramah kepada wartawannya, maklum saja dulunya dia juga pernah menjadi
seorang reporter di salah satu stasiun televisi swasta, sebelum dirinya dikenal
dengan seorang ini instrukturr yoga yang energik dan gayanya dengan jilbab yang
khas. Liputan kali ini saya hanya
seputar gerakan yoga untuk mengencangkan perut. Tapi tulisan kali ini tidak
seputar yoga, tapi tentang hijab story Lisa Namuri. Semoga kisahnya
menginspirasi perempuan-perempuan muslimah yang membacanya. Amin.
Hijab Tak
Menghalangiku
Bergerak
Sebagai seorang
yang concern di bidang physical improvement, hijab tak menghalangi Lisa Namuri
dalam berkarir. MEskipun di awal ia mengalami kesulitan berkarir karena
berhijab. Sekarang ia membuktikan, bahwa berhijab tidak menghalangi seorang
perempuan beraktivitas dan berkarir.
Ditemui
di rumahnya, Lisa menceritakan bahwa Sejak kecil, ia sudah menyukai kegiatan
yang berbau olahraga dan kegiatan yang menggunakan fisik. Sampai duduk di
bangku SMA, ia pun menjadi salah satu atlet softball di sekolahnya. "Aku
dari dulu udah suka banget yang namanya aktivitas fisik, olahraga seperti
basket, lari, sampai aku pernah jadi atlet sofball waktu SMA," jelasnya.
Passion
ibu dua anak ini dalam bidang physical improvement pada manusia terus
meningkat. Keinginan terbesarnya adalah dapat berbagi pengetahuan agar setiap
orang bisa memaksimalkan kualitas hidupnya dengan mengembangkan kemampuan tubuh
serta merasa nyaman pada dirinya, karena itu usai lulus SMA, dan saat duduk
dibangku kuliah dan lulus, ia terus mengasah bakatnya dibidang olahraga senam,
seperti mengikuti pendidikan di Fitness Institute Australia tahun
2003."Saya senang membantu seseorang yang ingin meringankan, menyehatkan
tubuhnya. terutama di bidang Physical activity," ujarnya.
Bagi
perempuan kelahiran 26 Juli 1980 ini, bergerak dan bergerak adalah kenyaman dan
aktivitasnya sehari-hari. Lisa yang sedari kecil suka dengan kegiatan fisik
seperti memanjat pohon, berlari dan kegiatan yang membutuhkan fisik lainnya.
ini merupakan passion yang ada dalam dirinya, "Sejak dulu aktivitas fisik
ini membantu saya berkonsentrasi saat di sekolah. Namun jika saya dikatakan
tomboy tidak juga, saya pun tetap bermain boneka," katanya.
Gaya Lisa Namuri Saat Melakukan Senam/Yoga
Berjilbab,
Ingin Menjaga diri
Wanita
yang memutuskan berhijab waktu usia 17 tahun ini mengaku, jilbab tidak pernah
menghalanginya untuk bergerak, karena bergerak adalah salah satu hobinya. ia
pun tidak pernah mencampur adukkan jilbab dengan urusan lain. ia pun merasa
dari dulu ia selalu aneh. BErjilbab tapi kegemarannya selalu menggunakan fisik,
menyukai dunia olahraga. "Saya tidak pernah ikut campurkan urusan jilbab
dengan kegiatan saya. saberfikir, jilbab adalah suatu kewajiban dan olagraga
adalah kegemaran saya," ujarnya.
Memutuskan
berjilab saat umur 17 tahun, Lisa pun memaparkan bahwa saat itu memang dirinya
harus ia lakukan.Dengan berjilbab di usia remaja, ia berfikir bahwa dengan
berjilbab bisa menjaga dirinya. "Waktu itu saya berfikri ingin menjaga
diri saya. Saya rasa hal itu tepat saya lakukan yaitu dengan berjilbab. Saya
tidak berfikir apakah nantinya menganggu aktivitas saya atau tidak, karena saya
berjilbab tidak saya ikut campuradukan kegitana dan gaya berjilbab saya"
tegasnya.
Mengalami
Penolakan
Niat
Lisa untuk tidak mencampuradukkan persoalan pekerjaan dan hijab dalam
kehidupannya ternyata tidak disambut baik dengan lingkungannya tinggal. Ia pun
sempat menuai kesulitan saat karirnya menjadi seorang instruktur senam mulai ia
rintis. Saat itu tidak banyak perempuan yang menggunakan jilbab, berbeda dengan
kondisi saat ini, jilbab sudah tidak dianggap tabu lagi, lebih demokratis.
"Dengan jilbab saya sempat menemui kesulitan, saat saya menjadi instruktur
senam berhijab. Banyak studi di Jakarta tidak menerima saya sebagai instruktur
berhijab," jelasnya.
Tahun
1997 menurut Lisa, di awal karirnya sebagai seorang instruktur merasa sedih dan
miris melihat negaranya sendiri yang mayoritas muslim malah membatasi seorang
perempuan berhijab untuk berkarir. Ia pun di tolak memasuki studio-studi senam,
ia dirasa tidak mempunyai kapabilitas yang tinggi sebagai serorang isntryktur
senam karena persoalan dirinya menggunakan jilbab.
"Mereka
berfikir saya bukan instruktur yang baik karena saya menggunakan jilbab,
padahal ndonesia adalah negara mayoritas muslim. Negara berpenduduk muslim
terbesar di dunia, saya sendiri tidak diterima di negara saya sendiri, hal ini
yang aneh. Justru di Australi, Sydney tidak masalah, saya mengajar dengan
berjilbab, yang penting secara profesional saya mengajar dengan baik. Karena
tidak ada hubungan anatar profesional dengan berhijab," paparnya.
Tak
Mati Gaya Dengan Jilbab
Lambat
laun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, Pperempuan berjilbab pun
semakin banyak. Bagi Lisa yang sudah sejak awal menggunakan jilbab dan tidak
ikut-ikutan tren menggunakan jilbab hanya untuk meningkatkan karir dan
pmoritas. Lisa pun merasa lega, paradigma masyarakat tentang perempuan behijab
kini berubah. Semua semakin terbuka, dan perempuan muslimah pun bisa berkarir
dan berkarya.
"Alhamdulilah
kalau sekarng Indonesia sudah mulai terbuka dengan perempuan berjilbab.
AKibatknya pun sekrang berbondong-bondong permepuan menggunakan jilbab. Saya
ikut senang, dan saat ini pun saya tetap beraktivitas seperti dulu. Jilbab
tetap tidak menghalangi saya," katanya.
Passionnya
dibidang physical improvement mengantarkan dirinya di puncak kesuksesan sebagai
seorang isntruktur senam instruktur pilates dan instruktur yoga enambelas tahun
terakhir ini. Namanya pun tidak hanya dikenal sebagai seorang news anker salah
satu televisi swasta. Lisa pun kini dikenal sebagai seorang permpuan berhijab
yang memiliki banyak talenta. Gayanya yang unik dengan menggunakan jilbab saat
berlatih Yoga menjadi panutan bagi perempuan lainnya. Lisa pu baru saja
meluncurkan buku keduanya yang berjudul "Lisa's Movement."Jangan pernah
mencampur adaukkan jilbab dengan kegiatan yang lain. JIka kita berjilbab, kita
hobi olahraga, jangan dijadikan halangan. Jilbab itu tidak menghalangi, dengan
jilbab kita bebasa bergerak," ungkapnya.
Lisa Juga Seorang Penulis Buku, Salah Satunya berjudul "Lisa's Movement"
Saya Usai Wawancara Lisa Namuri :)
*Tulisan ini juga bisa dibawa di Tabloid MODIS
No comments:
Post a Comment