Kam Long Kim
(Abdullah), Mantan Pemeluk Tionghoa
Hati Bergetar Saat
Membaca Yasin
Kuputuskan Masuk
Islam
Setelah berpindah-pindah agama ternyata Islam agama
yang paling mengetarkan jiwa dan raga Kam Long Kim atau yang saat ini bernama
Abdullah. Laki-laki asli warga Tionghoa ini pun akhirnya memutuskan masuk Islam
usai membaca surat yasin tahun 2001 lalu. Berikut kisahnya.
Pembaca yang
dirahmati oleh Allah, perkenalkan namaku Abdullah, sebelum masuk Islam aku
akrab disapa dengan Kim Long Kim. Aku keturunan Tionghoa. Nama itu terus
tersemat dalam diriku ketika ibuku masih ada. Ketika mamaku meninggal,pada saat
itu bukan Islam yang aku pilih sebagai pondasi agamaku, saat itu aku ingin
memperdalam agama Budha. Namun, seirning perjalananku memperdalam Agama Budha
ada, ada peristiwa yang unik yang aku alamai. Dan hal itu membawaku untuk
memilih Islam sebagai agamaku.
Sebelum masuk Islam,
banyak agama yang aku pelajari, mulai agama budha, kristen, semua aku ikuti.
Tapi sejak mengenal Islam akupun tak pernag berpaling lagi. Saat itu, aku
berkunjung ke rumah temangku yang muslim. Di sana aku temukan buku Tahlilan
yang berisi surat yasin dan aku baca arti kadnungan dari surat tersebut. saat
itu memang aku tidak tahu apa-apa, hanya sebuah keinginan untuk membaca aku
buka buku itu, aku pun masih ingat dulu sewaktu SD aku pun sempat mempelajari
agama Islam dari teman-temanku.
Foto: Bapak Abdullah |
Panggilan Islam
Saat membaca buku
yasin tersebut tiba-tiba hati aku pun bergetar beda ketika dulu aku mempelajari
kitab yang sebelumnya. Subhanallah aku benar merasa terharu akan arti dan
kandungan dari setiap ayatnya. Aku bertanya dalam hati aku sendiri, apakah
agama ini yang akhirnya akan aku anut? agama yang kitabnya dapat membuat hati aku
bergetar dan air mata yang keluar membasahi wajahku. Tahun 2001, tahun dimana aku
benar-benar menjatuhkan pilihan aku dalam menganut agama.
Akhirnya dengan keyakinan
yang sangat mantab aku memutuskan ingin masuk agama Islam, agama yang
bener-bener pantas untuk aku yakini. Sedikit-sedikit aku pun telah mencari dan mempelajari islam dari teman-teman aku.
Tekat dan semangat untuk memeluk islam itu benar-benar sangat hebat sekali.
Memang semua nya
sangat tidak mudah untukku memeluk keyakinan menjadi seorang muslim.
Pertentangan dari keluarga pun terjadi. Memang bukanlah sebuah pertentangan
yang sangat hebat hanya melainkan larangan saja. Sampai salah satu saudara berkata
kepadauk "Diantara kami bersepuluh tidak ada yang masuk islam kecuali
kamu" katanya. Aku memang sepuluh bersaudara ya hanya akulah yang memeluk
islam mereka semua kebanyakan masih agama asli orang tua aku yaitu Budha. Itu
semua tidak membuat tekat dan semangatku patah dalam memeluk agama Islam.
sebagai seorang yang
baru mengerti Islam, aku pun tidak mengerti Al-Quran, tetapi aku berfikir aku
harus bisa mencari orang yang dapat mengajarkan aku mengaji. Aku pun pergi
kerumah pak RT untuk bertanya siapakah orang yang bisa mengajarkan aku mengaji
karena aku ingin menjadi seorang mualaf.
Akhirya pak RT
mengantarkan aku kerumah pak Haji Mukhsin. Di sana aku mendapatkan keluarga
baru. Pak Mukhsin pun mengangkat aku menjadi anaknya. Aku pun disunat dan dibuatkan
ktp dengan identitas agama aku Islam. Setiap ada pengajian pak mukhsin mengajak
aku. Sisana lah aku diberikan banyak ilmu, bertemu dan berkumpul dipengajian
bersama para Ustad mereka pun menasehati aku untuk membeli buku tentang agama
Islam.
Seorang ustad
bernama Sanusi, dialah orang yang selalu memberikan aku buku-buku islam tanpa
mau dibayar, dan saudara sesama muslim juga ikut merangkul aku sehingga aku
menjadi tambah semangat dan yakin dengan masuk agama Islam, walaupun saat itu aku
sudah berkeluarga dan istri aku adalah orang Budha tetapi dia pun belum tah
kalau aku memeluk agama Islam . Akhirnya istri aku pun tahu aku memeluk agama
Islam dan aku mencoba membujuknya untuk menjadi Mualaf. Namun, dia pun tetap
pada pendiriannya akhirnya kami pun pisah dan keempat anak aku ikut bersama
istri.
Berkah Memeluk Islam
Setelah sabar,
ikhlas dan istiqomah aku dalam mempelajari Islam. Akhirnya Allah memberikan aku
berkah akan keputusan aku ini. Alhamdulillah bener-bener dengan kuasanya
keluarga aku yang tadinya sempat melarang untuk masuk islam sekarang hubungan
kami menjadi tambah baik. Tadinya bapak aku selalu bertentangan dengan aku
tetapi sekarang jika ada masalah dan bapak membutukan solusi beliau selalu
memanggilku, membutuhkanku untuk menjadi penasihat beliau.
Tapi berbeda
dibandingkan adik yang lainnya. Aku merasakan nikmat yang luar biasa setelah
menjadi seorang mualaf, nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat islam.
Tidak begitu lama
setelah aku berpisah dengan sitriku, Aku menikah lagi dengan wanita muslim yang
sangat saleha dari pernikahan ini aku mendapatkan 2 anak, aku benar-benar
banyak bersyukur, Allah maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku yakin
Allah enggak akan pernah tidur dia selalu melihat umatnya. Alhamdulillah ibadah
aku kepada Allah semakin lancar. Lima waktu selalu jalan, ikut pengajian
mingguan, puasa ramadhan, aku puasa. Insya Allah aku bisa menjadi mualaf yang
selalu menjalankan perintahnya menjauhi larangannya.
Kabar mengejutkan
lagi yang membuat aku banyak bersyukur kepada Allah, Akhir-akhir ini anak
keduaku dari pernikahan sebelumnya telah masuk Islam karena mengikuti agama
sang suami semoga dia juga bisa menjadi mualaf yang baik. Cita-cita aku aku
ingin pergi ke Tanah Suci bersama keluarga aku. Ingin mencium ka’bah. Semoga
Allah bisa memanggil aku untuk pergi kesana menuntaskan rukun Islam yang ke 5 .
Harapan aku semoga teman-teman aku yang mualaf mari kita sama-sama untuk menjadi
mualaf yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya serta kita
meninggal nanti dalam keadaan yang sangat Islam. Tenang saja Allah tidak akan
membuat hambanya menderita. Biar saja mereka melihat kita miskin harta yang
penting dimata Allah kita enggak miskin amal ibadah. Perdalam ilmu agama kita
Insyaallah kita selalu berada dijalannya. (Tulisan ini dimuat di Tabloid NURANi)
No comments:
Post a Comment