Liburan
akhir tahun 2016 ini kami bersaudara (Baca: Yuli Yuni dan Fida) memutuskan
pergi ke Bandung, bahasa sundanya Dolan-Dolan Ka Bandung. Sebelumya Mbak Yuli dan Dek Fidah berangkat dari
Surabaya menuju Jakarta. Dari Jakarta barulah kami bertiga menuju Bandung
menggunakan kereta Api.
Kami
berangkat Hari Jumat 29 Desember 2017 Pukul 15.30 WIB menggunakan kereta api
Argo Parahyangan, kereta Ekonomi AC tujuan Stasiun Gambir-Stasiun Bandung.
Harga tiketnya cukup murah Rp. 90 ribu. Kenapa kita memilih menggunakan kereta,
pertama akhir tahun dan long weekend jika kami menggunakan bus atau mobil pasti
terjebak macet, dan pasti cukup melelahkan. Kedua, harga kereta juga ekonomis
tidak jauh berbeda dengan menggunakan bus atau travel. Ketiga, karena kita suka
mabok darat. Kereta api adalah pilihan yang paling tepat membawa kami bertiga
ke Paris Van Java nya Indonesia.
Perjalanan menggunakan kereta sangat nyaman.
Selain armada Argo Parahyangan bisa dibilang armada baru KAI diresmikan tahun
2010, 6 tahun beroperasi kondisi fisiknya masih bagus dan bersih. Menggunakan
kereta api, perjalanan ditempuh selama 3 jam, dengan pemberhentian Stasiun
Cimahi dan Stasiun Bandung. Selama
perjalanan kita akan disajikan pemandangan di luar jendela yang cukup indah.
Hamparan sawah, gunung akan menemani kita selama perjalanan, jika kalian pergi
sendiri pasti tidak akan jenuh. Waktu tempuh juga tidak begitu lama.
Gambar 1. Suasana di dalam Argo Parahayangan |
Gambar 8. Ontang Anting
Gambar 9. Ontang Anting siap membawa pengunjung
Perjalanan
dari pintu masuk sampai dengan kawah putih kira-kira 20 menit, medannya
berkelok-kelok dan tentu saja hawanya dingin sekali. Sampailah kita di kawah
putih. Sebelum memasuki area wisata bacalah baik-baik petunjuk pengunjung salah
satunya adalah menggunakan masker demi kesehatan, tidak boleh membuang sampah
sembarangan, dan banyak lagi.
Gambar 10. Baca dulu tata tertib pengunjung
Gambar 11. Pintu masuk kawah
Dengan
berjalan kaki melewati tangga menuju kawah putih, tidak begitu jauh. Sampai
sana siapkan kamera anda, karena banyak pemandangan indah Kawah Putih yang
tidak boleh satupun terlewatkan. Petugas wisata setempat selalu memberikan peringatan
kepada pengunjung bahwa batas waktu berada di area Kawah Putih adalah 15 menit,
jika mengalami mual, batuk-batuk segera meninggalkan area wisata. Bau Belarang
yang ada di kawasan ini bisa membuat orang sakit, karena itu petugas selalu
memberikan peringatan. Berikut sedikit sejarah tentang kawagh putih Ciwidey.
Letusan
hebat oleh Gunung Patuha pada abad ke 10 membuat banyak orang beranggapan bahwa
lokasi ini adalah kawasan angker karena setiap burung yang terbang melewati
kawasan tersebut akan mati. Karena kepercayaan tersebut, tidak ada orang yang
berani mendekati kawasan ini sampai akhirnya pada tahun 1837 ada seorang ahli
bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn yang memutuskan untuk pergi ke puncak Gunung
Patuha demi ilmu pengetahuan. Dr. Franz Wilhelm Junghuhn berhasil mencapai
puncak Gunung Patuha dan dari sana ia melihat ada sebuah danau berwarna putih
dengan bau belerang yang menyegat. Sejak itu, keberadaan Kawah Putih menjadi
terkenal dan pada tahun 1987 pemerintah mulai mengembangkan Kawah Putih sebagai
tempat wisata. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kawah_Putih).
Usai dari
Kawah Putih, perjalanan kami berlanjut menuju Situ Patenggang. jaraknya tidak
begitu jauh dari Kawah Putih, kita pun tidak akan bosan karena menuju Situ
Patengan mata kita akan dimanjakan dengan hamparan perkebunan teh yang sangat
amat luas. Sungguh cantik dengan tatanan terasering bertingkat. Perkebunan teh
Ranca Bali.
Tanaman teh
milik Perkebunan Teh Ranca Bali berada di tanah yang bergelombang indah di
pinggiran jalan antara Kawah Putih dan Situ Patengan.Perkebunan Teh Ranca Bali
berada dibawah naungan PT Perkebunan Nusantara VIII, sebuah BUMN dengan
kegiatan usaha meliputi pembudidayaan tanaman di 41 kebun yang berada di 11
kabupaten / kota di Jawa Barat, termasuk pengolahan dan produksinya, serta
penjualan produk komoditinya mulai dari teh, karet, kelapa sawit, kina, dan
kakao. Berada diketinggian 1.628 dpl.
Suhu di kawasan ini sekitar 20° C. Cocok bagi wisatwan yang ingin menghirup
udara segar dengan pemandangan hijau yang terhampar luas.
Setelah
melewati hamparan kebun teh, sampailah kita ke kawasan wisata Situ Patengan.
Konsep wisata ini adalah danau dan taman bermain. Tempat ini juga digunakan
dalam Film My Heart.
Sejarah dari
Situ Patengan ini adalah berdasarkan bahasa Sunda pateangan teangan (saling
mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri Titisan Dewi yang besar
bersama alam. Kisantang dan Dewi Rengganis, mereka berpisah untuk sekian lama,
karena cinta mereka yang egitu dalam mereka saling mencari. Dan pada akhirnya
di pertemukan kembali di sebuah tempay tang sampai sekarang dinamakan
"Batu Cinta". Dewi Rengganis pun meminta dibuatkan danau dan sebuah
perahu untuk berlayar. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau
yang berbentuk hati (Pulau asmara/pulau sasaka). Menurut cerita ini yang
singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau Asmara senantiasa mendapatkan
cinta yang abadai seperti mereka.
Puas berkeliling di kawasan Situ Patengan, kami
beranjak pulang sekitar pukul 16.30. Perjalanan pulang cukup lama, karena
Bandung sudah mulai ramai dan macet total. Sampai di Penginapan pukul 21.00
WIB. Kami menyarankan jangan pernah pergi ke Bandung saat Weekend
Setelah istirahat sebentar, malam terahir kami
memutuskan untuk jalan-jalan sendiri tanpa sopir. Kami menggunakan angkutan
umum yang lewat depan penginapan. Tujuan kami adalah Alun-Alun Bandung. Dengan
ongkos Rp 4.000 ribu rupiah angkot membawa kami menuju Alun-Alun Bandung
kira-kira 45 menit. Alun-Alun Bandung tidak berbeda jauh dengan alun-alun di
beberapa daerah. Alun-Alun yang bersanding dengan Masjid dan taman bermain. Di
sini juga banyak bangunan kuno, kalau di Jakarta seperti Kota Tua. Yang unik
dari alun-alun Bandung adalah lapangan yang ditempati nongkrong masyarakat
terbuat dari rumput sintesis. Jadi pengunjung hukumnya Wajib melepas alas
kakinya.
Udara sejuk
BLK Bandung terasa sekali pagi hari Pukul 06.00 WIB. Kami sengaja mengawali
hari terakhir di Kota Kembang ini dengan bangun pagi. Karena sebelum pulang
menggunakan kereta pukul 11.40 WIB kami ingin berbelanja di Pasar Baru Bandung
yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Bandung. Kami berbelanja untuk keperluan
dagangan. Ternyata ekspektasi kami salah, ternyata harga lebih murah di tanah
abang Jakarta. Mungkin kami tidak tahu tempat mana yang murah untuk 'kulakan'
atau memang range harga pasar di sini cukup mahal. Kami berbelanja beberapa
baju saja.
Usai
berbelanja di Pasar Baru kami bergegas menuju Stasiun Bandung. Dan perjalanan
kami selama tiga hari dua malam di Bandung pun berakhir. See You Again Bandung.
Destinasi Bandung
1. Kawah Putih
2. Perkebunan Teh Rancabali
3. Situ Patenggang
4. Alun-Alun Bandung
5. Trans Studio Bandung (Numpang foto doank.hehe)
6. Pasar Baru Bandung
*Special Thanks kepada Bapak Edi Kepala Balai Latihan Kerja Bandung yang sudah memfasilitasi penginapan dan kendaraan untuk kami. Dan Pak Andre yang sudah jadi guide dan mengantar kami keliling Bandung.
#Liburan #YYF #YuliYuniFidah #Bandung #Ciwidey
mbak, kalau mau nginap di BLK nya, siapa ya kontak personnya, dan berapa utk satu malamnya? kapasitas kamar bisa untuk berapa orang? terimakasih
ReplyDelete