Tuesday 17 January 2017

Pemuda Dan Wirausaha

Peningkatan Daya Saing Pemuda Indonesia
Melalui Program Wirausaha Muda Pemula

*Tugas UAS MK. Kepemudaan dan Pembangunan Manusia

Isna Wahyuningsih/ 1606948360

      A.Pemuda
Sejarah telah membuktikan bahwa pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbagsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut.
Pemuda menurut Hasan Alwy (2000; 847) dan Poerwadarmita (1986) Darlan (2011) ia adalah: ”...seorang  laki-laki, remaja, taruna, yang bakal menjadi pemimpin....”. Pemuda di sini menurut penulis tidak sebatas kaum lelaki. Tapi kalangan pemudi sekalipun juga masuk. Disadari atau tidak bahwa pemuda berperan sebagai pengganti generasi sebelumnya. Pemuda adalah menjadi sasaran pemikir agar lebih baik dari masa sebelumnya. Karena di pundak pemudalah masa depan bangsa.
Ada beberapa langkah yang sangat strategis yang perlu dikembangkan terhadap potensial pemuda Indonesia seperti yang menjadi ekspektasi bersama yang digariskan dalam UU No. 40/2009 yang membahas tentang kepemudaan, dimana fungsi pemuda adalah sebagai agen perubahan.Pemuda memilki peran sentral dalam mengawasi perjalanan bangsa, yang dijalankan oleh pemerintah, agar roda pemerintah berjalan dengan baik dan bersih, dan nantinya akan berimplikasi terhadap kemajuan di berbagai bidang, baik bidang ekonomi, politik dan budaya. Di sini pemuda dituntut untuk memberikan ide, gagasan dan kontribusinya bagi Indonesia. Salah satunya yaitu dibidang Pembangunan Ekonomi.
Sudah jelas bahwa pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian bangsa. Karena didukung dengan ide-ide dan gagasan yang cemerleng, Kesadaran akan pentingnya usia dan jiwa muda membuat para pemuda selalu tampil dalam setiap momentum, bukan sebagai objek suatu peristiwa melainkan sebagai subjek pengubah, yang mendorong setiap perubahan ke arah yang konstruktif serta menjadi kekuatan moral dalam mengawal setiap perjalanan dan pembangunan bangsa. Komposisi penduduk usia muda saat ini didominasi oleh usai prdouktif.

BBonus Demografi dan Jumlah Usia Produktif
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa.Bonus Demografi adalah masa dimana angka beban ketergantungan antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif mengalami penurunan sehingga mencapai angka di bawah 50. Dengan arti kata setiap penduduk usia kerja menanggung sedikit penduduk usia tidak produktif.
Meningkatnya jumlah penduduk pada tahun 2035 tersebut menyebabkan Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Peningkatan penduduk tersebut dibarengi dengan meningkatnya penduduk usia produktif yaitu antara usia 15 tahun sampai 65 tahun. Dengan demikian Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas SDM secara maksimal melalui pendidikan, pelayanan kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Bonus Demografi bisa menjadi “ancaman atau bencana” ketika penduduk usia produktif tersebut tidak memiliki pendidikan yang memadai, tidak memperoleh keterampilan yang cukup. Jika hal tersbeut terjadi maka penduduk usia produktif akan menjadi pengangguran.McKinsey Global Institute memperkirakan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada tahun 2030 mendatang. Untuk mewujudkannya, Indonesia memerlukan 113 juta generasi muda yang memiliki keterampilan dan keahlian. Saat ini baru tercapai 55 juta SDM yang kompeten.
C.Peningkatan Daya Saing
Pemuda masuk dalam kategori usia produktif, sesuai dengan Undang-Undang 40/2009 tentang Kepemudaaan, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun. Dengan demikian adanya bonus demografi pemuda harus memanfaatkan peluang tersebut untuk meningktan potensi diri sehingga mampu berperan aktii dalam pembangunan nasional khususnya di bidang Ekonomi.
Dikatakan sebelumnya bahwa bonus Demografi Indonesia bisa menjadi peluang sekaligus ancaman bagi penduduk usia produktif, khususnya para pemuda yang memiliki ide dan gagasan yang cemerlang. Penigkatan Daya Saing perlu dilakukan agar mampu mengimbangi perkembangan zaman. Sejauh ini, daya saing sumber daya manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi yang dimiliki oleh pemuda Indonesia rendah, apalagi saat ini Indonesia sudah memasuki era pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), uapya peningkatan daya saing pemuda penting dilakukan.
Disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengingatkan generasi muda, termasuk kalangan mahasiswa harus terus meningkatkan daya saing supaya tidak tergerus pada era persaingan. Saat ini, Indonesia tidak bisa menghindar dari era persaingan, salah satunya dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Solusinya tingkatkan daya saing. Peningkatan daya saing bagi generasi muda di era persaingan merupakan hal yang wajib dilakukan supaya tidak tergerus era persaingan dan selanjutnya hanya menjadi penonton. Generasi muda saat ini harus memiliki karakter kuat, kompetensi kuat, dan kreativitas kuat.[1]
Peningkatan daya saing bagi para pemuda pihak pemerintah telah mengelontorkan berbagai program kepemudaan dan pelatihan bagi kalangan pemuda. Tujuannya adalah agar nantinya pemuda mampu bersaing dengan negara lain.
Peningkatan daya saing pemuda dilakukan dengan dua tahapan yaitu melalui pendidikan formal di sekolah dan pelatihan kerja. Peguatan akses dan mutu pendidikan melalui 8 standar mutu pendidikan yaitu, standar kompetensi lulusan, kurikulum, pendidikan dan tenaga pendidikan, proses, sarana prasarana dan pembiayaan. Sedangkan penguatan akses dan mutu pelatihan ada 4 prinsip dasar pelatihan kerja yaitu berorientasi pada kebutuhan pasar kerja dan pengembangan SDM, berbasis pada kompetensi kerja, tanggung jawab bersama antara dunia usaha, pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara berkeadilan tidak diskriminatif.
Peningkatan dan pelatihan daya saing di bidang pengembangan ekonomi pemuda. pemerintah pun telah memberikan wadah bagi pemuda untuk berkontribusi di dalam peningkatan Ekonomi Indonesia dengan pengembangan kewirausahaan pemuda salah satunya yaitu Wirausaha Muda Pemula (WMP) yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan stabilitas ekonomi, dengan pengembangan potensi kewirausahaan yang dimiliki oleh para pemuda, sehingga pada gilirannya mampu menjawab masalah ketenagakerjaan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Upaya untuk mengembangkan kewirausahaan pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga juga menyelenggarakn pemuda pengembangan kewirausahaan pemuda dengan melaksanakan kegiatan dukungan fasilitasi bagi Wirausaha Muda Pemula dan Sentra Kewirausahaan Pemuda melalui Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP).[2]
Dukungan fasilitas bagi Wirausaha Muda Pemula dan Sentra Kewirausahaan Pemuda yang dilakukan melalui KPKP merupakan implementasi dari amnah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan khususnya pasal 51 yang menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan dana dan akses permodalan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan pemuda.
D. Pemuda Berwirausaha
Peran, ide, dan gagasan pemuda  untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan karena itu melalui program Wirausaha Muda, Pemuda akan lebih mudahbelajar mengekspresikan diri mereka melalu jalur pemuda berwirausaha.
Wirausaha adalah kegiatan yang tidak mengenal golongan usia dan jenis kelamin. Siapa saja bisa jadi seorang pengusaha atau wirausahawan. Seorang wirausahawan dapat berkembang dari minat atau bakat yang mereka miliki, akan tetapi kreatifitas dalam berusaha justru akan membantu kelancaran usahanya. Dengan belajar berwirausaha dimulai dari hal kecil yang dibangun. Nantinya pemuda akan mampu bersaing dengan orang lain juga negara lain.
Ada beberapa watak seorang wirausahawan yang harus dipahami dalam menjalankan sebuah usaha. Berikut ada 7 langkah yang perlu diikuti seperti berikut ini:[3]
1.     Disiplin diri, yaitu selalu berpegang teguh komitmen atau mematuhi aturan yang dibuatnya sendiri.
2.      Rincian, yaitu usaha-usaha kreatif yang selalu belajar mendisiplinkan diri untuk berurusan dengan rincian-rincian sepeti keuangan, pendataan/administrasi dan pembuatan rencana-rencana kegiatan.
3.     Menghargai, yaitu memberikan penghargaan atas hasil yang diterima. Guna watak ini adalah selalu memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan menghargai hasil karya.
4.      Kreativitas, yaitu semakin kita berbeda dalam menghasilkan sebuah produk yang dibutuhkan pasar akan berkecenderungan untuk diminati.
5.     Bentuk atau Gaya, yaitu bagaimana seorang wirausahawan akan membentuk karakter diri dan produk yang membedakan dengan orang dan produk lain.
6.     Keluwesan, yaitu mampu untuk menyesuaikan diri dan mampu melihat berbagai cara pemecahan suatu masalah.
7.     Komitmen, yaitu keteguhan untuk melakukan sesuatu yang kita yakini dalam perbuatan dan tidak menjadikan contoh yang negatif.
Melalui jalur wirausaha pemuda ini kita bisa menciptakan pengusaha muda untuk saling bersaing,menciptakan inovasi, kreasi dan peluang kerja untuk dirinya juga masyarakat. Pembangunan ekonomi melaluipeningkatan sumber daya pemuda tersebut akan berjalan dengan baik sesuai yang tertuang di dalam nawacita Presiden Jokowi yaitumeningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.Dan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
E.Problematika Pemuda
Upaya mempersiapkan, membangun dan memberdayakan pemuda agar mampu berperan serta sebagai pelaku-pelaku aktif pembangunan bangsa Indonesia melalup pemuda berwirausaha ternyata bukan persoalan sederhana. Upaya ini masih dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan. Berbagai permasalahan sosial yang muncul tersebut ternyata melibatkan atau dilakukan pemuda.
Problemtika yang kerap kali dilakukan oleh pemuda seperti tawuran dan kriminalitas, penyalahgunaan Narkoba dan Zat Adiktif lainnya (NAZA), minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular. Permasalahan lain adalah ketahanan budaya dan kepribadian nasional di kalangan pemuda yang semakin luntur, yang disebabkan cepatnya perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi, akibat dari derasnya arus informasi global yang berdampak pada penetrasi budaya asing. Hal ini mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku pemuda Indonesia. Persoalan tersebut dapat dilihat kurang berkembangnya kemandirian, kreativitas, serta produktivitas di kalangan pemuda. Sehingga pemuda kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan karakter bangsa.
Kedua, pemerintah belum sepenuhnya merangkul pemuda-pemuda untuk bergerak, berinovasi, berkerasi menciptakan kemandirian ekonomi melalui kegiatan wirausaha muda khususnya di daerah pinggiran atau terpencil. Ada sebuah kepentingan di dalamnya sehingga tidak meratanya jaringan, fasilitas yang dimiliki oleh pemuda pinggiran untuk mengapai akses yang diberikan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.
Selain itu, dilema transisi kepemudaan sering kali menjadi pokok masalah pemuda saat ini. Dimana ia dibenturkan dengan pilihan-pilihan. Wyn and White (1997) menjelaskan bahwa ada tiga domain transisi yaitu menuju sekolah, kerja dan keluarga. Pemuda sering kali mengalami kegaulaun dalam masa transisinya. Ada beberapa langkah yang ditempuh pemuda, yaitu fast track transition dan Slow track Transition. Fast Track Transition ini dimana pemuda dalam masa transisilnya lebih memilih bekerja terlebih dahulu dengan demikian masa pendidikan ia tidak tempuh. Sedangkan slow track transition pemuda memilih sesuai dengan alur masa transisi pemuda yang dikemukakan oleh Lyn dan White pendidikan kemudian pekerjaan





[1]http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/05/05/o6p5qc377-menaker-generasi-muda-harus-tingkatkan-daya-saing.
[2]www.kemenpora.go.id.
[3]Darlan, H.M.Norsanie, 1982. Pendidikan Kewiraswastaan, PLS, FKIP Unpar, Palangka Raya.

No comments:

Post a Comment