Kisah 1
Rahmat Abiyakta, 2 Tahun
Rahmat Abiyakta,
2 tahun, diusianya yang masih seumur jagung, bayi ini harus berjuang melawan
penyakit Hydrosipalus yang dideritanya. Orangtua kandungnya telah
meninggalkannya di Rumah Sakit. Abi butuh uluran tangan dan doa dari
amsyarakat.
Sudah
jatuh tertimpa tangga pula. Perumpaan ini yang menggambarkan kehidupan Abi,
panggilan akrab Rahmat Abiyakta. PAsalnya, tidak hanya nasibnya yang malang
karena penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak atau
yang disebut Hydrosipalus ini harus ia derita. Abi pun sejak kecil sudah ditinggalkan
oleh orang tua kandungnya. Sungguh malang nasibnya.
Sebuah
bangunan dilengkapi dengan alat bermain seperti taman kanak-kanak terlihat saat
memasuki gerbang utama bangunan tersebut. Ruangan kecil yang penuh dengan
warna-warni hiasan dinding dan alat bermain terlihat di sana.
Saat
kita masuk ke dalam, terlihat pula bebrrapa boks tempat tidur bayi dengan
ukuran yang beragam. Disanalah bayi dua tahun dengan hydrosipalus ini menjalani
kehidupannya. Yah, hampir tiga bulan ini, Abi dirawat di Yayasan Sayap Ibu,
Bintaro,Jakarta.
SUngguh
malang nian nasib bayi tak berdosa ini. Dengan pulasnya ia tertidur di atas box
ranjang bayi dengan berselimutkan kain bergambar boneka yang lucu. Kain
warna-warni yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya yang mungil ternyata tidak
bisa mewakili kehidupannya, hidup Abi saat ini sudah tidak bewarna lagi.
Penyakit yang dideritanya membawa dirinya hanya bisa bergerak di atas tempat
tidur.
Mila,
selaku petugas yang merawat Abi menjelaskan, Abi tinggal di Yayasan Sayap Ibu sudah
hampir tiga bulan. Maret bulan depan genap sudah usianya dua tahun. "Adek
Abi di sini baru tiga bulan, usianya
maret nanti 2 tahun," katanya.
Diceritakan
oleh Mila, keberadaan Abi di Yayasan Sayap Ibu karena dikirim oleh Dinas
Sosial. Pada saat di rawat di Rumah Sakit sebelum dibawa ke yayasan ini, Abi
ditinggalkan oleh orangtuanya, dan data-data diri orangtuanya tidak jelas,
sehingga Abi harus dikirim ke Dinas Sosial oleh pihak rumah sakit agar tetap
bisa mendapatkan perawatan. "Abi ini dari Tasikmalaya. Ia ditinggalkan
oleh orangtuanya, kemudian dibawa ke sini," imbuh Mila.
Bayi
tak berdosa ini harus menanggung sendiri kehidupannya, tanpa orangtua yang
merawatnya bahkan Abi ditinggalkan. Di Yayasan Sayap ibu selama tiga bulan ini
Abi melakukan proses penyembuhan dan perawatan.
Terkait
dengan Hydrosipalus yang diderita oleh Abi, Mila menjelaskan, sejauh ini bayi
laki-laki ini sudah hampir empat kali operasi. Perlu diketahui,Hydrosipalus
adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak
(cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel
serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan
cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di
sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
“Untuk
Abi sendiri, operasi sudah empat kali dilakukan dan satu kali pasang selang.
Jika masih terhambat lagi bisa sampai tiga kali pasang selang. Alhamdulilah,
dari bebrapa pasien yang lain, hdyrosipalus yang diderita Abi selangnya masih
berfungsi,” jelasnya.
Saat
terlelap, wajah Abi pun tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, walaupun ia
sendiri tidak bisa merasakan bagaimana rasa sedih atau senang. Orang sekitarlah
yang bisa melihat perasaan tersebut. Masih menurut Mila, penderita hydrosipalus
cenderung mengalami cerebal palsy
atau yang sering disebut lumpuh otak. Kondisi bayi yang lahir dibulan Maret
2013 ini pun demikian, saraf motoriknya sudah tidak berfungsi lagi. “Abi sudah
tidak bisa lagi melihat, kalaupun matanya terbuka dia tidak bisa melihat lagi,
tangannya pun tak bisa bergerak, kalaupun bisa cumin bergerak sedikit-sedikit
saja,” kata Mila.
Begitu
banyak penderitaan yang dialami oleh bayi malang ini. Saat ini yang bisa
diharapkan Abi adalah uluran tangan dan doa dari masyarakat, agar ia tetap bisa
menikmati dunia dengan cara Abi sendiri hingga ia dewasa nanti.
No comments:
Post a Comment