Sunday 8 March 2015

Kisah Anak Dengan Hydrocephalus

Kisah 1
Rahmat Abiyakta, 2 Tahun

Rahmat Abiyakta, 2 tahun, diusianya yang masih seumur jagung, bayi ini harus berjuang melawan penyakit Hydrosipalus yang dideritanya. Orangtua kandungnya telah meninggalkannya di Rumah Sakit. Abi butuh uluran tangan dan doa dari amsyarakat.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Perumpaan ini yang menggambarkan kehidupan Abi, panggilan akrab Rahmat Abiyakta. PAsalnya, tidak hanya nasibnya yang malang karena penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak atau yang disebut Hydrosipalus ini harus ia derita. Abi pun sejak kecil sudah ditinggalkan oleh orang tua kandungnya. Sungguh malang nasibnya.

Sebuah bangunan dilengkapi dengan alat bermain seperti taman kanak-kanak terlihat saat memasuki gerbang utama bangunan tersebut. Ruangan kecil yang penuh dengan warna-warni hiasan dinding dan alat bermain terlihat di sana.

Saat kita masuk ke dalam, terlihat pula bebrrapa boks tempat tidur bayi dengan ukuran yang beragam. Disanalah bayi dua tahun dengan hydrosipalus ini menjalani kehidupannya. Yah, hampir tiga bulan ini, Abi dirawat di Yayasan Sayap Ibu, Bintaro,Jakarta.

SUngguh malang nian nasib bayi tak berdosa ini. Dengan pulasnya ia tertidur di atas box ranjang bayi dengan berselimutkan kain bergambar boneka yang lucu. Kain warna-warni yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya yang mungil ternyata tidak bisa mewakili kehidupannya, hidup Abi saat ini sudah tidak bewarna lagi. Penyakit yang dideritanya membawa dirinya hanya bisa bergerak di atas tempat tidur.

Mila, selaku petugas yang merawat Abi menjelaskan, Abi tinggal di Yayasan Sayap Ibu sudah hampir tiga bulan. Maret bulan depan genap sudah usianya dua tahun. "Adek Abi di sini baru  tiga bulan, usianya maret nanti 2 tahun," katanya.

Diceritakan oleh Mila, keberadaan Abi di Yayasan Sayap Ibu karena dikirim oleh Dinas Sosial. Pada saat di rawat di Rumah Sakit sebelum dibawa ke yayasan ini, Abi ditinggalkan oleh orangtuanya, dan data-data diri orangtuanya tidak jelas, sehingga Abi harus dikirim ke Dinas Sosial oleh pihak rumah sakit agar tetap bisa mendapatkan perawatan. "Abi ini dari Tasikmalaya. Ia ditinggalkan oleh orangtuanya, kemudian dibawa ke sini," imbuh Mila.

Bayi tak berdosa ini harus menanggung sendiri kehidupannya, tanpa orangtua yang merawatnya bahkan Abi ditinggalkan. Di Yayasan Sayap ibu selama tiga bulan ini Abi melakukan proses penyembuhan dan perawatan.

Terkait dengan Hydrosipalus yang diderita oleh Abi, Mila menjelaskan, sejauh ini bayi laki-laki ini sudah hampir empat kali operasi. Perlu diketahui,Hydrosipalus adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
“Untuk Abi sendiri, operasi sudah empat kali dilakukan dan satu kali pasang selang. Jika masih terhambat lagi bisa sampai tiga kali pasang selang. Alhamdulilah, dari bebrapa pasien yang lain, hdyrosipalus yang diderita Abi selangnya masih berfungsi,” jelasnya.


Saat terlelap, wajah Abi pun tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, walaupun ia sendiri tidak bisa merasakan bagaimana rasa sedih atau senang. Orang sekitarlah yang bisa melihat perasaan tersebut. Masih menurut Mila, penderita hydrosipalus cenderung mengalami cerebal palsy atau yang sering disebut lumpuh otak. Kondisi bayi yang lahir dibulan Maret 2013 ini pun demikian, saraf motoriknya sudah tidak berfungsi lagi. “Abi sudah tidak bisa lagi melihat, kalaupun matanya terbuka dia tidak bisa melihat lagi, tangannya pun tak bisa bergerak, kalaupun bisa cumin bergerak sedikit-sedikit saja,” kata Mila.


Begitu banyak penderitaan yang dialami oleh bayi malang ini. Saat ini yang bisa diharapkan Abi adalah uluran tangan dan doa dari masyarakat, agar ia tetap bisa menikmati dunia dengan cara Abi sendiri hingga ia dewasa nanti.

No comments:

Post a Comment