Monday 7 January 2013

Mengingat Surga Kembali


Aku Tak Ingin Memilikimu, Karna Itu Hanya Khayal Semata
Hanya Ingin Mengukir Kisah Denganmu,
Sebelum Aku Jauh Dari Pandangan Matamu,
Sebelum Aku Hilang,
Karena Waktu, Kenangan Tentangku Akan Terkikis Oleh Kenangan Barumu.
Setidaknya Aku Cukup Senang,
Aku Senang,
Kau Telah Masuk Dalam Coretanku,
Coretan Tentang Kehidupanku,

Bayangan surga itu tampak lagi di depan mata, lama aku tak memikirkan hal ini karena aku tahu kisah yang lali tentang surge dan bidadarinya telah aku kubur dalam-dalam, akupun punya kisah sendiri dengan lelaki itu, lelaki yang aku pilih dari sekian laki-laki yang mendekatiku, lelaki yang aku pilih tanpa bisa dirasionalkan dengan akal pikiran. Surga itupun berlalu lalang, kadang datang kadang pergi.Keberadaannya sungguh tlah kulupakan waktu itu.
Beberapa bulan ini dengan kesendiriannku, tentang kisahku dengan lelaki itu kandas di tengah jalan. Ketika itu aku sendiri, mencoba menjauh dari kisah kelam dan kesakitannku bersama lelaki itu, Aku mulai beranjak berjalan meninggalkan masa lalu dengan lelaki itu, dengan dorongan dan motivasi dari Sahabat karibku, aku mulai move on (kata anak-anak muda jaman sekarang) tanpa adanya certia tentang aku dan lelaki itu, sempat aku menjalin hubungan dengan laki-laki yang baru aku kenal, tpi pada akhirnya kandas juga ditengah jalan, semua karena kebodohan diriku sendiri yang mencintai seseorang yang memang tak pantas buat aku. Pergi dari kehidupan lelaki sekampusku itu benar-benar aku merasa senang, bahagia, tanpa beban meski kertas putih yang sudah ternoda oleh tinta hitam, tidak akan bisa kembali menjadi kertas putih lagi, membekas bercak-bercak hitam noda, ibarat kertas itulah kehidupanku setelah berpisah dari laki-laki itu. Aku tetap mencoba untuk tegar, dengan nafas doa yang tiap lima waktu aku latunkan kepada Sang Pencipta membuat diriku semakin tegar.
Surga, tulisan kali ini tentang dia, tentang kerinduan wangi surga tentang surga yang menghiasi kehidupanku lagi. Surga datang membawa segala cerita tentang dirinya, tentang kehidupannya, tentang bidadarinya tentnag malaikat-malaikatnya. Entah apa yang membawamu hadir kembali ke kehidupanku,kau datang membawa sejuta cerita.

Yah inilah aku, aku yang bagaikan ombak, pasang surut tiap harinya dilautan. Cinta anak mudah yang mencari kenyamanan dan sosok yang kelak akan menjadi pemimpin dikehidupannya. Aku yang tidak bisa menahan perasaan, perasaan yang cepat larut dalam perhatian dan kharismamu. Surga yang dulu tak sempat kumasuki kehidupannya, tentang aku yang sempat bermimpi menjadi bidadari surgamu, dan tentang aku dengan segala ketakutan dan kebimbangan akan dirimu. Dan kini aku terhanyut kembali akan indahnya angan tentang surga.
Seperti dua tahun yang lalu aku yang memberanikan diri untuk mengajakmu jalan, sama halnya dengan kemarin, aku memberanikan dirimu untuk mengajakmu jalan. Aku gak pernah berharap kau mengajakku, bagiku itu memang mustahil, aku berfikir apa salahanya cewek mengajak jalan cwok duluan,sah-sah saja kan?. Kedekatanku beberapa tahun lalu bermula dari tugas kelompok, yah dari sini obrolan kita mulai, hingga aku dekat denganmu, meski tak banyak yang aku tahu, dan berbagai macam pertanyaan tentang kamu yang pernah aku dengar dari beberapa temanku, tak mengurungkan niatku untuk dekat dan berharap nantinya kamu kan jadi kekasihku.  Harapan hanyalah sebuah harapan. Kamupun menemukan bidadarimu dan segala kabar tentangmu, tentang kedekatanmu dengan berbagai wanita terkadang ingin memnbuat aku ingin pergi menjauh, apa ini sosok laki-laki yang aku inginkan? Serasa karma, laki-laki pilihanku selalu tak tepat. Kepintaranmu, kedewasaanmu, kharismamu membuatku luluh, dan menepis segala kabar buruk yang datang darimu. Mungkin sosok kakak laki-laki yang selama ini aku idam-idamkan dalam sebuah keluarga kecilku membuatku merasa senang dan bahagia ketika aku bersama denganmu.
Kali inipun sebuah kata ‘skripsi’ yang menjembatani hubungan kita lagi, karena kita sama-sama dalam proses yang sama untuk mencapai kata ‘lulus’ komunikasi antara kamu dan aku mulai berlangsung kembali, saling memotivasi satu sama lain untuk tetap semangat menjalani proses ini. Komunikasi diantara kita lumayan intens disbanding dengan beberapa waktu yang lalu, meski obrolan kita hanya seputar skripsi aku merasa senang, dengan menahan perasaan ini dan menutupi secara rapat agar kamu juga merasa biasa-biasa saja. Semua berjalan apa adanya. Lagi-lagi kekhawatiran selalu muncul ketika aku dekat denganmu. Bagaimana tidak Ibaratkan lagu Irwansya “pecinta wanita” aku selalu menganggap hal itu ada pada dirimu, aku takut menjadi wanita terGe-Er sedunia. Ketika apa yang kau lakukan kepadaku hanya sebuah obrolan dan hal-hal yang biasa yang sering kau lakukan kepada wanita-wanita lainnya.
Sebuah obrolan tentang kehidupanmu mulai muncul, kamu mulai menceritakan kegelisahanmu, akan kehidupanmu kepadaku, tentang keinginan wisuda Maret 2013 besok, tentang kejenuhan menyelesaikan skripsi, tentang keluargamu yang menginginkan kamu cepat lulus karena memang sudah semester akhir teman-temanmu yang telah banyak menjadi wisudawan, juga tentang bidadari yang meninggalkan kamu. Tentang cerita bidadarimu, asal kamu tahu segala cerita itu telah aku dengar dari teman-temanku, aku hanya berpura-pura tak tahu, aku ingin mendengar kisah itu dari dirimu sendiri. Aku ingin cari kebenaran itu semua, tapi lagi-lagi kegelisahan dan kebingungan selalu menyelimuti hati ini.
Aku tlah sendiri sekarang, tidak ada satu ikatanpun diriku dengan seorang laki-laki  dan mendengar ceritamu, kaupun juga begitu bidadarimu pergi meninggalkan kehidupanmu. Lagi-lagi akupun beranikan diri untuk mengajakmu jalan. Dan wal-hasil dengan segala keberanian dan rasa malu ku utarakan ajakanku kepadamu. Dan kamupun dengan senang hati menerima ajakanku. Meski yang aku lakukan ini tidak mendapatkan dukungan dari sahabat-sahabatku, mereka selalu berkata “hati-hati dengan dia karena dia playboy, jangan kau suka lagi dengan dia, masih banyak laki-laki yang menantimu kelak”. Ibarat angin malam, ketika berhembus terasa dingin, ketika hilang tak terasa apa-apa, aku hiraukan semua perkataan sahabat-sahabatku. Aku tak pernah peduli hati nuraniku berkata itu semua jujur, meski ada sedikit kegelisahan.
Hari ini 01012013 aku pergi jalan bersamanya. Serasa dejavu janjian denganmu, teringat cerita konyol yang dulu pernah terjadi saat pertama kita keluar kamu takut naek motor di jalan raya lagi-lagi dengan menbonceng orang, selama bertahun-tahun di Surabaya gag pernah membonceng orang selalu dibonceng saat berpergian. Waktu itu bener-bener was-was takut jatuh dengan gaya nyetirmu yang kaku dan serempetan kagok banget ketemu dengamu, karena memang kita jarang ketemu, ketemu dikampuspun terasa beribu-ribu mata melototin kita berdua, dan rute jalan kali inipun sama seperti dua tahun yang lalu pergi kesalah satu mall di Surabaya, ke toko buku dan makan. Hari inipun aku mendengar kisahmu lagi. Kisahmu tentang bidadari yang sempat bersamamu, cerita tentang keluargamu, cerita tentang rindumu akan saudaramu yang telah meninggal, tentang Ibumu yang telah lama meninggal ketika kamu TK dan kamu hampir tak mengingat wajahnya lagi, tentang ayahmu yang juga telah lamameninggal ketika kamu SD menyusul kepergian Ibumu, saat itu kamupun berkata hanya aku teman di Surabaya yang tau bahwa orangtua kamu telah meninggal lamanya, tanpa ragu kau ceritakan semua itu kepadaku. Mendengar hal itu aku merasa senang sekaligus takut. Takut itu semua adalah bualanmu yang membuat aku melambung kea wan karena rasa senang, dan kemudian jatuh.
Beberapa jam kita duduk sambil makan, tak terasa banyak cerita yang telah kamu lontarkan begitu pula denganku, ku ceritakan tentang laki-laki yang dekat dengaku, tentang keluargaku, saat itupun aku tak ingin banyak cerita, yang aku ingin adalah menjadi pendengarmu, mendengar semua tentang dirimu. Dinginya ruangan membuat tubuhmu mengigil, karena itu aku putuskan untuk pulang saja, karena hari juga semakin malam. Kita berjalan kembali pulang, saat itu aku merasa waktu berputar sangat cepat, baru saja sejam bisa duduk dan bercerita, kenapa sekarang sudah pulang?. Karena kamu gak kuat ma suhu yang dingin aku sedikit merasa bersalah, gag menyadari hal itu. Aku terlalu asyik mendengarkan ceritamu juga terlalu asyik aku berdongeng. Tubuhmu mengigil akupun tak tau. Keluar adri pertokoan, ternyata di luar ruangan hujan deras, jadi kita memutuskan untuk berteduh di laur ruangan yang memang suhunya tidak sedingin yang di dalam. Hujan begitu deras aku berfikir antara Tuhan tidak merestui kepergianku dengan dia sedari berangkat sampai pulang hujan tak henti-henti atau Tuhan memberikan waktu yang cukup panjang buat kita dengan menurunkan hujan, sehingga kita bisa berlama-lama untuk bersama. Entahla…………
Sembari menunggu hujan kau dan aku saling bertukar cerita lagi, saat itu di samping kanan ku ada nenek kakek duduk berdua kau sempat bilang “ seneng lihat mereka, seusia mereka masih bisa jalan berdua, yang nenek masih modis dan cantik, dan si kakek memakai batik yang kau bilang batiknya bagus”. Dalam hati sempat berfikir, seperti di film-film kayak orang ge pacaran terus ngelihat nenek kakek jalan berdua terus si cowok  bilang ke ceweknya semoga cinta kita seperti mereka, sampai kakek nenek selamanya..hihiihi menghayal tingkat badai waktun itu. Aku senyum senyum sendiri dalam hati.
Hari semakin larut hujan tak berhenti jua, akhirnya kamu mengajakku menerobos hujan dan pulang, karena jas hujan hanya membawa satu kamu pulang dengan hujan-hujanan, aku gak tau bagaimana keadaan kamu, dan sakit apa yang kamu derita seakan hipotermia di gunung tubuhmu mengigil luar biasa, aku takut sekali. Namanya juga cowok rasa gengsinya tinggi, walau tubuh mengigil dan bagaimanapun keadaannya tetap saja selalu ingin terlihat kuat di hadapan cewek. Di tengah-tengah dinginnya hujan saat perjalanan pulang dengan keadaan mengigil kamu berucap, “ kali ini gak akan kakak lupakan dek.”, aku hanya diam dan tersenyum dan berbica pada diri sendiri “ apa semua wanita kau berucap seperti ini?” Aku tak tau, dan terimakasih untuk hari ini.

Surabaya, 01 Januari 2013
Teruntuk Surga Di Sana
Dari Penggagum Wangi Surgamu




No comments:

Post a Comment