Perjalanan ke Tana Toraja tak
sekadar berkunjung ke berbagai wisata, tapi perjalanan ke Tana Toraja kita akan
menyelami berbagai tradisi yang dari dulu hingga sekarang masih dilestarikan
dan dipegang teguh oleh masyarakat lokal.
Dipenghujung bulan Juni 2018 pasca liburan Idul Fitri selesai
tepatnya 20-23 Juni 2018, Tuhan memberikan kesempatan untuk menapaki Tana
Toraja yang dulu ketika kecil saya hanya bisa berkunjung dan membangun rumah di
gambar permainan Monopoli Edisi Nusantara Indonesia.
Selama empat hari tiga malam perjalanan saya lakukan dengan 2
rekan kerja. Ke Tana Toraja dengan waktu 4 hari hanyalah sangat singkat, karena
dari Surabaya atau Jakarta kita akan melewati 2 jalur darat dan udara. Jalur
darat dari Bandara Juanda menuju Bandara Sultan Hasanudin Makasar kita tempuh
waktu selama kurang lebih 1 jam 10 menit. Waktu itu saya memilih penerbangan
bagi pukul 05.00 WIB tiba di Makasar pukul 07.55 WITA, kenapa pagi sekali
karena kita harus mengejar bus travel ke Toraja yang hanya 2 kali pagi dan sore
hari.
Sesampai di Bandara Sultan Hasanudin tepat pukul 08.00 WITA, ada
saudara teman yang sudah menunggu kedatangan kami, dan kemudian membawa kami ke
Meeting Point tempat penjemputan Bus tepat pukul 09.00 WITA. Setelah perjalanan
udara, dari Makasar menuju Toraja kami tempuh menggunakan Bus Travel Berlindo
dengan tarif Rp.200.000/orang, mungkin terlihat mahal, tapi dengan kualitas bus
yang bisa kita gunakan tidur, selonjoran, kursi empuk seperti kasur, lengkap
dengan selimut dan bantal menurutku sudah lumayan murah, karena selama 8 jam
kita harus memilih armada yang bagus, dan jalan menuju toraja berkelok-kelok,
maklumlah daerah dataran tinggi.
Kebetulan banget dapat tempat duduk di depan bus |
Selama 8 jam perjalanan tidak ada lagi yang dilakukan kecuali tidur dan makan (Hahaha). Sebenarnya kita bisa lebih menikmati perjalanan darat ini karena disepanjang jalan kita akan disajikan dengan hamparan pegunungan dan lautan, dikarenakan saya suka mabok jika naik bus dengan waktu yang cukup lama, daripada melihat jalanan yang berliku-liku kemudian pusing dan mual, saya lebih memilih untuk tidur. Dalam 8 jam perjalanan bus yang kami tumpangi berhenti 2 kali, pertama siang hari sekitar pukul 1 siang berhenti untuk makan dan ibadah. Pemberhentian kedua membeli oleh-oleh. Sebenarnya bus ini berhenti beberapa kali sebentar karena harus menurunkan dan menaikkan penumpang, namanya juga angkutan umum, jadi lebih enak memang menggunakan kendaraan pribadi.
Tiba di Tana Toraja sekitar pukul 20.00 WITA, sodara teman kami
sudah menunggu di Gereja Besar tempat menurunkan kami bertiga. Setelah itu kami
mencari makan terlebih dahulu sebelum menuju penginapan. Masyarakat Toraja
mayoritas beragama kristen, jadi ketika kita sampai di sini kita akan banyak
menemukan gereja-gereja serta makanan babi. Bagi kami umat muslim berkunjung ke
tanah toraja memang agak sedikit was-was dan kesulitan mencari makanan yang
pas, tapi jangan takut ada beberapa warung yang menyediakan makanan Halal kita
bisa mencari warung tersebut dengan tagline
"Warung Umum" "Ada Masakan Umum" "Bakso Umum",
kata "Umum" di sini berati makanan Halal bukan Babi. Jika ada rumah
makan, warung dsb ada kata "Umum". Sesampianya di penginapan di
daerah Rantepao tepat pukul 22.00 WITA, kami kemudian beristirahat.
Hari Ke Dua, kami gunakan untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata
ikonik di Toraja.