Sunday, 6 January 2019

Menapaki Kehidupan Baru Di Tahun 2019, Akhirnya, Gue Nikah!


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum [30]: 21)

Sepengal ayat tersebut membuktikan kekuasaan Tuhan, dipertemukannya dua insan yang saling menyayangi, mengasihi, saling bersabar atas waktu dan jarak yang memisahkan, Aku, Kamu dan Keluarga Kita akhirnya berSATU.

LDR, Kalian Gak Bakal Kuat, Biar Kami Saja!!

Siapa sih yang mau ngejalanin hubungan LDR (Long Distance Relationship), terutama cewek, gak bakal ada yang mau, gue yakin. Bagaimana harus menahan beratnya rindu, ingin berjumpa, kadangan pasangan disana ngapain aja kita gak tahu. Hanya modal percaya satu sama lain terkadang LDR bisa berbuah manis, tak jarang juga kandas ditengah jalan karena kecurigaan-kecurigaan antar Pasangan. Jika LDR itu berat buat kalian, Biar Kami Saja.

Mengenalnya, ketika gue sudah merantau di Jakarta tepatnya Tahun 2015, saat itu gue dikenalin sama temen baik gue di Jakarta dan juga kakak kelas gue saat S1 di Surabaya. Awalnya gak nyangka banget bisa nyatol sama laki-laki karena pencomblangan, secara gue gak pernah yakin sama comblang-mencomblangin orang, karena bagi gue yang banyak punya teman, mengenal seseorang karena kita sudah mengenalnya sadari awal adalah bukti kemantaban batin tersendiri, jelek baiknya kita sudah tahu luar dalemnya. Tapi, beda dengan yang ini. Pencoblangan setelah patah hati itu emang jurus yang manjur buat bikin gue takluk,,hehe

Percakapan awal doi memulai terlebih dahulu, ya kali kan cewek yang mulai duluan, gengsilah ya. Obrolan standart seperti anak muda yang lagi PDKT, doi juga manis dan perhatian banget, mulai dari stalking Media Sosial milik doi, akhirnya gue mantab buat kenalan, selain itu garansi doi dari keluarga baik-baik uda gue kantongin dari temen yang ngenalin gue ke doi.
Foto awal kami berpacaran
Taken Tahun 2016

Singkat cerita gue sama doi ngejalanin LDR selama kurang lebih 3 tahun bukan berarti baik-baik saja seperti orang kebanyakan liat sampai akhirnya happy ending. Banyak drama yang kita lewati setiap harinya. Yang gue syukuri adalah kesabaran doi yang tiada batas ke gue yang suka marah-marah membuat hubungan kami awet, hingga kedua orangtua kami bertemu dan memperkuat ikatan pernikahan. LDR emang berat, tapi benar-benar kisah yang manis untuk para pelakunya, termasuk kami berdua. Jadi, bagi kami LDR itu gak berat, yang berat tetap Rindu seperti kata Dilan.



Menunggu Antrean!

Sadari awal, kita sudah berkomitmen untuk serius. Cobaan terberat memasuki tahun ke 2, ketika kedua orangtua doi sudah berkali-kali menannyakan kapan mereka bisa datang ke rumah untuk melamar. Saat itu secara usia, lahir dan batin gue siap untuk dipinang. Namun, ada satu alasan yang memang benar-benar krusial di keluarga gue yang memang gue tidak bisa melangkahi kakak perempuan gue untuk menikah lebih dulu. Masa-masa ini sangat berat gue rasain, disisi lain faktor lingkungan yang terus mem"Bully" gue di usia 26 tahun belum juga menikah. Yang akhirnya gue dan doi bisa ngelewati masa-masa tersebut. Doi tetap disamping gue dan gue juga tetap berkomitmen bersama dia selamanya.

Rencana Tuhan memang tidak pernah buruk. Masa-masa penantian Kakak gue menikah, gue lalui dengan mecoba untuk kuliah lagi, selama proses study, tak ada tanda-tanda yang signifikan jodoh kakak gue dateng. Begitu pun dengan doi, menyelesaikan study S2 adalah alasan klise kami ketika pertanyaan dari orang-orang terlontar ke kami "Kapan menikah?" "Pacaran Lama Segera Menika" dsb. Dan Tuhan memang Maha baik, ketika doi kelar menyelesaikan studinya, menyusul gue juga kelar dan Wisuda. Kakak Gue dipinang oleh seseorang dan tidak lama kemudian menikah. Saat itu gue bener-bener bersyukur, doa gue terjawab diwaktu yang tepat Tuhan mengambulkan semuanya. Jadi kita harus selalu husnudzon sama Tuhan, karena rencanNya pasti selalu baik. Gue YAKIN.

Foto Saat Wisuda Magister di Universitas Indonesia Depok

Going To Married!

MENIKAH! Kata kramat yang bener-bener gue nantikan 3 tahun terakhir akhirnya terwujud di tahun 2019. Tiga bulan setelah kakak gue menikah giliran gue "Tancap Gas" menuju halal. Proses pernikahan sangat cepat karena gue uda gak mau lagi lama-lama sendiri, ceilee. Bulan September 2018 pasca gue Wisuda Magister, kami melakukan proses lamaran. Kemudian awal Novemember 2018 balasan lamaran ke rumah doi kemudian penetapan tanggal. Menurut adat keluarga gue, satu keluarga tidak diperbolehkan menikahkan anak perempuannya dua kali dalam satu tahun, alasan ini yang membuat pernikahan gue sempat tertunda dan bingung mencari bulan baik. AKhirnya, Alhamdulilah setelah pergantian tahun tepatnya tanggal 5&6 Januari 2019 prosesi Akad Nikah dan Resepsi dilaksanakan.


Foto: Kehadiran Menpora Imam Nahrawi menambah Kebahagiaan kami

Foto: Mahar

Persiapan sangat singkat, kendala jarak antara gue dan doi juga membuat persiapan terhambat, gue di Jakarta, doi di Surabaya. Bermodal wawancara ke temen yang uda pernah menikah, dan searching di media sosial mulai dari vendor, sovenir, undangan dalam waktu kurang dari 3 bulan persiapan rampung.

Menjadi perempuan paling bahagia saat doi lancar mengucapkan Ijab Qobul dalam Bahasa Arab, hati terus bergetar, Akhirnya gue NIKAH. Doa yang lama banget gue panjatkan akhirnya terwujud, sedikit tidak percaya cepat sekali rasanya, Alhamdulilah, Kami berdua SAH sebagai suami istri di mata agama dan negara 5 Januari 2019 Pukul 18.00 WIB di Kota Udang Kabuten Sidoarjo.

Foto : Prosesi Temu Manten Adat Jawa Di Rumah Sidoarjo

Foto : Modern Wedding Dress

Foto : Prosesi Ngunduh Mantu Di Bojonegoro (Rumah Suami)

Foto : Bahagia Jika Sudah Halal. Jomblo dilarang iri yaa..

Tonton Video ini juga:
*Engagement
https://www.youtube.com/watch?v=na0j-KRrEnk

*Akad & Resepsi 
https://www.youtube.com/watch?v=-zjJxMDS9A4&t=130s




No comments:

Post a Comment