MEGA,
tetap menjadi “women power”
Nama : Isna
Wahyuningsih F
NIM : E04209034 / Semester V-B
Siapa yang tidak kenal
dengan Megawati, perempuan yang mempunyai otoritas tertinggi di Partai PDI
Perjuangan. Perempuan yang sempat menjadi orang nomor satu di Indonesia. Mega
merupakan sosok perempuan yang langkah, coba kita lihat berapa banyak seorang
perempuan terjun di dunia politik kala itu, selain dia adalah putri dari sang
proklamator Soekarno. Memang pada masa itu tidak banyak perempuan yang duduk di
parlemen, karena dibatasinya jumlah kursi di parlemen bagi perempuan. Di dalam
sistem politik demokrasi, parlemen adalah lembaga yang menyusun kebijakan
public, yakni kebijakan yang memaksa setiap warga Negara untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu hal di dalam kehidupan bersama. Memang laki-laki dapat
memperjuangkan kesetaraan relasi antara perempuan dan laki-laki, namun jika
jumlah perempuan dalam organisasi pembuat keputusan tersebut tidak di
signifikan, maka kenijakan yang dibuat menjadi pertanyaan besar. Dalam
kenyataannya Negara-negara yang mempunyai jumlah perempuan di parlemen lebih
dari 30% adalah Swesia, Denmark, Finlandia, Belanda, Jerman, New Zaeland
mempunyai kualitas kesetaraan relasi lelaki dan perempuan yang lebih tinggi
disbanding Negara-negara lain. Perempuan memang menjadi bagian dari perjuangan umat
manusia untuk mencapai kemajuan.
Dengan adanya isu
gender saat ini semakin memberikan dorongan bagi kaum perempuan untuk
mengepakkan sayapnya di samua bidang tanpa adanya embel-embel jenis kelamin.
Begitupun dengan Megawati, meskipun PDIP mengalami pasang surut, beliau tetap survive mewujudkan visi misi yang
dibangun partai ini. Megawati sudah dua kali gagal menjadi presiden dalam
pemilihan umum tahun 2005, 2009 dan pada
pemilu 2014 nanti beberapa lembaga survey menyatakan PDIP akan mengusung
Megawati kembali menjadi Calon Presiden 2014, prosentase yang dimunculkanpun
lebih tinggi disbanding calon lainnya. Ini berarti sosok Mega sebagai woman power masih tetap melekat pada
dirinya, bagaimana ia tetap mempertahannkan kekuasaanya di internal Partai PDIP
dan masih berobsesi menjadi perempuan nomer satu di Indonesia.