Beberapa waktu lalu untuk mengobati rasa jenuh dengan kemacetan Kota Jakarta dan aktivitas dari pagi hingga malam aku ikut Liburan One Day Trip Tiga Pulau. First time ikut acara seperti ini dan sedari awal tidak mempunyai ekspektasi tinggi untuk mendapatkan liburan yang menyenangkan, memuaskan dengan biaya yang cukup murah 85 ribu per orang dengan jumlah peserta yang cukup banyak hampir 100 orang.
Titik kumpul semua peserta Trip adalah di Dermaga Muara Kamal di Jakarta Utara. Dari Jakarta Pusat kita bisa menggunakan transportasi umum Busway atau KRL. Dari Busway UI Salemba kita transit di Halte Harmoni, kemudian mengambil rute Busway Halte Rawa Buaya. Setalah sampai di Rawa Buaya banyak angkot menuju Dermaga. Sedangkan jika via KRL, semua rute menuju Stasiun Jakarta Kota kemudian menggunakan angkot.
Pertama kali singgah di Dermaga Muara Kamal. Tempat ini juga digunakan untuk tempat pelelangan Iklan. Berbeda dengan Muara Angke, Muara Kamal lebih kecil. Seperti tidak terawat, tempat ini lebih kotor dan bau daripada Muara Angke.
Pulau Kelor
Setelah registrasi, kemudian aku naik kapal kayu yang diisi sekitar 30 orang. Dari awal berangkat sudah terasa bagaimana hawa panas menyertai perjalanan selama liburan. Dari Muara Kamal menggunakan perahu kayu kami menuju desnitasi pertama yaitu Pantai Kelor, jarak tempuh kira-kira 30 menit. Tiba disana tujuan pertama memang untuk berfoto. Cuaca yang begitu panas dan sama sekali tidak ada angin, bagi saya itu hal yang menjenuhkan., hehe. Namun untuk suasana pulau dan air terlihat bersih. Sekitar 1 jam 30 menit kami diberikan waktu panitia untuk berkeliling, melihat-lihat pulau dan mengabadikan moment.
Pulau kelor sangat kecil namun pulau ini menyimpan banyak sejarah pada masa Belanda. Salah satu peninggalan sejarahnya yaitu Benteng Martelo yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Benteng martelo juga merupakan salah satu pesona Pulau Kelor yang sudah terlihat dari kejauhan kalau kita ingin berkunjung kesana.
Benteng Martelo merupakan benteng yang dibuat melingkar 360 derajat. Benteng ini adalah benteng yang dibangun VOC untuk menghalau serangan musuh pada abad ke-17. Benteng Martelo terbuat dari batu bata merah yang kokoh. Meski pernah porak poranda akibat tsunami karena letusan gunung krakatau pada tahun 1883, namun sisa-sisa benteng ini masih sangat eksotis dan sangat mengagumkan.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” - Pramoedya Ananta Toer-
Monday, 13 November 2017
Thursday, 23 February 2017
STOP Pengiriman TKI Perseorangan Ke Timur Tengah
Perubahan Tentang
Kebijakan
Pengiriman TKI Ke Timur Tengah
Banyaknya
permasalahan yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri
khususnya Negara Timur Tengah. Kementerian Ketenagakerjaan RI membuat aturan
perubahan tentang penghentian dan pelarangan penempatan tenaga kerja Indonesia
pada pengguna perseorangan di negara kawasan Timur Tengah. Hal ini tercantum
pada aturan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 260 Tahun 2015 atas perubahan
atau moratorium dari keputusan menteri ketenagakerjaan nomor 221 tahun 2015
tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada
pengguna perseorangan di 19 negara kawasan Timur tengah yaitu Arab Saudi,
Aljazair, Bahrain, Irak, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Mauritania, Mesir,
Oman, Palestina, Qatar, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Yaman dan
Yordania.
Perubahan kebijakan
pengiriman TKI di Timur tengah ini dipengaruhi oleh dua faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu segala faktor yang ada di dalam
organisasi atau institusi itu sendiri. Dalam kasus TKI Indonesia intitusi yang
berwenang ada dua pihak, pemerintah dan pihak swasta. Pihak pemerintah adalah
Kementerian Ketenagakerjaan,dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI), pihak swasta yakin Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS).
Kementerian tenaga
kerja sebagai institusi pemerintah yang menjalankan tugasnya sebagai perumus kebijakan
tentang perlindungan tenaga kerja Indonesia, serta BNP2TKI sebagai pelaksanaan kebijakan di
bidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri yang saling terkordinasi dan terintegrasi.
Sedangkan, dipihak swasta yaitu PPTKIS bertugas sebagai penyedia jasa pelayanan
dan pengiriman tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Sejauh ini tercatat ada
sebanyak 289 PPTKIS resmi yang terdaftar di Kementerian Ketenagakerjaan.
Faktor
internal yang mengharuskan adanya Peraturan Menteri Nomor 220 Tahun 2015 tentang
penghentian dan pengiriman TKI di Timur
Tengah adalah masih banyaknya PPTKIS yang unprocedural dalam pengiriman
TKI. Pada bulan November 2016, ada sebanyak 289 PPTKIS yang mengajukan draft
perpanjangan SIPPTKI. Setelah melakukan evaluasi terhadap PPTKIS berdasarkan
laporan masyarakat, instansi terkait menyebabkan beberapa PPTKIS dijatuhi
sanksi administratif baik berupa penghentian kegiatan sementara (skorsing) dan
pencabutan SIPPTKI. Dari 289 PPTKIS tersbut, ada 4 dijatuhi sanksi skorsing
(kasus penempatan TKI unprocedural ke Riyadh) dan 2 dijatuhi sanksi
pencabutan SIPPTKI karena kasus menempatan TKI pada pengguna perseorangan di
Jeddah.
Banyaknya
PPTKIS yang mengirimkan TKI secara illegal atau unprocedure berakibat
pada jaminaan keselamatan TKI itu sendiri. Pengiriman TKI unprocedural
dilakukan oleh PPTKIS yang mengirimkan tenaga kerja domestic dan unskill.
Akibatnya, banyak kasus penganiayaan, tidak berupah, bahkan TKI Indonesia
menerima sanksi hukuman mati seperti kasus yang dialami oleh Siti Zaenab dan
Karni Tarsim yang akhirnya dieksekusi mati oleh otoritas Arab Saudi.
Kedua,
faktor eksternal yaitu keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi
yang dapat mempengaruhi organisasi atau kegiatan organisasi. Beberapa faktor eksternal
tersebut antara lain politik, hukum, kebudayaan, teknologi, sumber alam dan
sebagaimnya. Penyebab berasal dari luar lingkungan dan organisasi bersifat responsive
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Dari
adanya perubahan yang terjadi di dalam pengiriman dan penempatan tenaga kerja
Indonesia, faktor luar yang mempengaruhi adalah bagaimana keadilan atau hukum
yang berlaku di daerah Timur Tengah. Jika kita melihat kasus yang dialami oleh
Siti Zaenab TKI asal Bangkalan yang dieksekusi mati atas perkara pembunuhan
terhadap majikan perempuannya yang terjadi tahun 2015 lalu.
Kronologinya,
Zaenab mengatakan tidak kerasan bekerja di Arab
Saudi dan ingin pulang pada Hari Raya Idul Fitri pada 1998 karena sering
dianiaya oleh majikannya.
Lantas terjadilah naas tersebut, saat hendak
salat Subuh, dia memasak air di dapur. Lalu, majikan perempuannya memukul
kepala, menjambak dan mencekik lehernya. Kemudian, dalam keadaan kesusahan dan
kesakitan, Siti mencari pisau dan menusuk perut majikannya.
Siti Zaenab kemudian
ditahan di Penjara Umum Madinah sejak 5 Oktober 1999. Setelah melalui rangkaian
proses huku. Pengadilan Madinah menjatuhkan vonis hukuman mati qisas kepada
Siti Zaenab. Dengan jatuhnya keputusan qisas tersebut maka pemaafan hanya bisa
diberikan oleh ahli waris korban. Namun, pelaksanaan hukuman mati tersebut
ditunda untuk menunggu Walid bin Abdullah bin Muhsin Al Ahmadi, putra bungsu
korban, mencapai usia akil baligh.
Pada 2013, setelah
dinyatakan akil baligh, Walid bin Abdullah telah menyampaikan kepada Pengadilan
perihal penolakannya untuk memberikan pemaafan kepada Siti Zaenab dan tetap
menuntut pelaksanaan hukuman mati. Hal ini kemudian dicatat dalam keputusan
pengadilan pada tahun 2013. Perlindungan WNI di luar negeri, termasuk WNI yang
menghadapi masalah hukum, merupakan prioritas Pemerintah Indonesia. Dari sejak
awal, pemerintah telah berjuang untuk mendampingi Zaenab dan memohonkan pengampunan dari
keluarga.
Adapun dalam langkah
diplomatik, tiga Presiden Indonesia, yakni mendiang Abdurrahman Wahid (2000),
SBY (2011), dan Joko Widodo (2015) telah mengirimkan surat resmi kepada Raja
Saudi. Surat itu berisi permohonan agar Raja Arab Saudi memberi pemaafan kepada
WNI. Tetapi, hasilnya pun nihil. Upaya terakhir pemerintah Indonesia dengan
kunjungan pada 24-25 Maret 2015. Pemerintah Indonesia menawarkan pembayaran
diyat atau uang darah melalui Lembaga Pemaafan Madinah sebesar 600 ribu riyal
Arab Saudi atau sekitar Rp 2 miliar. Namun, tawaran tersebut tetap ditolak oleh
ahli waris korban. Tidak ada pemaafan dari ahli waris sehingga eksekusi mati
diberikan kepada Zaenab.
Sejak Januari 2015
hingga saat ini, pemerintah Arab Saudi telah menghukum mati 59 orang, dengan 35
orang di antaranya merupakan warga Arab Saudi dan 25 orang lainnya merupakan
warga negara asing. Hukuman mati dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana
pembunuhan dan narkoba.
Hukum qisas masih
berlaku di negara Timur Tengah khususnya Arab Saudi. Hukum Qisas dalam hukum
islam yang berarti pembalasan (memberi hukuman yang setimpal), mirip dengan
istilah "hutang nyawa dibayar nyawa". Dalam kasus pembunuhan, hukum
qisas memberikan hak kepada keluarga korban untuk meminta hukuman mati kepada
pembunuh.
Hukuman mati yang
menimpa Siti Zaenab menjadi pukulan bagi pemerintah Indonesia, dimana posisi hukum
Indonesia sangant lemah dalam melindungi dan mempertahankan hak dan status
warga negaranya. Oleh karena itu, keputusan untuk menghentikan dan melarang
penempatan dan pengiriman TKI di Timur Tengah secara perseorangan adalah
perubahan yang transformational untuk meminimalisir kasus ketidakadilan yang
diterima oleh TKI Indonesia di Timur Tengah.
Monday, 23 January 2017
Family Gathering Dan Raker IKA UINSA Jabodetabek
Family Gathering Dan Raker
IKA UINSA JAbodetabek
"Alumni Yang Tinggal Di Jakarta Butuh PIKNIK"
Kegiatan Family Gathering dan Raker IKA UINSA Jabodetabek berlangung dua hari 21-22 Januari 2017. Kegiatan diawali dengan berangkat dari TMII bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi,
dan bagi yang mempunyai kendaraan pribadi berkumpul di Rest Area KM 10 Tol Cibubur.
Sebenarnya kegiatan ini dilaksanakan Bulan Desember 2016, persiapan sudah matang namun ada beberapa kendala sehingga diundur hingga Januari. Peserta yang ikut dari seluruh keluarga besar IKA UINSA yang berada di Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, ada juga yang dari Jawa Barat. Ada yang ikut sendiri ada juga yang ikut beserta keluarga, isti, suami dan anak-anak. Tujuan kegiatan ini memang untuk silaturahim antar keluarga besar IKA UINSA Jabodetabek.
Tentunya, Menpora H. Imam Nahrawi dan Prof Nur Syam (Mantan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya dan Sekjend Kemenag tak kalah ketinggalan. Mereka datang beserta keluarga besarnya. Pak Imam membawa istri dan kelima anaknya, dan Pak Nur Syam membawa istri dan cucunya. Jumlah peserta Family Gathering ini pun lumayan banyak 60 orang, meskipun banyak juga anggota IKA UINSA yang berhalangan untuk gabung.
Dalam sambutannya, Menpora H.Imam Nahrawi kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan oleh keluarga besar Alumni UIN Sunan Ampel yang ada di Jakarta. Kegiatan positif yang mengundang seluruh keluarga untuk berkumpul bersilaturahim satu sama lain. "Saya sangat senang dengan kegiatan seperti ini, jika di kantor saya harus serius, tapi saat berkumpul dengan keluarga besar UIN Sunan Ampel berlibur, berkegiatan bersama saya lebih relax dan senang." jelasnya.
Memang betul sekali, berbeda dengan Korwil lainnya, IKA UINSA Jabodetabek lebih memilih kegiatan yang bersifat hiburan, edukatif dan tentunya untuk mempererat silaturahim dan kekompakan alumni. Karena kita tahu sendiri Kota Jakarta penuh dengan kemacetan, mobilitas yang tinggi. Tidak mudah untuk mengumpulkan para alumni dengan berbagai macam ativitas, pekerjaan dan waktu yang berbeda-beda. Sekadar kumpul saja harus menentukan waktu yang lama untuk mencapai kesepakatan.
Tidak hanya Family Gathering dengan Outbond, Offroad bersama, kegiatan ini juga sekaligus Rapat Kerja (Raker) membahas agenda kerja IKA UINSA Jabodetabe beberapa tahun ke depan.
Prof Nur Syam memaparkan, bahwa Family Gathering untuk orang Jakarta sangat penting. Hal ini dikarenakan mobilitas, frekuensi dan kualitas bertemu dengan keluarga sangat sedikit akibat pekerjaan yang tidak kenal waktu, kemacetan. "Waktu berkumpul dengan keluarga itu sangat dibutuhkan di Jakarta. Kegiatan Family Gathering seperti ini menjadi solusi yang menyenangkan dan bergabung di dalam acara ini berasa usia saja 38 tahun, rasanya muda muda kembali," kata Nur Syam sambil tertawa.
Nur Syam menambahkan, forum seperti ini sangat penting tertawa, berbincang bersama-sama ditengah aktivitas yang cukup padat di Jakarta. Sukses menggelar acara ini berharap IKA UINSA Jabodetabek nantinya mempu membuata Event Organizer sendiri sehingga bisa digunakan diberbagai kegiatan ke depan. "Forum seperti ini jadi sangat penting tertawa bersama.Berbincang bersama dan mengenang masa lalu. Bila perlu bikin EO sekaligus. Adanya Ika UINSA kita menjadi tahu dimana saja alumni UIN Sunan Ampel berada, ada yang jadi menteri, camat, pimpinan fraksi, birokrat, pengusaha dan militer. Sesuai konsep Jokowi Indonesia hebat, maka IKA UINSA juga hebat," tambahnya.
Selain itu, Pak Nur Syam berharap IKA UINSA mampu memberikan kontribusi kepada perguruan tinggi yang pernah mendidik mereka. "Yang penting ke depan apa yang bisa disumbangkan oleh IKA UINSA kampus yang kita cintai ini. Alumni adalah pilar untuk mengembangkan perguruan tinggi. Pernah dididik di perguruan tinggi yang sama ketika sudah berhasil kembali ke masa lalu, dan apa yang diberikan kepada IKA UINSA adalah keberhasilan untuk kita semua," tutupnya.
Pasca kegiatan Family Gahtering ini nantinya, semoga keluarga IKA UINSA Jabodetabek semakin erat kekeluargaanya, meskipun banyak kesibukan silaturahim tetap berjalan. Saling take and give.
Indonesia Hebat,
UINSA Hebat,
IKA UINSA Hebat,
Pasca Raker |
Pemberian Kartu Anggota ABU (Airsoft Brotherhood Unity) kepada Menpora |
Outbond 1 |
Outbond 2 |
Outbond 3 |
Sambutan Prof Nur Syam |
http://www.santrinews.com/Nasional/7153/IKA-UINSA-dan-Menpora-Liburan-Bersama-Keluarga-di-Bogor
http://www.santrinews.com/Nasional/7156/Family-Gathering-IKA-UINSA-Ini-Harapan-Mantan-Rektor
http://www.fokusnews.co/2017/01/23/family-gathering-dan-raker-ika-uinsa-jabodetabek/
Tuesday, 17 January 2017
Pemuda Dan Wirausaha
Peningkatan Daya Saing Pemuda Indonesia
Melalui Program
Wirausaha Muda Pemula
*Tugas UAS MK. Kepemudaan dan Pembangunan Manusia
*Tugas UAS MK. Kepemudaan dan Pembangunan Manusia
Isna
Wahyuningsih/ 1606948360
A.Pemuda
Sejarah telah
membuktikan bahwa pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar
dalam perjalanan kehidupan berbagsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu
negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari
pemuda di negara tersebut.
Pemuda menurut
Hasan Alwy (2000; 847) dan Poerwadarmita (1986) Darlan (2011) ia adalah: ”...seorang laki-laki, remaja, taruna, yang bakal menjadi
pemimpin....”. Pemuda di sini menurut penulis tidak sebatas kaum lelaki.
Tapi kalangan pemudi sekalipun juga masuk. Disadari atau tidak bahwa pemuda
berperan sebagai pengganti generasi sebelumnya. Pemuda adalah menjadi sasaran
pemikir agar lebih baik dari masa sebelumnya. Karena di pundak pemudalah masa
depan bangsa.
Ada beberapa langkah yang
sangat strategis yang perlu dikembangkan terhadap potensial pemuda Indonesia
seperti yang menjadi ekspektasi bersama yang digariskan dalam UU No. 40/2009
yang membahas tentang kepemudaan, dimana fungsi pemuda adalah sebagai agen
perubahan.Pemuda memilki peran sentral dalam mengawasi perjalanan bangsa, yang
dijalankan oleh pemerintah, agar roda pemerintah berjalan dengan baik dan
bersih, dan nantinya akan berimplikasi terhadap kemajuan di berbagai bidang,
baik bidang ekonomi, politik dan budaya. Di sini pemuda dituntut untuk memberikan ide, gagasan dan kontribusinya
bagi Indonesia. Salah satunya yaitu dibidang Pembangunan Ekonomi.
Sudah jelas bahwa pemuda memiliki
peran yang sangat penting
dalam menggerakkan roda perekonomian bangsa.
Karena didukung dengan ide-ide dan gagasan yang cemerleng, Kesadaran akan
pentingnya usia dan jiwa muda membuat para pemuda selalu tampil dalam setiap
momentum, bukan sebagai objek suatu peristiwa melainkan sebagai subjek
pengubah, yang mendorong setiap perubahan ke arah yang konstruktif serta
menjadi kekuatan moral dalam mengawal setiap perjalanan dan pembangunan bangsa.
Komposisi penduduk usia muda saat ini didominasi oleh usai prdouktif.
Sunday, 1 January 2017
Dolan-Dolan Ka Bandung
Liburan
akhir tahun 2016 ini kami bersaudara (Baca: Yuli Yuni dan Fida) memutuskan
pergi ke Bandung, bahasa sundanya Dolan-Dolan Ka Bandung. Sebelumya Mbak Yuli dan Dek Fidah berangkat dari
Surabaya menuju Jakarta. Dari Jakarta barulah kami bertiga menuju Bandung
menggunakan kereta Api.
Kami
berangkat Hari Jumat 29 Desember 2017 Pukul 15.30 WIB menggunakan kereta api
Argo Parahyangan, kereta Ekonomi AC tujuan Stasiun Gambir-Stasiun Bandung.
Harga tiketnya cukup murah Rp. 90 ribu. Kenapa kita memilih menggunakan kereta,
pertama akhir tahun dan long weekend jika kami menggunakan bus atau mobil pasti
terjebak macet, dan pasti cukup melelahkan. Kedua, harga kereta juga ekonomis
tidak jauh berbeda dengan menggunakan bus atau travel. Ketiga, karena kita suka
mabok darat. Kereta api adalah pilihan yang paling tepat membawa kami bertiga
ke Paris Van Java nya Indonesia.
Perjalanan menggunakan kereta sangat nyaman.
Selain armada Argo Parahyangan bisa dibilang armada baru KAI diresmikan tahun
2010, 6 tahun beroperasi kondisi fisiknya masih bagus dan bersih. Menggunakan
kereta api, perjalanan ditempuh selama 3 jam, dengan pemberhentian Stasiun
Cimahi dan Stasiun Bandung. Selama
perjalanan kita akan disajikan pemandangan di luar jendela yang cukup indah.
Hamparan sawah, gunung akan menemani kita selama perjalanan, jika kalian pergi
sendiri pasti tidak akan jenuh. Waktu tempuh juga tidak begitu lama.
Gambar 1. Suasana di dalam Argo Parahayangan |
Subscribe to:
Posts (Atom)