Anggia Mawardi, Desainer
Jilbab ini
Memberiku Inspirasi
Memutuskan berhijab ternyata
memberikan berkah tersendiri bagi Desainer Busana Muslim asal Kota Kembang
Bandung, Anggia Mawardi. Pasalnya, kebaikan berhijab tidak hanya ia rasakan
sendiri. Sebagai seorang desainer, berhijab dan menggeluti dunia fashion busana
muslim sekaligus ia jadikan sebagai syiar kepada muslimah lainnya.
Niat berhijab kepada setiap
muslimah memang berebeda-beda. Terkadang datang lebih awal, terkadang pula niat
dan hidayah tersebut datang ketika usia kita sudah semakin tua. Tidak ada yang
tahu kapan Allah Swt mengetuk dan membuka hati seorang muslimah untuk menutup
auratnya. BEgitu pula yang dialami oleh Anggia Mawardi. Ia baru memutuskan
untuk berjilbab tahun 2007 silam.
Hidayah Dari Mimpi
Tahun 2007, Anggia memutuskan
untuk menggunakan jilbab. Sebelumnya, saat masih kecil hingga remaja dan
menikah, tidak ada niatan dalam dirinya untuk menggunakan jilbab. Saat itu
memang kehidupan orang sekitarnya tidak menuntut dirinya untuk menggunakan
Jilbab. Namun, lambat laun dan usia semakin matang. Wanita kelahiran Jakarta, 5 November 1981 ini merasa di
usianya yang semakin tua ia harus memperbaiki diri. "Saat masih kecil,
kuliah bahkan saya mempunyai anak satu belum ada niatan untuk menggunakan jilbab.
Waktu itu hati dan mata saya belum terbuka bahwa satu kewajiban seorang wanita
adalah dianjurkan untuk menutup auratnya," jelasnya.
Diakui oleh Anggi, saat itu keluarga dan suaminya memang tidak pernah menuntut dirinya untuk menggunakan jilbab. KEluarganya sangat demokratis. Lingkungannya pun demikian. Saat itu ia berfikir, berjilbab tidak hanya sekadar berjilbab, namun berjilbab juga harus diimbangi dengan perilaku yang baik. "Setelah anak saya yang pertama sudah besar, baru ada niatan untuk berjilbab. Tapi saat itu hanya sebatas niatan saja belum terlaksana," ungkap Anggia.
Sampai di usianya yang ke 34
tahun, barulah hidayah dan petunjuk Allah Swt datang kepada Anggi. Sebuah mimpi
sebagai satu petunjuk untuknya agar segera berhijab datang. Saat itu Anggia
terlelap dalam tidurnya, ia bermimpi rambutnya saat ia bercermin dan melihat
wajahnya di cermin, mahkota yang ada di kepalanya (rambut.red) berubah menjadi
kering, retak-retak seperti tanah yang gersang. Melihat kondisi kepalanya yang
menakutkan tersebut Anggia menangis dan kemudian terbangun dalam tidur
lelapnya. "Saya pernah bermimpi, waktu keadaan berlum berhijab kondisi
rambut saya memang panjang,hitam, lembut dan bagus ini juga aslah satunya
kepada dulu saya tidak ejuga berhijab karena rambut saya bagus. Nah waktu itu saya di mimpi ngaca,rambut saya
lembek, jelek, pecah-pecah kayak tanah, saya memegang kepala takut dan perih.
Dari situ pas bangun saya langsung megang kepala saya ternyata hanya mimpi.
Saya ebnar-benar takut waktu itu," Jelasnya.
Setelah mimpi buruk tersebut, keesokan
paginya, istri Arie Febrianto ini berjalan-jalan ke pasar. Saat melihat satu
toko busana muslim yang menjual berbagai macam jilbab, hati Anggia terketuk
untuk berjalan masuk dan melihat-lihat jilbab yang ada di dalam toko. Ia pun
membeli satu buah jilbab langsung ia kenakan. "Pagi harinya saya pergi ke
pasar Kesambi, Bandung. Saya melewati toko baju muslim. Waktu itu saya pakai
baju lengan panjang tapi belum berhijab, Saya liat krudung cobain satu. Saya
bayar, dan langsung saya pakai sampai pulang. Sejak satu itu alhamdulilah saya
memutuskan untuk berhijab," tegasnya.
Fashion Sebagai Syiar
Menggunakan jilbab memang tidak
ada kesulitan maupun pertentangan dari keluarga maupun suami. Mereka mendukung
apa yang dilakukan oleh ibu dua orang anak ini. Karena itu Anggia sangat
bersyukur memiliki keluarga yang demokratis dan tidak menuntut.
"Alhamdulilah suami dan orangtua saya tidak melarang, hanya saja mereka
bilang jika sudah berjilbab, harus istiqomah jangan asal-asalan," katanya.
Hikmah berjilbab tidak hanya
dirasakan secara pribadi oleh Anggia. Setelah menggunakan jilbab, memang
eprilaku berubah, ia lebih menjaga hubungan dengan non muhrim, ibadah lebih
ditingkatkan. "Memang usai berjilbab, tingkah laku saya lebih terkontrol.
Salat sunnah dan wajib mulai teratur. karena jika hanya tubuh saja dibalut
busana, namun hati dan perilaku tidak dijaga hasilnya sama saja dengan wanita
yang tidak berjilbab," ungkapnya.
Anggia Mawardi saat ini juga
dikenal sebagai salah satu desainer busana muslim yang bisa dihandalkan.
Manurutnya, usahanya di bidang fashion ini bisa berjalan dan dinikmati oleh
banyak orang ebrkat jilbab yang ia pakai. Jilbab adalah
inspirasinya."Bisnis tekstil dan baju memang sudah lama dilakukan oleh
keluarga saya. Tapi untuk busana muslim baru saya mulai ketika berhijab. Kenapa
saya memilih busana muslim? karena saya sudah berjilbab. Ini bisa menjadi
cerminan diri saya," kata Anggia.
No comments:
Post a Comment