Wednesday, 9 April 2014

Hery Biola Seorang Guru sekaligus Seniman



Modifikasi Pembelajaran Olahraga dengan Seni

Dug,plak,dug,dung,plak, suara ini yang terdengar ketika melewati kerajaan kesenian SD Negeri Kebaron Kecamatan Tulangan,Sidoarjo. Kerajaan kesenian ini adalah sebuah ruangan kelas yang digunakan untuk berlatih musik dan teater.

Sederhana saja ruangan ini, beberapa alat musik seperti gendang, gong berada di sana. Meskipun begitu siswa SDN Kebaron menikmati sekali pelajaran olahraga yang dikemas menarik oleh Hery Adriyanto. Guru ini begitu santai. Saat saya temui  lagaknya pun tak mencerminkan seorang guru. Berpakaian kasual dan menggunakan tudung batik.

Dengan gaya bak pendongeng hebat, guru olahraga yang belum genap setahun mengajar di SD Kembaron memberikan evaluasi kepada anak-anak mengenai penampilan gerak olahraga dengan hitungan.

Yah, Hery biola sapaan akrab Hery Adriyanto ini memang memiliki ciri khas mengajar yang berbeda dengan pengajar lain. Darah seni yang sudah mendarah daging sejak kecil, membawa pria ini memberikan pembaruan pada pembelajaran olahraga.

Memodifikasi teknik olahraga dengan unsur alam, air,udara, tanah seperti di teater.”Sebelum olahraga kita lakukan mediasi, mediasi ini anak-anak lakukan secara mandiri, membiasakan diri untuk bisa merasakan kondisi disekitar mereka,” jelas pria yang mahir memainkan biola ini.

Menurut Hery, dia mengajarkan anak-anak untuk menggunakan segala yang ada di alam untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. “Anak-anak pernah saya suruh membuat bola dari klaras (daun pisang yang kering), bola tersebut bisa digunakan untuk bermain sepak bola, tongkat kasti dari batang pohon yang tidak terpakai. Mereka sekaligus belajar seni kriya.”imbuh alumnus Sekolah Tinggi Kesenian (STK)Wilwatikta.



NYENTRIK: Gaya Bung Hery saat memberikan pembelajaran untuk siswa kelas 5 SD negeri Kebaron, Kecamatan Tulangan



Tidak hanya itu, dalam pembelajaran olahraga,pria yang sudah menciptakan tiga lagu yang berjudul Ayo (dolanan anak),bangun (alam) dan nasionalisme ini, di setiap akhir pembelajaran olahraga, siswa diajarkan bermain musik.Walhasil, setiap hari pukul 09.30 sekolah ini disuguhi penampilan musik dari tradional sampai modern oleh siswa kelas 1-6.


“Awalnya saya hanya mengajarkan dasarnya saja, kemudian anak-anak ini belajar sendiri. Karena setiap usai pembelajaran anak-anak berkelompok dan  bebas berkreasi untuk menampilkan musik mereka di hari berikutnya,” jelasnya.

Gaya santainya saat mengajar,memberikan kebebasan kepada siswa. Hal ini ternyata memberikan dampak yang positif bagi perkembangan karakter siswa. “Sekarang anak-anak tidak pernah kelotekan di kelas, kalau ingin mereka langsung pergi kerajaan kesenian bermain disana,” ucap pria yang juga hobi mendaki gunung ini.

Satrio, siswa kelas 5 ini mengaku, sangat senang ketika mendapat pelajaran olahraga yang berbeda dengan biasanya. Meskipun baru sebentar dia dengan teman-temannya mampu memainkan lagu tradisional maupun modern dengan alat-alat musik milik bung Hery.”Bung Hery kalau mengajar tidak membosankan,kita diajari main musik meskipun pelajaran olahraga,”akunya.

Pria yang mengidolakan Iwan Fals ini berharap pembelajaran yang dia lakukan bisa dicontoh oleh pengajar lainnya.Tidak hanya mengajarkan bidang studi yang paten seperti kurikulum. Tetapi juga ada nilai keahlian (skill)dan metal (spiritual)yang membentuk siswa.

*tulisan ini juga bisa dibaca di koran harian Radar Sidoarjo Edisi 5 Maret 2014

3 comments:

  1. Wahh... tulisannya rekk.. dua jempol buat Izna.. :)
    Sesekali mampir d blogku jga ya.. hehehe... www.lelakipilihan.blogspot.com
    makasih.. :)

    ReplyDelete