Thursday, 28 January 2016

Kisah Curhat Muslimah (8)

Demi Jabatan,
Suamiku Berkhianat

Jalan untuk berpisah aku pilih setelah mengetahui bahwa laki-laki yang aku cintai selama ini lebih mementingkan jabatan dengan menjalin hubungan dengan perempuan lain. AKu pun tidak ingin membuat orangtuaku kecewa.

Hidup menjadi seorang aktivis perempuan memanglah tidak mudah. Aku harus pintar betul membagi waktuku antara keluarga, karir dan memberikan bimbingan sekaligus menyeuarakan hati masyarakat. Menyerukan stop kekerasan pasa perempuan, kebebasan berpendapat, woman traficking, serta pengahpusan KDRT dalam rumah tangga.
Belum lagi aktivitas dan kegiatanku di pendampingan masyarakat. Sangat menyita waktuku.
Semua teori, semua pengalaman yg aku dapat ketika memberi pendampingan, saran kepada perempuan teraniaya dan diinggalkan oleh suami karena kebutuhan materi maupun non materi ternyta tidak bisa aku terapkan dalam rumah tanggaku. Menjalin bahtera rumah tangga selama 2 tahun, ternyata kandas di tengah jalan hanya karena alasan sepele.
Pembaca yang dirahmati oleh Allah Swt, perkenalkan namaku Nursyarifa (nama samaran), aku berasal dari Kota Kembang Bandung. Dua bulan lalu, aku baru saja mengurus perceraianku dengan suamiku Mas Aman. Aku memutuskan berpisah denganya bukan berarti aku tidak cinta dan sayang lagi dengannya, aku masih menyayangi laki-laki itu. Aku bercerai karena keluargaku. Keluargaku yang tidak ingin anak semata wayangnya ini dimadu oleh laki-laki yang pernah berjanji sehidup semati di depan mereka.

Banyak waktu di luar
Sebagai seorang aktivis, aku faham betul dengan kondisiku. Tak kenal waktu untuk berdiskusi, melakukan pendampingan, semua kucurahkan untuk kepentingan masyarakat, kegiatan sosial terhadap pendampingan buruh migran dan perempuan korban kekerasan pun aku lakukan selama aku menjadi mahasiswa. Kegiatan ini memberikannku kepuasaan yang tidak ternilai, bahagia sekali ketika meilhat perempuan-perempuan itu bisa hidup bebas, setara dan jauh dari tindakan kekerasan.
Aku bertemu dnegan mantan suamiku, Mas Aman pun berawal dari organisasi yang aku ikuti. Kami pun sama-sama seorang aktivis. Kisah cinta kami berdua, kami jalani hampir 2 tahun lamanya. Di awal pernikahan, tidak ada perdebatan tentang apa yang aku atau mas Aman lakukan di luar urusan keluarga. Aku dengan kegiatan di luar yang, begitu pula dengan Mas Aman, yang saat itu menjadi pengurus LSM.
Keadaan membuat kami faham bagaimana komunikasi yang kami bangun. Berjalan satu tahun pernikahan, keadaan rumah tangga kami belum tepana badai, rasanya masih sama ketika kami berpacaran, saling memadu kasih, meskipun sering kali kita tidak bisa bertemu karena jadwal menharuskan aku atau mas Aman pergi ke luar kota untuk melaksanakan tugas hingga hampir berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Kami pun begitu menikmatinya, meskipun di usia satu tahun pernikahan, keluarga kecilku belum juga hadir bayi munggil yang selalu diharapkan oleh kedua orangtua kami.
Aktivitas di luar membuat kami jarang bertemu, bertatap muka, kami hanya berkomunikasi via telepon. Pernah sekali suamiku ini melakukan perjalanan ke luar pulau, saat itu hampir satu bulan kami tidak bertemu dan berkomunikasi. Di sinilah awal pertengkaran itu dimulai. Hubungan aku dan Mas Aman mulai tidak harmonis lagi. Terdengar dari beberapa rekan, saat perjalanan tersebut, ada wanita lain yang sedang dekat dan menjalin hubungan dengan laki-lakiku ini.

KIsah Curhat Muslimah (7)

Aku Dikhianati
Kuputuskan Berpisah

Keputusan untuk berpisah akhirnya aku ambil. Setelah 5 tahun menikah ternyata memang tidak ada kenyamanan diantara kami. Hingga akhirnya datang perempuan lain di kehidupan kami.

Hammpir lima tahun kami bangun bahtera rumah tangga. Selama itu aku dan Mas Adit selalu berhubungan baik. Tanpa seorang anak dalam keluarga kami pun kami selalu bahagia.Pekerjaan yang padat membuat kami jarang bertemu, namun demikian kami masih baik-baik saja. Sampai akhirnya, kata perceraian itu kami ambil setelah kami tahu bahwa kami menjalani itu semua tanpa ada rasa bahagia. Pernikahan itu terasa hambar dan kedatangan orang ketiga membuat semuanya jelas. Hubungan ini harus diakhiri.
Pembaca  yang dirahmati oleh Allah, perkenalkan namaku Winarti (nama samaran). Profesiku adalah seorang pemburu berita atau yang sering disebut dengan wartawan. Hampir 10 tahun pekerjaan ini menemani hidupku hingga akhirnya aku dipertemukan dengan mantan suamiku Mas Adit, yang berprofesi sama denganku sebagai wartawan.
Perkenalanku dengan Mas Adit tidaklah singkat. Hampir tiga tahun lamana. Kami dipertemukan saat liputan. selama itu pula di menjadi partner kerjaku.
Sering bertemu, saling membatu satu sama lain soal pekerjaan juga dnegan urusan pribadi membuatku merasa ada yang special diantara hubungan rekan kerja kami berdua. tidak ada kata pacaran diantara kami pada waktu itu. SAmpai akhirnya Mas Adit melamarku untuk menjadi istrinya.
Aku yang merasa senang didekatnya, usiaku yang sudah menginjak 27 tahun mendorong aku tuk menerima pinangannya tersebut. Dan akhirnya kamipun menikah.

Kisah Curhat Muslimah (6)

Karena Orangtua
Kami Berpisah

Rumah tangga yang kami bangun hampir dua tahun harus kandas ditengah jalan hanya karena ingin membahagiakan orangtua kami. Aku dan suamiku harus mengambil jalan dengan sebuah kata perceraian.

Pembaca yang dirahmati oleh Allah. Perkenalkan namaku Nurul Hidayati, usiaku 25 tahun.Aku baru saja bercerai dengan suamiki di pengadilan agama kota Sidoarjo. Keputusan ini aku ambil demi kebaikan aku, orangtua dan anakku. Jika ada jalan lain untuk mempersatukan janji suci pernikahan kami, aku memilih hal itu, bukan sebuah perceraian.
Perkenalanku dengan Mas Ari, suamiku terjadi ketika kami duduk di bangku kuliah. Saat itu aku sedang belajar di Akademi kebidanan. Aku dan Mas Ari saling kenal ketika aku sedang tugas praktek di salah satu rumah sakit angkatan laut. Dan suamiku, Mas Ari sedang bekerja ditempatkan disana.
Aku dan Mas Ari menjalin kasih hampir 2 tahun hingga akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan yang serius yaitu ke jenjang pernikahan setelah aku lulus kuliah. Kedua orangtua kami pun memberikan restu atas pernikahan kami. Sebagai wanita sungguh luar biasa kebahagiaan yang aku rasakan. Menikah dengan laki-laki pilihanku dan orangtua kami pun menyetujuinya.
Setahun menikah hubungan kami pun berlangsung bahagia. Kami pun dikaruniai seorang anak laki-laki yang saat ini berumur 6 bulan. Pertengkaran terkadang menyelimuti hiruk pikuk keluarga kami, tapi kami pun bisa menyelesaikannya dengan baik.

Kisah Curhat Muslimah (5)

Suamiku Pergi
Dengan Wanita Lain

Sebagai seorang wanita yang berkeluarga, aku telah lalai menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri dan ibu. Aku terlalu sibuk dengan kehidupan sosialitaku, sampai akhirnya suamiku pun pergi dengan perempuan lain. Astagfirullahaladzim.

Di kehidupanku sebelumnya, mungkin aku bisa dibilang sebagai seorang wanita yang bahagia dunia akhirat. Kenapa demikian? aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Suami aku pun orang yang berpunya, dia adalah seorang pengusaha plastik yang kaya raya. Hidupku selama ini tidak pernah kekurangan, anak-anakku pun tumbuh dengan baik. Aku sangat menyukuri hal tersebut.
Kebahagiaan tersebut ternyata Allah ambil. Memasuki usia pernikahan yang ke 10 tahun, cobaan silih berganti menghampiri rumah tangga kami. Bukan karena materi kami sering bertengkar dan cekcok, ini karena kesibukan dari kami berdua, terutama aku yang terlalu sibuk dengan teman sosialitaku, hingga suamiku pun pergi.

Aku Lalai
Hidup di zaman yang serba canggih dan kemajuan teknologi semakin meningkat, ternyata tidak hanya membawa dampak positif, tapi juga akan berdampak negatif bagi masyarakat yang tidak secara bijak memanfaatkan teknologi tersebut, termasuk aku. Pemicu dari pertengkaran kami adalah karena sosial media.
Sebelumnya, perkenalkan namaku Annisa, usia ku kini 38 tahun. Aku adalah seorang bidan disalah salu klinik di Surabaya.
Aku termasuk perempuan yang mengikuti perkembangan fashion dan teknologi terkini, termasuk pengemar sosial media. Bisa dibilang aku adalah ibu rumah tangga gaul, tidak mau ketinggalan dengan anak muda jaman sekarang yang bermain di sosial media.
Selama ini karena pekerjaanku dihabiskan di klinik dan rumah sakit. Urusan anak, aku serahkan kepada asisten domestik di rumah. AKu hanya menyiapkan sarapan di pagi harinya. Anakku yang pertama berusia 8 tahun, sedangkan anak kedua ku berusia 5 tahun. Selama aku tidak ada di rumah si mbok lah yang mengurusi anak-anak. Begitu pula dnegan suamiaku, dia sibuk mengurusi bisnisnya. Ia bekerja dari pagi hingga malam. Malam harilah waktu berkumpul bagi keluarga.
Selama ini dengan kebiasaan dan rutinitas yang demikian aku anggap kehidupanku tidak ada masalah. Anak-anakpun tidak pernah kekurangan sama sekali, setiap keinginan mereka selalu terpenuhi. Aku dan suami menganggapnya baik-baik saja.
Setelah bergabung dengan ibu-ibu sosialita yang aku kenal lewat jejaring sosial media, aktivitasku bertambah, dari pagi hingga malam. Aku pun tidak pernah mengajal anak-anak bermain dan berbelanja, jangankan berbelanja, menyiapkan makanan pun aku tak sempat. pagi bekerja, sore sampai malam aku habiskan bersama teman sosialitaku. Ketika pulang, aku pun masih tak lepas dari handphone dan komunikasi dengan teman-teman. inilah pemicu keretakan keluarga kami, aku lalai akan tugasku sebagai orangtua. Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri.

Ada Wanita Lain
Aku terlalu sibuk dengan urusannku sendiri. Sampai-sampai aku tidak mengetahui bahwa suami, laki-laki bertanggungjawab yang aku cintai ternayta memiliki madu lain.Dan aku tidak mengetahuinya.
Awalnya tidak ada hal yang mencurigakan. Kami menjalani kehidupan seperti biasanya. Meskipun aku  sibuk, ia tidak pernah melarang dan menegurku, asalkan anak tumbuh sehat, dan kebetuhannya telah terpenuhi, berarti anak-anak bahagia. Hal itu yang selalu menjadi tolak ukur kebahagiaan kami. Dan ternyata pikiran tersebut salah.
Seminggu lalu, aku baru tahu bawa suamiku mempunyai perempuan lain. Memang akhir-akhir ini suami ku jarang pulang ke rumah, katanya ada urusan kerjaan yang harus ia selesaikan. Dan aku tidak pernah merasa aneh, aku hanya merasa itu adalah hal yang wajar karena dia memang pekerja keras.
Saat itu, ada yang mengusik hatiku. Mas Budi aku memanggilnya tidak biasanya asik dengan hpnya saatdi rumah, apalagi dia baru saja pulang kerja. Berbeda dengan aku yang suka bermain hp di rumah, buat Mas Budi bermain hp saat di rumah jarang ia lakukan.
Ada rasa penasaran yang menyelimuti hati ini. Ketika ia tidur, diam-diam aku membuka hpnya, di sana aku melihat beberapa bbm dan panggilaan teleponnya. Hatiku serasa ditampar, ada satu bbm seorang perempuan dengan bahsa yang tidak biasa. Panggilan telponpun berkali-kali dari pagi hingga siang. Suami telah menghianatiku.
Saat itu juga, aku bangunkan suamiku. Aku murka dan marah, aku bertanya siapa wanita. Dan suamiku pun menjelaskan semuanya. Ternyata ia dan wanita tersbeut telah lama berhubungan, bahkan ia sebentar lagi akan melakukan pernikahan sirri.

Selama ini aku tak sadar apa yang dilakukan oleh suamiku. Karena kelalaianku aku tidak bisa melihat itu semua. Aku menyesal.( (Tulisan ini ditulis untuk rubrik Curhat di Tabloid NURANi)

Kisah Curhat Muslimah (4)

Jodoh Itu Datang
Lalu Pergi

Dibalik kesuksesanku dalam mencapai karir, ternyata tidak diimbangi dengan kemudahan dalam mencari jodoh. Aku harus terus bersabar dan bersabar, menunggu kebahagiaan lain yang Allah berikan kepadaku.

Nama saya Aini (bukan nama sebenarnya). Sebuah pernikahan yang indah dan bahagia selalu diimpikan oleh seorang wanita, khususnya seperti aku yang kini berusia 45 tahun. Di usia ini memang cukup terlambat untuk memikirkan sebuah pernikahan. Setelah sekian lama aku menunggu jodoh datang kepadaku, Allah pun menjawab doa-doaku. Namun, Allah ternyata terlalu cepat mengambil kebahagiaan ini, usia pernikahannku baru saja empat bulan, suamiku pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Allah mengambilnya dari sisiku.

Karir dan Pendidikan
Bisa dibilang, aku adalah wanita yang gila akan pendidikan, dan gila karir. Selama hidup, aku tidak pernah memikirkan persoalan asmara. Selama duduk dibangku sekolah dan kuliah aku hanya sekali menjalin hubungan dengan seorang laki-laki. Waktu itu aku berfikir tak penting kita memikirkan persoalan cinta, yang terpenting bagiku adalah pendidikan dan karir.
Usai lulus kuliah di manajemen akutansi Universitas Indonesia, aku langsung bekerja di sebuah perusahaan milik negara. Sembari bekerja, aku pun tidak ingin berhenti mengenyam pendidikan. Aku pun melanjutkan pendidikan pasca sarjana di kampus yang serupa.
Sebagai seorang wanita, mungkin orang melihat hidupku ini sangat sempurna, berpendiidkan tinggi, bekerja dan mempunyai posisi yang bagus di sebuah perusahaan. Buatku, kesuksesan ini aku raih dengan segala kerja keras, usaha dan doa selama ini.
Dengan waktu yang singkat, aku pun dengan cepat menyelesaikan gelar magister ekonomi. Dengan rejeki yang berkecukupan aku pun juga mengambil langkah cepat untuk segera menyelesaikan pendidikan dokterku di kampus yang sama. Karir dan pendidikan Allah berikan dengan mudah kepadaku, aku jalani semua itu dengan baik, Allah benar-benar sayang kepadaku.

Kisah Curhat Muslimah (3)

Karena Jabatan
Suamiku Tega Tinggalkanku

Laki-laki yang aku cintai ternyata lebih memilih jabatan dari pada diriku. Untuk menghalalkan langkahnya tersebut, ia pun rela menjalin hubungan gelap dengan perempuan lain,yang tidak lain adalah mantan atasannku sendiri. Astagfirullah!

Aku terlahir sebagai seorang perempuan sederhana, hidup di tengah-tengah keluarga yang sederhana pula. Karirku sebagai supervisor sebuah perusahaan tekstil tekenal di Jawa Barat aku peroleh dari usaha yang cukup keras. Aku memulainya dari bawah sebagai karyawan biasa.Di puncak karirku ini,terpaksa ku hentikan karena seorang pemuda pekerja keras yang mampu memikat hatiku. Dia adalah Ridho, rekan kerjaku sendiri.

Perkenalkan namaku Hanifah (nama Samaran), aku baru saja memutuskan bercerai dengan suamiku, dua bulan lalu di pengadilan Agama Kota Jawa Barat. Pernikahan yang baru saya kami bangun dua tahun ini harus kandas karena sebuah jabatan. Suamiku tega mengkhianatiku, wanita yang banyak berkorban untuk karirnya. Ia pun memilih berhubungan gelap dengan wanita, karena dia hanya sekadar mengejar jabatan semata.

Resign Kerja
Bisa dibilang perusahaan tempat aku bekerja memiliki jasa yang sangat penting bagi kehidupanku. Di tempat inilah aku dan Mas Ridho dipertemukan dalam sebuah kesempatan. Aku lebih dulu bekerja di perusahaan ini sebelum Mas Ridho bekerja.
WAktu itu dia adalah karyawan baru, dan aku sebagai supervisor harus membimbingnya, memeprkenalkan teknis kerja dan segala macamnya. Mas Ridho memang terkenal sebagai orang yang sangat cekatan, dibanding dengan karyawan baru lainnya, Mas Ridho lebih unggul, tidak butuh waktu lama untuk menjadi karyawan tetap, perusahaanpun mengangkatnya sebagai karyawan tetap.
Dibawah bimbinganku sebagai siupervisor, disitulah intensitas pertemuan kami saat bekerja. Saat itu kami pun sama-sama single, sedang tidak menjalin hubungan dengan laki-laki atau perempuan mananpun. Lambat laun, karena sering mengobrol, dan tukar fikiran dari mulai pekerjaan, hingga permasalahan pribadi, kami berduapun merasa saling mempunyai kecocokan satu sama lain.
Hubungan yang tidak hanya sebatas rekan kerja pun kami jalanai sekitar setengah tahun. Hal ini pun tanpa sepengatahuan perusahaan, karena di awal kontrak kerja yang kami tanda tangani, dilarang menjalin hubungan dengan sesama rekan kerja apalagi menjadi suami istri, salah satu diantara dua pasangan ini harus keluar dari perusahaan.
Setelah enam bulan kami menjalin hubungan, kami pun berfikir untuk serius, usia kamu pun sudah mencukupi untuk melangkah ke jenjang sebuah pernikahan. Kita tahu konsekuensi yang kami terima jika kami berdua menikah adalah, salah satu diatara kami berdua harus kekluar dari perusahaan.
Setelah yakin dengan keputusan yang diambil secara musyawarah antara aku dan Mas Ridho, juga kedua keluarga besar kami berdua, aku memutuskan untuk keluar dari perusahaan. MEskipun karirku saat ini bisa dibilang di titik keemasan, aku mengalah, biarlah Mas Ridho yang terus bekerja disana, aku yakin karirnya pun cepat melejit karena analisis pasar, dan ide-idenya untuk memajukan perusahaan yang bagitu bagus, pasti ia akan cepat di promosikan jabatan yang lebih tinggi. AKu akan mencari pekerjaan lain, atau menjadi ibu rumah tangga,mengurus keperluan keluarga.

Kisah Curhat Muslimah (2)

Tak Kusanggka
Suami dan Anak Angkatku
Menghianatiku

Aku tidak menyangka  gadis remaja yang sudah aku anggap sebagai anak kandungku sendiri tega menghianatiku. Begitu pun dengan suami yang aku kenal sebagai laki-laki yang bertanggungjawab. Ternyata menusuk dan pengkhianatiku dari belakang.

Aku tidak menyangka, rumah tangga yang sudah aku bangun selama 20 tahun ternyata menyimpan bangkai dan akhirnya harus kandas. Sebelumnya perkenalkan namaku Haniah (Nama Samaran), usiaku 51 tahun, saat ini aku tinggal di daerah Kalimantan Timur, kota seribu sungai.

Pernikahanku dengan Mas Hamdan memang sudah cukup lama. Selama itu pun kami tidak pernah konflik. Petengkaran kecil memang kerap kali terjadi, tapi hanya sebatas selisih paham saja sebagai bentuk bumbu-bumbu keharmonisan rumah tangga kami. Kami berdua hidup berkecukupan, kami dikaruniai seorang anak perempuan. Saat ini ia tumbuh sebagai remaja yang giat dan aktif. Secara ekonomi, Alhamdulilah kami tidak pernah kekurangan, bahkan bisa dibilang lebih. Suamiku adalah seorang kepala di salah satu sekolah menengah pertama, sedangkan aku mempunyai usaha aksesoris.

Kehadiran Anak Angkat
Setelah melahirkan akan pertama, aku difonis kanker rahim sehingga tidak bisa mempunyai keturunan lagi, aku dan Mas Hamdan pasrah, mungkin ini cobaan dan takdir yang Allah Swt berikan untuk keluarga kami. Karena itu perkembangan putrid semata wayang kami benar-benar kami perhatikan. Kesibukan yang begitu padat, ternyata menguras waktu untuk putri semata wayang kami.

Saat Sarah, putri kecilku duduk dibangku SMP, ada seorang temannya sebut saja namanya Fatma yang mempunyai latar belakang berbeda dengan kami. Fatma hidup ditengah-tengah keluarga yang tidak mampu, karena itu usai lulus SMP Fatma berencana untuk putus sekolah. Melihat kondisi Fatma, kami pun memutuskan untuk membiayai sekolah Fatma, orangtuannya pun setuju, sebagai gantinya Fatma harus tinggal bersama kami, menjadi teman dan saudara untuk Sarah.

Pada awalnya, kehadiran Sarah memang tidak ada hal yang aneh, ia tumbuh kembang bersama anak kami. Hingga lulus SMA, sampai lulus lulus perguruan tinggi dan menyandang gelar sarjana. Aku dan Mas Hamdan pun tidak pernah mempermasalahkan sampai sejauh itu kami merawat Fatma, karakter Fatma pun tidak ada yang buruk, anak yang penurut, sopan dan tidak pernah menuntut.

Kisah Curhat Muslimah (1)


Keluargaku Lebih
Memilih Orang Lain

Karma itu ternyata ada. Kesalahan yang aku perbuat di masa lalu ternyata berdampak pada kehidupan rumah tanggaku sekarang. Suami yang aku cintai lebih memilih perempuan lain, begitupun dengan anak semata wayangku. Mereka lebih memilih dengan orang lain dari hidup denganku.
Perkenalkan, namaku Aminah (nama samaran). Usiaku kini 38 tahun. Aku baru saja bercerai dengan suamiku. Anakku pun pergi meninggalkan aku.
Kesalahan Masa Lalu
Setiap manusia pasti mempunyai masa lalu yang kelam. Begitu juga dalam kehidupanku. Aku adalah mantan pekerja seks komersial. Saat duduk dibangku SMA, aku mulai menggeluti pekerjaan ini. Tidak setiap hari aku melakukan pekerjaan ini. Aku hanya bersenang-senang saja. Dan kehidupan yang pas-pasan membuatku melakukan pekerjaan ini.
Saat itu aku hanya berfikir kesenangan belaka. Tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan kedua orangtuaku. Ketika orangtuaku mengetahui pekerjaan haram yang aku lakukan. Mereka sangat marah dan mengusirku dari rumah. Dengan kepercayaan diri yang aku punya,berfikir apa yang aku lakukan selalu benar. Akupun pergi dari rumah, memilih hidup sesuai dengan keinginanku.
Beberapa bulan setelah aku pergi meninggalkan rumah. Aku pun kembali mencari orangtuaku, datang dengan membawa penyesalan. Aku kembali dengan berbadan dua. Semarah-marahnya orang tua, ketika anak mereka mendapat musibah, uluran tangan mereka selalu ada setiap waktu.
Pemuda Yang Ikhlas
Kebingungan menyelimutiku. Aku menyesal dan sadar apa yang aku lakukan dimasa lalu adalah kesalahan yang sangat fatal. Kehamilan di luar nikah membuatku mulai menata diri menjadi orang yang lebih baik. Ada seorang pemuda sebut saja namanya Hamdan. Teman kecil sekaligus cinta monyetku.
Dengan segala kekurangan yang aku miliki ia menerima aku apa adanya. Pernikahan sederhana kami lakukan. Dari dulu Mas Hamdan selalu baik kepadaku, saat pekerjaan hina itu aku lakoni dia hanya bilang, suatu saat aku akan mengerti akan arti kehidupan dengan sendirinya. Saat itui aku menikah di usia 19 tahun.
Aku melahirkan seorang anak perempuan. Meskipun ini bukan buah hati Mas Hamdan, ia sangat menyayanginya. Aku bersyukur memiliki suami sepertinya. Aku pun mulai belajar menjadi istri solehan dari Mas Hamdan. Tanpa melihat masa laluku yang kelam. Kami menjalani kehidupan yang harmonis tanpa ada kemelut.

Tuesday, 12 January 2016

Mendadak Jadi Talent Iklan

Ceritanya...

Sore itu saya sedang lembur mengerjakan laporan di kantor. Tiba-tiba si Bos sedang mempersiapkan Iklan untuk PP Pengupahan No 78 Tahun 2015 yang baru saja disahkan. Untuk sosialisasi perlu adanya iklan layanan masyarakat alias sponsor. Dilihat di ruangan sudah tidak ada pegawai lain, khususnya yang perempuan, maka disambetlah saya yang sedang duduk cantik menghitung angka-angka. Karena persiapan iklan spontan dan sangat mendadak, pada saat itu juga harus dilakukan shoting.
Saya yang sedari pagi mumet dengan angka, muka kucel dan lelah terpaksa menjadi talent iklan ini. Saya bukan cameraface karena itu daftar jadi presenter tv selalu gagal, lebih cocok di jurnalistik yang ditonjolkan adalah tulisan bukan wajah. Take berkali-kali, ngafalin skrip dan gantian dengan talent yang lain. Dan tarraaaa beginilah hasilnyaa...
Iklan ini dah lama banget sih, kira-kira 2 bulan lalu. Sebenarnya saya enggan untuk memposting ini. Liat muka bulet dan kucel saya gak bisa nahan buat nutup mata..hahah. Tapi, pesan yang disampaikan sangat positif, selain sebagai bentuk kenang-kenangan dan pesan bisa tersampaikan, saya upload video iklan PP Pengupahan ini di sini.
Beberapa hari kemudian, hp saya dipenuhi dengan pesan dari teman-teman. Mereka pada tanya apa benar iklan di TV ini aku? hahaaa. Saat itu aku belum lihat, aku bilang aja bukan (baca: ngeles).,haha.
Nih bagi kalian yang belum sempat liat iklannya aku posting di sini. Saran dan kritik saya terima dengan lapang dada. hehe