Tuesday, 27 December 2016

Puncak, Liburan Bersama KOPRI PB PMII

Liburan tipis-tipis bersama Sahabat Kopri PB PMII 25-26 Desember 2016

Pagi pukul 05.00 WIB kami berkumpul di Kantor PB PMII. Karena ini Long Weekend kami memilih berangkat dini hari habis Salat subuh tujuannya cuman satu untuk menghindari macet. Kami berangkat kurang lebih 15 orang 2 mobil.

Sekitar Pukul 09.00 WIB, kita sampai di Villa Salma, Puncak. Biasanya sampai ke Bogor cukup 2-3 jam, karena macet perjalanan hampir 4-5 jam lamanya. Desnitasi pertama yang kami kunjungi adalah Little Venice, dari Googling tempat wisata ini keren abis, tapi ternyata ketika sampai disana ternyata tidak sesuap ekspektasi. Pertama, tempatnya tidak sebagus yanga ada di foto, saat itu airnya lagi keruh banget. Kedua, karena hari libur tempat ini padat banget pengunjung, hendak berfoto dan mencari angel yang bagus susah. Tidak sesuai ekspektasilah.


Sedikit ulasan tentang Little Venice,
Little Venice terletak di Kawasan Kota Bunga, Villa Estate, perumahan yang juga dijadikan Villa.
Mengusung konsep ala-ala luar negeri yaitu Venesia, wisata ini pun dinamakan Little Venice "Miniatur Kota Venesia".

Ada beberapa wahana yang bisa kita coba di kawasan Little Venice, seperti :
1. perahu
2. kapal
3. sepeda air
4. banana boat
5. gondola
6. perahu naga
7. buble ball
8. rubber boat
9. kapal Missisipi

Dari beberapa wahana tersebut, gondola merupakan wahana paling favorit bagi wisatawan karena membuat kita seakan sedang berada di Venesia yang memiliki transportasi utama berupa gondola, selama kurang lebih 15 menit kita akan diajak berkeliling dengan menggunakan gondola tersebut, sepanjang perjalanan kita bisa melihat kerennya arsitektur bangunan yang membuat suasana kian romantis.

Tapi perlu diingat, setiap wahana di kawasan wisata Little Venice memiliki harga tiket masing-masing ya, jadi untuk bisa mencoba wahana-wahana tersebut kita harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli tiket. Tiket Masuk Rp.25 ribu per orang.

Desnitasi Kedua adalah Taman Bunga Nusantara, letaknya tidak jauh dari Little Venice. Ditempat ini kami tidak sempat masuk, dikarenakan tiket lumayan mahal prt orang Rp. 40 ribu/orang, Waktu juga menunjukkan pukul 16.00 itu berarti hanya 1,5 jam kami harus berkeliling dan berfoto di dalam Taman, karena Taman ini buka pukul 08.00 sampai pukul 17.30 saja. Karena tidak jadi masuk, cukuplah kita berfoto di depan pintu masuk Taman Bunga.

Sepulang dari Taman Bunga, kita kembali ke Villa. Perjalanan begitu melelahkan karena Puncak macet parah. Kita tiba di Villa Pukul 21.00 WIB kemudian istirahat. Esok paginya setelah masak dan makan bersama dengan menu nasi liwet ala anak kos dan anak pergerakan. Desnitasi berikutnya adalah pergi Ke Curug 7 Cilember.

Untuk menunju Curug 7 Cilember kita berjalan kaki karena tidak jauh dari Villa tempat kami menginap. Wisata Curug Cilember sebanarnya ada dua Curug di dalamnya, Curug 5 dan Curug 7, Kami memili menuju Curug 7 yang konon katanya jika mandi disana akan cepat mendapat jodoh dan awet muda. Maklum, rombongan perempuan dan masih single semua.hehe

Menuju Curug kita akan melewati pohon-pohon seperti di hutan. Ada pula camping Groundnya. Jika kita ingin camping dan tidak membawa tenda, disana ada persewaan tenda dan kita tinggal menempati saja, karena tenda sudah siap ditempati. Yang unik di sini juga ada jasa pembuatan karangan bunga untuk mengungkapkan cinta. Jadi tidak heran jika sepanjang jalan menunju Curug kita akan melihat beberapa orang membuat dan mendesain karangan bunga dengan media tanah, bunga yang dirangkai berbentu love dengan sebuah ungkapan cinta dari dan untuk siapa. Mungkin ini mitos yang dipercaya oleh warga sekitar juga pengunjung.






Berikut Secuil Sejarah Curug 7 Cilember

Sejak tahun 1990-an, Curug Cilember ditetapkan sebagia kawasan objek wisata. Sejak itu, kawasan yang termasuk dalam Bukit Hambalang it uterus menggeliat dan mulai ramai didatangi pengunjung. Sebenarnya, keberadaan Curug Cilember sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Cilember sendiri merupakan gabungan dari kata Ci yang merupaka n ringkasan dari kata cai bermakna "air", dan Lember yang berarti "jamur" karena dilokasi ini terdapat banyak tumbuh jamur.

Selain keindahan panorama alam, Curug Cilember juga menyimpan sejumlah mitos. Salah satunya, tempat ini merupakan lokasi pemandian para putri dari Kerajaan Siliwangi sehingga ada yang percaya bahwa dengan mandi di curug ini, mereka akan awet muda.

Berdasarkan cerita yang berkembang, bagi mereka yang belum memiliki pendamping hidup (suami atau istri), akan mudah menemukan jodoh setelah mandi di air terjun tersebut. Selain itu, ada pula yang meyakini bahwa dengan mandi mampu mengobati segala penyakit.

Ada juga kebiasaan dari sejumlah pengunjung yang mandi ditengah malam, terutama jika malam jum’at Kliwon. Paling banyak pada bulan Muharram dan Maulid (Jumadil Awal), khususnya dari mulai tanggal 10 hingga 14 maulid. Cerita di daerah, dari kepercayaan pengunjung mereka mandi untuk awet muda, cari berkah, menambah kekuatan. Curug Tujuh terbagi menjadi dua posisi air terjun, kanan dan kiri. Posisi kanan dipercaya untuk memperoleh kekuatan, sedangkan kiri untuk awet muda dan keberkahan. Tergantung kepercayaan masing-masing.

Thursday, 22 December 2016

Fatwamati, Ibu Kami

Fatwamati,
Ibu Kami,

Fatmawati, mendengar namanya pasti semua orang akan tahu siapa dia. Perempuan dibalik perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Perempuan yang menemani Sang Proklamator Bung Karno merebut Kemerdekaan. Perannya tidak hanya sebatas menjahit bendera pusaka. Perempuan yang ikut berperang, bergerilya  terlibat secara aktif dalam perjuangan membela nusa dan bangsanya, serta rela menempuh kehidupan seorang diri demi mempertahankan sebuah prinsip dan harga diri seorang ibu.

Fatmawati, sosok pahlawan perempuan yang dikenal semua orang Indonesia. Jasanya tidak akan pernah dilupakan. Sosok Fatmawati yang akan aku ceritakan kali ini tidak kalah hebatnya dengan Fatmawati yang dimiliki Bangsa Indonesia. Yah, She is my mother, my hero.

Pernah aku bertanya kepada Almarhum Nenekku, kenapa dia memberikan nama Fatmawati kepada anaknya, singkat Nenekku menjawab, di zaman kemerdekaan Nama Fatmawati adalah nama yang populer, tidak ada arti khusus, hanya mudah diingat, dipilihlan nama Fatmawati untuk anak ketiganya. Ibuku, Fatmawati.

Jika di zaman penjajahan perjuangan Ibu Fatmawati bisa dikatakan "Sepi Ing Pamrih" Ketulusan pengabdiannya kepada suami dan bangsa Indonesia tidak bisa dinilai harganya. Bagiku, Ibuku, Fatmawati perjuangannya pun demikian.

Beliau terlahir dari keluarga yang sederhana, bisa dikatakan keluarga biasa dan serba berkecukupan. Ayahnya seorang petani biasa, dan ibunya seorang penjual tempe keliling. Namun demikian, dari ketujuh saudaranya, ibukulah satu-satunya yang mendapatkan pendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan skill yang dimilikinya pun berbeda dengan saudara-saudara lainnya, dia lebih unggul.


Ibuku, Fatmawati, beliau selalu bercerita bahwa dikehidupan remajanya dulu tidaklah mudah. Ia harus bekerja, belajar dan juga harus mengurusi adik-adiknya. Orangtuanya, Kakek Nenekku buta huruf, tidak bisa membaca, dua kakaknya enggan untuk bersekolah. Tapi ibuku selalu menuntut dan berusaha agar bisa bersekolah. Ikutlah dia bekerja bersama pamannya yang juga menjadi pedagang tempe keliling. Uang hasil membantu pamannya ia gunakan untuk membayar sekolah hingga SMK.

Saat duduk dibangku SMK, ibuku mengambil jurusan Tata Busana. Ia terampil dalam hal menjahit, aku tidak tahu apa memang sosok Fatmawati menginspirasi dirinya untuk menjadi menjahit yang jelas hingga saat ini ibuku berprofesi sebagai penjahit. Saat remaja, menikah dan melahirkan dua orang anak aku dan kakakku, Ibuku menjadi guru kelas jahit di Departemen Agama Sidoarjo hampir 20 tahun lamanya. Pagi hari ia memasak, menyiapkan keperluan suami dan anaknya. Siang hingga sore hari ia mengajar kelas jahit menggunakan sepeda onthel yang saat ini masih ia gunakan untuk pergi-pergi di rumah. Dan ketika malam hari ia masih memberikan kursus menjahit di rumah dan juga mengerjakan baju pesanan beberapa orang.

Aku masih ingat dengan jelas bagaimana ibuku dulu ketika aku masi kecil banyak sekali remaja, ibu-ibu muda datang ke rumah untuk belajar menjahit baju, dari Ba'da Magrib Hingga pukul 20.00, terkadang murid-muridnya juga datang pagi-sore-malam hari tidak ada batasan waktu mengajar, dan juga tidak ada batasan sampai kapan kursus berakhir. Ibuku menggunakan sistem sampai bisa, satu kali membayar tunai atau berangsur mereka bisa mendapatkan ilmu seumur hidup alias sampai mahir menjahit. Dan dengan sistem ini hampir murid-murid ibuku ada yang sampai bertahun-tahun, ada pula yang cepat tanggap, cukup beberapa bulan belajar sudah mahir, dan ketika ada kesulitan ia datang ke rumah. Sejauh ini tidak terhitung berapa jumlah perempuan yang belajar menjahit dengan ibuku. Dia memang bukan Guru pelajaran Formal di Sekolah, Tapi Bagiku, Dia adalah Guru Keterampilan yang telah melahirkan penjahit-penjahit profesional.

Bunyi mesin jahit, dan suara gunting tidak asing bagiku. Suara-suara itu terdengar setiap hari dari pagi hingga malam. Ketika kami kecil, aku dan kakakku, Ibuku bekerja siang dan malam tanpa lelah untuk mencukupi kehidupan keluarga membantu suaminya, ayahku. Ia terlahir sebagai perempuan pekerja keras. Ibuku, Fatmawati.

Dengan bekerja siang dan malam mencari nafkah, Ibuku tidak pernah lalai mengurus anaknya. Ia sangat disiplin terutama dalam urusan pendidikan agama. Sedari kecil anak-anaknya di sekolahkan di sekolah berbasis agama, tidak lupa juga untuk belajar mengaji. Aku dan kakakku sejak kecil hingga dewasa dituntuk orangtua untuk terus mengaji, dan Alhamdulilah berkat didikan yang keras tersebut aku, kakakku, dan adikku yang paling kecil tidak tertinggal dalam pelajaran baik formal maupun agama, bahkan anak-anak ibuk masing-masing mempunyai prestasi di sekolah maupun di lingkungan.

Menyadari bahwa dirinya (Ibuku) bukanlah orangtua yang pandai dibidang akademik maupun dalam hal pengetahuan agama. Namun, mereka tidak ingin anak-anaknya bernasib sama. Karena itu mereka berjuang bekerja keras agar ketiga anaknya bisa menempuh pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Terimakasih ibuk, ayah, sejauh ini aku bisa bersekolah, lulus sarjana strata satu dan kini berkat doamu jenjang stara dua sedang aku tempuh. Kakakku yang lebih mandiri pun telah menyelesaikan sarjana strata satunya. Si kecil pun meskipun sedikit pemalu dibanding kedua kakaknya, prestasi dibidang akademiknya pun tidak kalah dengan kakaknya.

Ada sebuah ungkapan "Biarkan Saya jadi akar rumput yang terpenting anak saya bisa menjadi akar Jati" inilah yang dilakukan ibuku, Fatmawati. Dibalik keterbatasan pendidikan yang ia miliki, ia ingin anak-anaknya bisa lebih dan lebih darinya.

Ibuku,
Fatmawati,
Terimaksih atas perjuangan dan didikanmu selama ini. Sekarang anak-anakmu sudah dewasa, waktunya kami yang berjuang untuk membahagiakanmu. Tak perlu kau pikirkan materi lagi, biarkan kami yang mencari, waktumu kini beristirahat dan berbahagia dengan hal-hal kecil yang diberikan oleh anak-anakmu kepadamu. Doa dan restu darimu mempermudahkan langkah sukses kami mencapai cita-cita kami.

SELAMAT HARI IBU
JAKARTA, 22 DESEMBER 2016
Potret Keluarga Sederhana Kami


Sunday, 6 November 2016

Kuliner Durian Medan (2)

#2
Incip Incip Durian UCOK
        Kata orang Belum ke Medan kalau tidak mampir ke Ucok Durian.Slogan ini yang menjadi trendmark warung durian milik Zainal Abidin. Kedai durian Ucok berada di jalan KH.Wahid Hasyim No.30-32, Babura, Medan Baru.

Sempat ngobrol dengan beberapa pengunjung dan tukang parkir di sana. Pak Hamdi,menceritakan bahwa Ucok merintis dari bawah. "Dulu gak segede ini, Zainal dulunya penjual duren kaki lima," katanya.

Merangkak dari bawah, memulai berjualan durian dari kaki lima, hingga sekarang banyak yang datang ke Durian Ucok.Ada pejabat, artis, bahkan tidak afdol jika berkunjung ke Medan tanpa mampir ke Durian Ucok ini.

Bagi saya yang baru pertama kali datang ke Durian Ucok Medan, tempatnya memang sangat luas dan ramai pengunjung. Untuk rasa durian sendiri bagiku tidak berbeda jauh dengan durian kebanyakan. Hanya saja sedikit lebih murah. Kesuksesan Durian Ucok dari cerita teman-teman yaitu bagaimana Ucok membuat sebuah inovasi baru dalam proses packing.

Selama ini durian yang dikenal dengan buah yang mempunyai aroma yang sangat menyengat dan belum lagi kulitnya yang berduri. Tiap kali orang ingin membawa buah ini untuk oleh-oleh selalu skesulitan apalagi dengan menggunakan transportasi udara, belum masuk sudah di tolak.

Nah, dari sini Ucok mempelopori teknik packing durian agar mudah dan praktis. Selain itu si durian tidak akan ditolak oleh paskapai penerbangan maupun kereta api.

Tekniknya sederhana, namun sedikit lama karena dilakukan berulang-ulang. Isi buah dimasukkan ke kotak plastik. Kotak yang sudah ditutup rapat kemudian diklakban rapat (wrapping). Sesudah itu, kotak tersebut dimasukkan ke plastik bening, kemudian dilakban kembali. Namun sebelumnya, ditaburi sedikit bubuk kopi terlebih dahulu. Konon aroma kopi akan mengalahkan aroma buah durian. Proses pengemasan durian Ucok ini hampir empat lapis. Finally, sama sekali tak terciup aroma durian sama sekali.

Setelah Ucok mempelopori teknik packing oleh-oleh buah durian ini, semakin laris dan terkenallah Durian Ucok. Persaingan bisnis mun semakin kuat, para pedagang Durian di Medan mulai meniru proses packing yang digunakan oleh Ucok. Namun demikian pelancong sudah naksir terlebih dahulu dengan Durian Ucok, karena itu tidak Jangan eprnah mengaku ke Medan kalau tidak mampir ke Durian Ucok. 



Kuliner Durian Medan (1)

#1
Pancake Durian Mei Cin

Medan terkenal dengan Duriannya, selain durian Ucok yang uda jadi buronan pelancong. Olahan durian yang lain yaitu Pancake juga tidak kalah saing.
Pancake Durian sendiri yaitu makanan ringan berupa puree daging durian dan vla atau krim kocok yang dibalut dengan kulit crepes atau dadar gulung.
Salah satu Pancake yang selalu jadi jujukan pelancong di Medan yaitu Pancake Mei Cin yang berada di Jalan Ketapang Sekip, Medan Petisah. Tempatnya tidak jauh dari tempat Bolu Meranti.
Panacake Durian Mei Cin ini adalah home made, karena itu tempatnya pun bukan pertokoan besar. Hanya sebuah rumah tingkat dua yang disulap menjadi outlet kecil, sederhana tapi pengunjngnya cukup ramai.
Beberapa kali mencoba Pancake Durian dari Jambi, Jakarta,Surabaya, Pancake Mei Cin memang lebih enak. Yang membedakan adalah adonan kulit yang melapisi durian. Lebih tipis, lebih lembut, duriannya begitu lumer di mulut.
Harga Pancake Durian Mei Chin per kotak isi 10 biji yaitu Rp.120.000,-

Foto 1: Aman, ini hanya pohon durian palsu yang ada di halaman rumah

Foto 2: Nie penampakan Pancake Durian Mei Cin..Yummmy

Foto 3. Ceritanya Nyeles tanpa di bayar,hihi (Bersama Bu Helmiyati, Kasubid Humas Kemnaker RI dan Mb Ani Mustik)


Tuesday, 20 September 2016

Beasiswa Kemenpora RI



Beasiswa Kemenpora
Program Studi Ketahanan Nasional
Universitas Indonesia

Beasiswa Program Studi Peminatan Ketahanan Nasional, Kajian strategis  Pengembangan Kepemimpinan Kerjasama Universitas Indonesia merupakan kelas kerjasama Menpora dengan Universitas Indonesia sejak tahun 2006.

Lulusan magister bidang non militer yg punya kualifikasi keahlian dalam pengembangan kepemimpinan di berbagai unsur kelompok maupun organisasi dalam masyarakat.

Beasiswa diberikan selama 4 semester atau 2 tahun. Mahasiswa diwajibkan lulus tepat waktu. Untuk tahun 2016 ini, ada peraturan bar dari pihak UI maupun Kemenpora. Tahun 2016 mulai komitmen untuk menyelesaikan studi selama dua tahun. Jika tidak bisa menyelesaikan tepat waktu, Mahasiswa wajib membayar sendiri biaya perkuliahan berikutnya.

Disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, H. Imam Nahrawi dalam Kuliah Umum dan Pembagian Ijazah Angkatan VII, lulusan beasiswa kepemudaan ini nanntinya mampu membeirkan kontribusi kepada masyarakat.
 
Menpora H.Imam Nahrawi Memberikan Kuliah Umum

Tuesday, 30 August 2016

Kisah Teladan:Keikhlasan Yang Pudar



Keikhlasan Yang Pudar

Dari Ibnul Jauzi Rahimahullah dalam bukunya ‘Tablis Iblis (Perangkap Iblis)’ pernah menerangkan dari Imam Hasan Al Bashgri Rahimahullah, sebuah kisah yang menarik untuk direungi tentang sebuah keikhlasn niat baik, dan godaan iblis kepada manusia. Berikut kisahnya.

Dahulu kala, ada sebuah pohon yang sering disembah dan dikeramatkan. Melihat hal itu, muncullah keinginan pada diri seorang pemuda untuk menebangnya. Maka dia pun bergegas menuju pohon itu dalam keadaan marah karena Allah. Di tengah jalan, dia dihadang oleh iblis yang telah merubah wujudnya dalam bentuk manusia.
“Ke manakah engkau hendak pergi? Tanya Iblis yang berupa manusia.
“Aku hendak menebang pohon yang selama ini selalu disembah dan dikeramatkan dari selain Allah.,” Jawab Si Pemuda.
Jika pohon tersebut di tebang, maka tidak akan ada lagi manusia yang datang menyembah dan meminta pertolongan kepada Iblis melalui pohon besar tersebut.

Sosok Inspiratif Prof Tuty Alawiyah

Sosok Inspiratif Prof Tuty Alawiyah 
Perjuangan Di Bidang Dakwah, Sosial dan Pendidikan



Matahari begitu menyengat siang itu. Jam ditangan menunjukkan pukul 12.30, terlihat sebuah rumah di Jalan Jatiwaringin, dengan halaman luas tertutup pagar. Ketika memasuki rumah ini, kita akan disambut dengan pepohonan besar yang sejuk tertiup angin. Terdapat dua rumah bercat putih besar di sana. Yah, disinilah sosok Tuty Alwawiyah dibesarkan hingga akhir hayatnya. Seorang ulama perempuan yang hebat yang banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia, tidak hanya di bidang agama melainkan sosial juga pendidikan.

Bangsa Indonesia memang baru saja kehilangan sosok perempuan hebat ini. Sosok perempuan yang sangat menginspirasi. Tepatnya di Bulan Mei 2016 lalu, perempuan yang akrab di sapa Prof Tuty Alawiyah ini menghembuskan nafas terakhirnya. Kepergian Prof Tuty meninggalkan duka bagi keluarga, kerabat, anak didik serta anggotanya di organisasi besar Islam As Syafi'iyah. Namun, dibalik kedukaan tersebut, keluarga yang ditinggalkan merasa bangga, karena selama hidupnya, Tuty telah berjuang untuk kepentingan umat Islam, tidak hanya untuk agama, tapi juga bangsa dan negara melalui pendidikan Indonesia.

Datang ke rumahnya, aku bertemu sosok yang wajahnya mirip dengan Prof Tuty Alawiyah. Yah, tidak salah lagi dia adalah putri terakhir Prof Tuty Alawiyah, Syifa Fauziah. Sosok yang ramah seperti Alm. Tuty Alawiyah. Sebagai seorang anak, pasti ia bangga dengan apa yang diperjuangkan sang ibu. "Saya sangat bangga dengan ibu saya, ia adalah sosok yang segala bisa. Penceramah iya, pendakwah iya, pendidik iya dan dia juga social worker," kata Syifa saat ditemui di rumahnya.

Selama ini jika kita mendengar nama Prof Tuty Alawiyah, sebagian masyarakat yang mengenalnya pasti berpendapat bahwa ia adalah sosok pendakwah, penceramah, pimpinan organisasi besar islam As Syafiiyah. Sejak kecil Tuty dibesarkan di lingkungan yang agamis. Nama besarnya yang ia dapat semasa hidupnya tidak lepas dari kedua orangtuannya, KH Abdullah Syafi'i dan Hj. Ruqoyah.

Tuesday, 23 August 2016

Kisah Teladan: Pemuda Penolak Maksiat

Berkat rasa takutnya akan maksiat dan balasan Allah Swt. Seorang Pemuda rela melumuri tubuhnya dengan kotoran demi menolak ajakn seorang wanita penggoda. Bau kotoran tersebut Allah ganti dengan aroma harum tubuhnya. Sang pemuda pun dijuluki sebagai ”Al-Miski” atau Orang Yang Seharum Kesturi.

Dalam Kitab Al Akhlaq Al Islamiyyah Lin Nasyi’in ada sebuah kisah yang indah menggetarkan jiwa. Kisah ini terjadi di tanah Syam. Kisah yang banyak disebut dari mulut ke mulut sampai abad ini.
Ini adalah kisah ketakwaan seorang pemuda. Seorang pemuda yang bekerja sebagai penjual kain keliling. Ia berkelDari satu kawasan ke kawasan lain. Masyarakat mengenalnya sebagai Si Penjual Kain Keliling.
Diantara kelebihan pemuda ini adalah postur tubuhnya yang gagah. Kulitnya yang putih. Wajahnya yang mempesona. Dan keramahannya yang luar biasa. Sehingga siapapun yang melihatnya akan terpesona karenanya.

Ajakan Berbuat Maksiat
Suatu hari, ketika ia sedang berkeliling menjajakan dagangannya, tiba-tiba ada seorang wanita memanggilnya. Ia pun segera menghampiri. Wanita ini menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Rumah itu sangat mewah. Begitu masuk rumah, dengan sebuah kelihaian wanita itu bisa mengunci pintu. Wanita itu sangat terpesona dengan ketampananya dan tergila-gila padanya.
“Duhai pemuda tampan. Sebenarnya aku memanggilmu tidak untuk membeli barang daganganmu, tapi semata karena aku sangat mencintaimu. Selama ini aku tergila-gila pada ketampananmu.” Kata Si Wanita
Wanita bangsawan itu dengan penuh harap merayunya untuk berzina. Sang pemuda pun mengingatkannya dan menakutinya akan pedihnya siksa Allah. Namun, semua usahanya sia-sia belaka. Setiap perkataan yang diucapkan pemuda itu justru membuat wanita itu semakin menggila dan nekat. Namun pemuda itu tak bergeming dengan keimanannya. Ia menolak dengan tegas.

Kisah Teladan: Keikhlasan Yang Pudar

Dari Ibnul Jauzi Rahimahullah dalam bukunya ‘Tablis Iblis (Perangkap Iblis)’ pernah menerangkan dari Imam Hasan Al Bashgri Rahimahullah, sebuah kisah yang menarik untuk direungi tentang sebuah keikhlasn niat baik, dan godaan iblis kepada manusia. Berikut kisahnya.

Dahulu kala, ada sebuah pohon yang sering disembah dan dikeramatkan. Melihat hal itu, muncullah keinginan pada diri seorang pemuda untuk menebangnya. Maka dia pun bergegas menuju pohon itu dalam keadaan marah karena Allah. Di tengah jalan, dia dihadang oleh iblis yang telah merubah wujudnya dalam bentuk manusia.
“Ke manakah engkau hendak pergi? Tanya Iblis yang berupa manusia.
“Aku hendak menebang pohon yang selama ini selalu disembah dan dikeramatkan dari selain Allah.,” Jawab Si Pemuda.
Jika pohon tersebut di tebang, maka tidak akan ada lagi manusia yang datang menyembah dan meminta pertolongan kepada Iblis melalui pohon besar tersebut.

Kisah Teladan: Pelajaran Dari Tukang Cukur

Ketika berada di Mekkah, Imam Junaidi mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berharga dari tukang cukur. Menolong orang yang meminta pertolongan dengan menyebut nama Allah.

Junaid Al-Baghdadi adalah seorang ulama sufi dan wali Allah yang paling menonjol namanya di kalangan ahli-ahli sufi. Tahun kelahiran Imam Junaid tidak dapat dipastikan. Tidak banyak dapat ditemui tahun kelahiran beliau pada biografi lainnya. Beliau adalah orang yang terawal menyusun dan memperbahaskan tentang ilmu tasauf dengan ijtihadnya. Banyak kitab-kitab yang menerangkan tentang ilmu tasawuf berdasarkan kepada ijtihad Imam Junaid Al-Baghdadi.

Imam Junaid adalah seorang ahli perniagaan yang berjaya. Beliau memiliki sebuah gedung perniagaan di kota Baghdad yang ramai pelanggannya. Sebagai seorang guru sufi, beliau tidaklah disibukkan dengan menguruskan perniagaannya sebagaimana setengah peniaga lain yang kaya raya di Baghdad.
Waktu perniagaannya sering disingkatkan seketika karena lebih mengutamakan pengajian anak-anak muridnya yang dahagakan ilmu pengetahuan. Apa yang mengkagumkan ialah Imam Junaid akan menutup kedainya setelah selesai mengajar murid-muridnya. Kemudian beliau balik ke rumah untuk beribadat seperti solat, membaca al-Quran dan berzikir.
Setiap malam beliau berada di masjid besar Baghdad untuk menyampaikan kuliahnya. Ramai penduduk Baghdad datang masjid untuk mendengar kuliahnya sehingga penuh sesak. Imam Junaid hidup dalam keadaan zuhud. Beliau redha dan bersyukur kepada Allah SWT dengan segala nikmat yang dikurniakan kepadanya. Beliau tidak pernah berangan-angan untuk mencari kekayaan duniawi dari sumber pekerjaannya sebagai peniaga.

Kisah Teladan: Ketika Ali Berniaga Dengan Malaikat

Berkat sedekah yang diberikan oleh Ali kepada seorang pedagang yang kelaparan di tengah jalan. Ali pun mendapatkan rejeki yang luar biasa dari Allah Swt. Disaat itu pula, Ali sedang berniaga dengan para malaikat Allah Swt.

Dikisahkan pada suatu hari, Sayyidina Ali bin Abi Thalib datang ke rumahnya dan mendapati istrinya Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah saw sedang memintal benang. Ali bertanya. "Ada makanan apa di rumah, wahai istriku,"
"Aku tidak punya makanan apa-apa saat ini, kecuali ini uang sebanyak 6 dirham. Itupun barusan dikasih oleh Sahabat Salman Al-Farisi sebagai upah memintal benang". Jawab Fatimah pada saat baru saja Salman memberikan upah kepadanya.
"Tapi uang itu rencananya akan aku belikan roti buat Hasan dan Husein". Jawab Fatimah lagi.
"Berikan uang itu untuk aku belikan sepotong roti buatnya," Kata Ali.

Bertemu Malaikat
Alipun pergi ke warung dengan berjalan kaki. Namun, di tengah jalan ia bertemu seorang yang lapar. "Siapa yang ingin berniaga dengan Allah swt, berilah aku makan". kata orang tersebut.
Maka Alipun memberikan uang itu kepada si miskin tadi. Melihat Ali pulang lenggang kangkung (tangan kosong), Fatimah pun menangis karena ia ingat kedua buah hatinya pasti akan lapar karena tidak ada makanan di rumah.
Melihat istrinya menangis, Ali pun berkata kepadanya. "Istriku bahwa uang yang 6 dirham tadi aku perdagangkan dengan Allah swt. Pasti akan diganti-nya dengan yang lebih baik". Begitu kira-kira jawaban Ali untuk menenagkan istrinya. Mendengar jawaban itu, Fatimahpun diam dan berhenti menangis.
Karena tidak ada makanan, Ali hendak pergi ke rumah Nabi saw, barangkali ada makanan di rumah beliau untuk kedua cucunya. Belum lagi tiba di tempat, di tengah jalan Ali berjumpa dengan seorang pedangang yang tidak dikenal membawa seekor unta. Lalu dia berkata kepada Ali, "Wahai Ayah Hasan Husen, maukah engkau membeli untaku". tanya sang pedagang.
"Aku sedang tiba punya uang saat ini. Memang berapa kau mau jual," kata Ali.
"Aku jual 100 dirham dan kau boleh membayarnya nanti. Aku hutangin". katanya.
"Baiklah kalau begitu. Aku setuju". Jawab Ali.
Lalu keduanya deal bertransaksi dan keduanya pun berlalu kepada urusan masing-masing. Setelah tidak lama, Ali bertemu dengan seorang pedagang yang lain lagi. Melihat Ali sedang membawa seekor unta, ia pun bertanya kepada Ali. "Apakah engkau mau jual unta itu?".tanyanya.
"Iya,"Aku mau jual seharga 300 dirham". kata ALi. Lalu orang tadi menyetujuinya dan membayar kontan unta Ali seharga 300 dirham itu. Masya Allah.
Tak lama kemudian, Ali tiba di rumah baginda Nabi saw. Begitu bertemu, Nabipun mengajak Ali ke suatu sudut rumah dan berkata, "Aku ingin bercerita". Lalu Nabi pun berkata. "Apakah engkau dahulu yang berkata atau aku". Ali menjawab, "Engkau saja Wahai Rasul".
Lalu Nabi menjelaskan hal ihwal yang terjadi dalam perjalanan Ali menuju rumah beliau, bahwa pedagang yang tadi menjual unta kepadanya adalah Malaikat Jibril. Sedang pedagang yang membeli untanya adalah Malaikat Mikail. Seketika Alipun terkejut mendengar sabda Kanjeng Nabi yang menjelaskan perihal perniagaannya dengan Allah swt melalui orang miskin.

Maka, dengan suka cita Ali kembali ke rumahnya. Dilihatnya Ali demikian sukacita, Fatimah pun bertanya apa yang menyebabkannya gerangan. Lalu Ali menceritakan apa yang terjadi dan memberikan uang sebanyak 300 dirham kepada Fatimah. Fatimah bersyukur dan menitikkan air mata ikhlasnya bahwa Allah swt pasti mengganti kebaikan hambanya yang ikhlas dalam bersedekah.Masya Allah, sungguh Allah menepati janjinya kepada hamba-hambanya yang ihsan dan selalu dekat dengan mereka.*Is

Kisah Teladan: Perintah Menuntut Ilmu

Pada suatu hari Rosulullah bersabda kepada para Sahabat. "Sudikah kalian berutahukan mengenai amal perbuatan para pahlawan? "Wahai ROsulullah, apakah ama perbuatan para pahlawan tersebut? tanya Sahabat. Yaitu mencari ilmu karena sesungguhnya ilmu adalah cahaya orang mukmin di dunia dan di akhirat. Aku adalah kota (gudang ilmu), sedangkan Ali adalah pintu masuknya."Sabda Rosul

Ketika kaum Khawarij mendengar sabda Rasulullah saw. tersebut, timbulah rasa hasud dan dengki pada Ali r.a. Akhirnya, sepuluh orang pembesar di antara mereka berkumpul membuat persekongkolan. Mereka sepakat bahwa masing-masing dari mereka menanyakan masalah yang sama. Jika Ali r.a. menjawab masing-masing dari pertanyaan mereka dengan jawaban yang lain, maka berarti Ali r.a. memang berilmu luas sebagaimana yang disabdakan Rasulullah.

Kisah Teladan: Pribadi Pemurah Dan Dermawan


Kemurahan dan kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah patut kita contoh dan kita teladani. Dalam hidupnya ia mempunyai tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa. Semasanya hidup Thalha rela membagikan hartanya kepada sesama muslim.

Thalhah merupakan salah seorang dari delapan orang yang pertama masuk Islam. Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengingkari janji. Janjinya selalu tepat. Ia juga dikenal sebagai orang jujur, tidak pernah menipu apalagi berkhianat. Thalhah masuk Islam melalui anak pamannya, Abubakar Assidiq Ra. Dengan disertai Abubakar Assiddiq, Thalhah pergi menemui Rasulullah SAW. Setelah berhasil jumpa dengan Rasulullah SAW, Thalhah mengungkapkan niatnya hendak ikut memeluk Dinul haq, Islam. Maka Rasulullah SAW menyuruhnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Seorang Yang Dermawan
Pernahkah anda melihat sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah?. Begitulah Thalhah bin Ubaidillah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf. Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat keadaan suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya.
"Kenapa kau tampak murung suamiku?," tanya sang istri.
"Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan ?" jawab Thalha.
"Uang yang ada ditanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir-miskin." JAwab Sang istri.
Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Thalhah tanpa meninggalkan sepeserpun.Ia hidup berkecukupan dan bahagia bersama sang istri. Thalhah pun tidak pernah diliputi rasa kekurangan, ia terus bersama nabi menebarkan agama Islam.
Dari sahabatnya, Assaib bin Zaid berkata tentang Thalhah, katanya. "Aku berkawan dengan Thalhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya."
Dari sahabat yang lain pun, Jaabir bin Abdullah bertutur."Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah walaupun tanpa diminta. Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si pengalir harta", "Thalhah kebaikan dan kebajikan". kata Jaabir

Kisah Teladan: Larangan Menelan Makanan Haram

Abu Bakar adalah orang yang sangat beriman. Selama hidupnya ia tidak pernah memakan makanan haram. Saat mengetahui makanan yang ditelannya adalah makanan haram, ia pun segera mengeluarkan dari mulut dan perutnya.

Abu Bakar merupakan sahabat Rasulullah yang masuk dalam golongan Assabbikhunal Awwalun (pertama masuk Islam). Dia mendapat gelar As Siddiq karena meyakini kenabian Muhammad petama kali sebelum orang lain. Abu Bakar juga merupakan sosok yang sangat berhati-hati dalam menjalankan segala aktivitas. Bahkan, untuk makan pun, dia sangat menjaga agar makanan yang dia makan tidak tergolong haram.

Suatu ketika, Abu Bakar disodorkan makanan oleh pembantunya. Abu Bakar kemudian langsung memakan makanan itu satu suap. Sang pembantu merasa heran dengan perilaku Abu Bakar. Sebab, biasanya Abu Bakar selalu bertanya dari mana asal makanan yang disuguhkan padanya kepada sang pembantunya. Pembantu itu lantas bertanya. "Kenapa kau tidak bertanya kepadaku dari mana asal makanan itu, seperti biasanya?" tanyanya.
Abu Bakar teringat kebiasaannya, kemudian bertanya kepada sang pembantu. "Dari mana asal makanan yang kau suguhkan padaku ini?"
"Makanan ini berasal dari seseorang yang pada masa jahiliah memintaku membuat jampi-jampi sihir untuknya. Makanan ini adalah upahku darinya," jawab pembantu itu.
Mendengar jawaban itu, Abu Bakar terkaget dan segera memasukkan jarinya ke dalam kerongkongan. Dia berusaha memuntahkan makanan yang telah dimakannya agar tidak memenuhi perutnya. Setelah itu, Abu Bakar berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Setiap anggota tubuh yang tumbuh dari sesuatu yang tidak halal, tentunya api neraka itu lebih berhak baginya

Kisah Teladan: Istri Saleha Untuk Pemuda Buruk Rupa

Pada zaman Rasulullah SAW terdapat seorang pemuda yang kurang menarik raut wajahnya dan tubuhnya agak pendek. Pemuda tersebut bernama bernama Julaibib. Dia sedang berusaha untuk mencari seorang perempuan yang sesuai untuk dijadikan isterinya tetapi malangnya tidak ada seorang pun yang sudi untuk bermenantu atau bersuamikan Julaibib.

Maka pergilah Julaibib bertemu Rasulullah SAW untuk mengadukan masalahnya itu. Apabila diketahui oleh Rasulullah SAW akan masalah Julaibib, lantas baginda sendiri berusaha mencarikan jodoh buat Julaibib. Maka bertemulah Rasulullah SAW dengan salah seorang sahabatnya dan menyatakan keperluannya.
”Wahai fulan, engkau nikahkan aku dengan anak gadismu.” Kata Rosulullah.
”Baiklah, aku terima dengan senang hati,” jawab sahabat tersebut.
”Tetapi pinangan ini bukan untuk aku,” kata Rasulullah selanjutnya.
“Untuk siapa?”. Pada mulanya dia sangka Rasulullah SAW ingin meminang anaknya untuk dirinya sendiri. ”Untuk Julaibib,” jawab Rasulullah SAW.
”Wahai Rasulullah, kalau begitu berilah aku waktu agar dapat aku bermusyawarah bersama ibunya dahulu.” Kata sahabat tersebut.
Dia pun segera pulang ke rumahnya. Di dalam hatinya timbul pertanyaan bagaimanakah nanti kalau isterinya menolak hajat Rasulullah. Jika menolak pinangan Rasulullah tentulah tidak baik bagi orang mukmin. Tetapi kalau dia menerima pun dia tidak setuju jika anaknya menikah dengan Julaibib. Ternyata dugaan sahabat Rosulullah benar, ibu sang gadis menolak anaknya menikah dengan Julaibib.

Kisah Teladan: Tujuh Batu Saksi Amal Manusia

Dalam sebuah hadis menceritakan adalah seorang laki-laki yang bernama Syahdan. Ia mempunyai batu yang ia gunakan sebagai saksi perbuatannya selama di dunia. Apakah kesaksian batu tersebut saat di akhirat membawanya kepada pintu neraka atau surge? BErikut ceritanya.

Pada zaman dahulu ada seorang lelaki wukuf di Arafah. Dia berhenti di lapangan luas itu. Pada waktu itu, orang sedang melakukan ibadat haji. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang sangat penting. Bahkan wukuf di Arafah itu disebut sebagai haji yang sebenarnya karena apabila seorang itu berwukuf di padang Arafah dianggap hajinya telah sempurna walaupun yang lainnya tidak sempat dilakukan.

Laki-laki tersebut adalah Syahdan, dia berdiri di depan padang Arafah. Sementara di tangannya menggenggam tujuh butir batu. Lalu ia berkata. “ Wahai batu, berilah kesaksian untukku kelak di hadapan Tuhan, bahwa aku bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.” Katanya pada diri sendiri sembari melihat tujuh batu yang ada di tangannya.

Kemudian, ia pun kembali ke rumahnya. Saat ia duduk bersantai, ia pun tertidur pulas. Ketika ia tidur ia bermimpi, seakan-akan hari kiamat benar-benar terjadi. Diapun dihisab dan ternyata dari hasil perhitungan amalnya itu ia harus masuk neraka. Maka malaikat segera menggiring dan membawanya ke neraka.

Kisah Teladan: Satu Amalan Sang Pendeta

Suatu hari Ibnu Mubarak bermimpi bertemu dengan Rasullah Swt. Ia pun diperintahkan untuk menyampaikan salam kepada seorang pendeta bernama Bahram. Apa keistimewaaan sang pendeta tersebut, sampai Rasulullah menyampaikan salam kepadanya?Berikut kisahnya.

Ibnu Mubarak pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Sesampainya di Makkah, ia pun langsung menuju Ka’bah untuk bertawaf. Kemudian, ia istirahat di Hijir Ismail untuk sekadar melepaskan lelahnya sehingga tertidur di tempat itu.
Dalam tidurnya, Ibnu Mubarak bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Beliau berkata kepadanya. “Jika engkau telah kembali ke Baghdad, carilah Bahram dan sampaikan salamku kepadanya. Dan katakan bahwa Allah SWT telah rela kepadanya.”
Ibnu Mubarak pun terbangun kaget dan mengucapkan. “Laa haulaa wa laa quwwata illaa billaah.” Dalam hatinya pun ia berkata, “Ini mimpi dari setan.”
Kemudian, ia mengambil air wudhu dan kembali bertawaf keliling Ka’bah sampai berulang kali. Karena kelelahan, Ibnu Mubarak kembali tertidur dan kembali bermimpi dengan mimpi yang serupa sampai tiga kali. Dalam hatinya ia berontak. “Tidak mungkin sosok pendeta seperti Bahram mendapat salam dari Rasulullah SAW serta ridha dari Allah SWT.” Katanya.
Tapi, mimpi itu dirasa sangat nyata oleh Ibnu Mubarak. Karena setan tidak mungkin dapat menjelma menjadi Rasulullah SAW.

Kisah Teladan: Perampok Yang Bertobat

Diceritakan, bahwa Fudhail bin Iyadh adalah seorang mantan perampok yang menjadi seorang sufi. Setiap hari ia pergi untuk melakukan perampokan dari suatu tempat ke tempat lain. Namun, karena sebuah anak panah yang yang berisi Ayat Alqur’an, ia pun bertobat.

Fudhail bin Iyadh, nama adalah seorang perompak yang sangat ditakuti di tempat kelahirannya dan di daerah Khurasan, tempat ia dibesarkan dan dewasa. Tidak ada satu pun orang atau pedangang yang melewati dua kota tersebut kecuali selalu dihinggapi ketakutan akan dijarah oleh Fudhail bin Iyadh dan anak buahnya.

Tiga Panah Allah
Suatu ketika Fudhail dan anak buahnya sedang beristirahat di tempat persembunyiannya seperti biasanya. Lewatlah pedagang yang kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang pemberani, sekaligus saleh.
“Fudhail dan anak buahnya berada di tempat ini, kita harus bagaimana?,” Kata salah seorang adri mereka.
“Kita panah saja mereka, jika ia terkena dan lari menghindar, kita lanjutkan perjalanan. Jika tidak, kita kembali saja!!” timpal yang lainnya.
Mereka sepakat dan mempersiapkan panah-panah mereka. Ketika tampak bayangan-bayangan hitam yang akan menghadang perjalanan mereka, salah satu dari mereka melepaskan anak panahnya sambil membaca ayat al Qur’an. “Alam ya’ni lilladziina aamanuu an takhsya’a quluubuhum li dzikrillaah,(Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati-hati mereka mengingat Allah),”
Fudhail pun menjerit keras sekali dan terjatuh ketika anak panah itu meluncur disertai lantunan ayat Al Qur’an. Anak buahnya mengerumuninya, disangkanya anak panah itu mengenai pimpinan mereka dan melukainya.
Tetapi mereka sama sekali tidak menemukan luka pada tubuhnya, Fudhail bangkit sambil berseru, “Aku tertimpa panah Allah!” teriaknya.
Salah seorang lainnya di kafilah itu melepaskan anak panahnya lagi, dan ia juga melantunkan ayat Qur’an mengikuti temannya tadi. “Fafirruu ilallaahi innii lakum minhu nadziirun mubiin, (Maka segeralah kembali kepada Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu).”
Kembali Fudhail menjerit dan terjatuh, dan ketika anak buahnya memeriksanya, sama sekali ia tidak terluka karena panah tersebut meleset. Ia hanya bangkit lagi sambil berkata. “Aku terkena panah Allah!” teriak Fudhail lagi.
Kemudian, satu orang lagi melepaskan anak panah ke kelompok perompak Fudhail bin Iyadh, dan ia juga melantunkan satu ayat Al Qur’an. “Wa aniibuu ilaa rabbikum, wa aslimuu lahu min qabli an ya’tiyakumul ‘adzaabu tsumma laa tunshoruun, (dan kembalilah (bertaubatlah) kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
Lagi-lagi Fudhail menjerit lebih keras walau anak panah itu tidak mengenai dirinya, ia berkata kepada anak buahnya. “Kalian semua pulanglah! Aku menyesal telah melakukan semua kejahatan ini, hatiku takut kepada Allah. Aku akan meninggalkan semua yang telah aku lakukan selama ini,” kata FUdhail dengan penuh kesakitan.

KisahTeladan: Pemimpin Rumah Tangga Yang Bijak

Dikisahkan oleh sahabat Nabi, Umar Bin Khattab, ketika beliau menjalani kehidupan rumah tangga, ia selalu bijaksana dan tidak pernah menjadikan amarah istrinya sebagai bentuk penindasan kepada dirinya. Berikut Kisahnya.

Sebagai seorang pemimpin keluarga kita harus lebih bijaksana dalam menanggapi permasalahan keluarga. Jangan menjadikan amarah seorang istri sebagai bentuk penindasan kepada suami. Tapi hal tersebut adalah bentuk kasih sayang, seperti yang dicontohkan oleh Khalifah Umar Bin Khattab.

Sahabat Umar bin Khatab adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk Khulafaur Rasyidin.

Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Umar juga tergolong orang yang tabah dalam menghadapi istri dan kondisi yang menimpa rumah tangganya.

Kisah Teladan: Pemuda Yang Takut Dosa

Dahulu ada seorang Pemuda Bani Israel yang sangat tampan dan saleh. Berkat Ketakutannya terhadap dosa, ia berani menentang seorang putri kerjaan untuk berbuat maksiat. Karena ketaatannya tersebut, Allah Swt memberikan pahala yang berlimpah padanya.

Pemuda tersebut sangat tampan,s etiap harinya ia berjualan keranjang. Ia biasa berkeliling menjajakan barang dagangannya setiap hari. Suatu ketika ia melewati istana Raja, dan seorang pelayan wanita keluar dari dalam istana. Melihat ketampanan si pemuda, wanita itu segera masuk lagi untuk memberitahu putri raja.
“Tuan, di luar ada seorang pemuda yang sedang menjajakan keranjang dari pelepah pohon kurma,” katanya sambil terengah-engah.
“Lalu? Apa istimewanya untukku? Bukankah tiap hari juga banyak penjual keranjang yang lewat di depan istana?” tanya Putri.
“Tuan, pemuda yang satu ini beda. Ia luar biasa tampan!” kata pelayan itu setengah berseru.
“Benarkah?” tanya Putri dengan mata berbinar. “Suruh dia masuk!”
Pelayan wanita itu segera berlari keluar memanggil si pemuda dan membawanya masuk untuk menghadap Putri. Setelah pemuda itu masuk, pelayan wanita itu segera mengunci pintu.

Kisah Teladan: Pembuat Kendi Dan Perajin Emas

Dikisahkan pada zaman Rosulullah Saw, tinggallah seorang perajin emas dan pembuat kendi.
Kedua orang ini memiliki sifat yang sangat berbedam perajin emas itu seorang materialis dan pencinta harta, sedangkan pembuat kendi seorang yang baik jati dan sederhana. Perajin emas selalu iri terhadap pembuat kendi padahal ia tidak punya apa-apa. Bagaimana balasan yang didapat perajin emas?Berikut kisahnya.

Meskipun perajin emas adalah seorang yang kaca raya dan hidup mewah, hatinya selalu di penuhi sifat iri kepada si pembuat kendi. Saat berdagagng, Si perajin emas selalu curang dalam mendapatkan harta. Semua orang tahu bahwa dia tidak mengindahkan kejujuran.
Sebaliknya, pembuat kendi adalah seorang mukmin dan pekerja keras. Dia dicintai oleh masyarakat. Setiap orang yang memiliki masalah akan datang meminta bantuannya. Si perajin emas berfikir, mengapa warga kota begitu menyintai pembuat kendi, padahal dia tidak memiliki harta benda. Menurutnya, cinta dan kasih sayang bisa diperoleh lewat tipu daya dan makar. Karena itu timbul rasa dengki si pengrajin emas terhadap pembuat kendi.

Kisah Teladan: Berkah Sebuah Ketaqwaan

Konon ada seorang pemuda yang bertakwa, tetapi dia sangat lugu. Suatu kali dia belajar pada seorang Syaikh. BErkat keluguan dan ketaqwaannya, pemuda tersebutpun tidak bisa melakukan kejahatan. Sebaliknya, ia mendapat berkah.

Setelah lama menuntut ilmu, sang syaikh menasehati sang pemuda dan teman-temannya. “Kalian tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang alim yang menadahkan tangannya kepada orang-orang berharta, tak ada kebaikan dalam dirinya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah kalian masing-masing. Sertakanlah selalu ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut.” Jelasnya.
Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya seraya bertanya. “Ibu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan ayahku?,” tanyanya.
“Ayahmu sudah meninggal. Apa urusanmu dengan pekerjaan ayahmu?” Jawab sang ibu sambil bergetar. Si pemuda ini terus memaksa agar diberitahu, tetapi si ibu selalu mengelak. Namun akhirnya si ibu terpaksa angkat bicara juga, dengan nada jengkel dia berkata. “Ayahmu itu dulu seorang pencuri.”
“Guruku memerintahkan kami – murid-muridnya, untuk bekerja seperti pekerjaan ayahnya dan dengan ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut.” Katanya kepada sang ibu.
“Hai, apakah dalam pekerjaan mencuri itu ada ketakwaan?,” ibunya menyela.
 “Ya, begitu kata guruku.” Kata sang anak menjawab dengan polosnya.

Kisah Teladan: Wanita Saleh Penakluk Sang Raja

Diceritakan ada seorang gubernur pada zaman Khalifah Al-Mahdi, dia sangat kaya raya, namun dia tidak mempunyai ketaatan yang tinggi kepada Tuhannya. Sampai akhirnya ia jatuh cinta kepada seorang perempuan miskin dan berwajah jelek. Sang Raja jatuh cinta karena kesalehannnya.

Pada suatu hari, Sang Gubernur mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar dihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu dengan suka cita. Kecuali seorang wanita kumal, berkulit hitam dan berwajah jelek. Ia terlihat diam saja tida bergerak, sambil memandangi para tetangganya yang sebenarnya lebih kaya dari dirinya, tetapi berbuat seolah-olah mereka orang-orang yang kekurangan harta.
Melihat wanita tersebut diam, dan tidak berebut uang sama seperti tetangganya yang lain. “Mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti tetangga engkau?” Dengan keheranan sang Gubernur bertanya.
“Sebab yang mereka cari uang dinar sebagai bekal dunia. Sedangkan yang saya butuhkan bukan dinar melainkan bekal akhirat.” Janda bermuka buruk itu menjawab.
“Maksud engkau?” tanya sang Gubernur mulai tertarik akan kepribadian perempuan itu.
“Maksud saya, uang dunia sudah cukup. Yang masih saya perlukan adalah bekal akhirat, yaitu shalat, puasa dan zikir. Sebab perjalanan di dunia amat pendek dibanding dengan pengembaraan di akhirat yang panjang dan kekal.” Jelas wanita itu.

Kisah Teladan: Maksiat Penghambat Rejeki

Dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa pada zaman Nabi Musa as, kaum bani Israil pernah ditimpa musim kemarau panjang. Ia meminta pertolongan Musa as. Musa pun meminta petunjuk kepada Allah Swt. Kemarau tersebut disebabkan oleh seorang pembuat maksiat selama 40 tahun.

Tanah yang kering dan hujan pun tak kunjung datang, masyarakat bani Israel berkumpul menemui Nabi Musa as dan berkata. “Wahai Kalamullah, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami!”
Kemudian berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan mereka bersama-sama berangkat menuju ke tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan bahwa jumlah mereka pada waktu itu lebih kurang tujuh puluh ribu orang.

Satu Pembuat Maksiat
Setelah mereka sampai ke tempat yang dituju, maka Nabi Musa as mulai berdoa. Diantara isi doanya itu ialah, “Tuhanku, siramlah kami dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada kami rahmat-Mu dan kasihanilah kami terutama bagi anak-anak kecil yang masih menyusu, hewan ternak yang memerlukan rumput dan orang-orang tua yang sudah bongkok. Sebagaimana yang kami saksikan pada saat ini, langit sangat cerah dan matahari semakin panas,” demikian doa yang dipanjatkan oleh Musa as.
Tuhanku, jika seandainya Engkau tidak lagi menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu, maka aku mengharapkan keberkatan Nabi yang ummi yaitu Muhammad SAW yang akan Engkau utus untuk Nabi akhir zaman.
Kepada Nabi Musa as Allah menurunkan wahyu-Nya yang isinya. “Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai kedudukan yang tinggi. Akan tetapi bersama denganmu ini ada orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan maksiat selama empat puluh tahun. Engkau boleh memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini! Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya.”
Nabi Musa kembali berkata, “Wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu yang lemah, suaraku juga lemah, apakah mungkin suaraku ini akan dapat didengarnya, sedangkan jumlah mereka lebih dari tujuh puluh ribu orang?”
Lantas Allah berfirman. “Wahai Musa, kamulah yang memanggil dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka!”