Dahulu ada seorang Pemuda Bani Israel yang sangat
tampan dan saleh. Berkat Ketakutannya terhadap dosa, ia berani menentang
seorang putri kerjaan untuk berbuat maksiat. Karena ketaatannya tersebut, Allah
Swt memberikan pahala yang berlimpah padanya.
Pemuda
tersebut sangat tampan,s etiap harinya ia berjualan keranjang. Ia biasa
berkeliling menjajakan barang dagangannya setiap hari. Suatu ketika ia melewati
istana Raja, dan seorang pelayan wanita keluar dari dalam istana. Melihat
ketampanan si pemuda, wanita itu segera masuk lagi untuk memberitahu putri
raja.
“Tuan,
di luar ada seorang pemuda yang sedang menjajakan keranjang dari pelepah pohon
kurma,” katanya sambil terengah-engah.
“Lalu?
Apa istimewanya untukku? Bukankah tiap hari juga banyak penjual keranjang yang
lewat di depan istana?” tanya Putri.
“Tuan,
pemuda yang satu ini beda. Ia luar biasa tampan!” kata pelayan itu setengah
berseru.
“Benarkah?”
tanya Putri dengan mata berbinar. “Suruh dia masuk!”
Pelayan
wanita itu segera berlari keluar memanggil si pemuda dan membawanya masuk untuk
menghadap Putri. Setelah pemuda itu masuk, pelayan wanita itu segera mengunci
pintu.
Menolak Maksiat
Lalu,
keluarlah Putri dengan memakai pakaian transparan yang memperlihatkan lekuk
tubuhnya dan tanpa penutup kepala sehingga rambutnya yang indah dan lehernya
yang jenjang terlihat dengan jelas. Pemuda itu segera mengucap istighfar dan
menundukan pandangannya.
“Maaf
Tuan Putri, mohon tutuplah auratmu. Semoga Allah, mengampunimu,” pinta Pemuda
itu dengan sopan.
“Kenapa?
Kau tidak suka?” tanya Putri menggoda.
“Maaf
Tuan Putri, sebaiknya saya keluar saja daripada nanti menimbulkan fitnah. Biar
pelayan anda saja yang memilih keranjang yang hendak Tuan beli di luar,” kata
Pemuda tersebut.
“Siapa
yang bilang aku mau membeli keranjangmu?” tanya Putri sambil tersenyum kecil.
“Aku
menyuruhmu masuk karena aku tetarik pada ketampananmu.” kata sang putri sedikit
menggoda.
“Wahai
Putri, takutlah engkau kepada Allah. Perbuatanmu akan menghinakanmu di hadapan
manusia dan Alloh,” kata Pemuda.
“Hahaha…”
Putri tertawa geli.
“Siapa
yang bisa melihat perbuatan kita disini? Pintu telah terkunci, dan hanya ada
kita berdua.” Kata putri tersebut.
“Ingatlah
akan Allah yang Maha Mengetahui,” kata Pemuda itu.
Gigih Pendirian
Rupanya
Putri sudah kerasukan setan. Kata-kat Pemuda itu sama sekali tidak membuatnya
takut. Ia malah semakin berani mengoda si Pemuda. Tapi karena tidak juga
berhasil, Putri menjadi murka.
“Hai
Pemuda yang keras kepala. Kau telah menghinaku dengan berani mengacuhkanku.
Kamu tahu, aku bisa membuatmu dihukum berat,” kata Putri.
“Aku
tidak melakukan kesalahan apapun,” tantang Pemuda.
“Bodoh!
Aku bisa saja memberitahu ayahku bahwa kau dengan sengaja menyusup kemari dan
memaksaku berbuat yang tidak senonoh,” katanya.
“Tapi
aku tidak melakukannya, itu fitnah namanya” jawab Pemuda.
“Hah!
Aku bisa melakukan apapun yang kumau!” kata Putri dengan angkuh.
“Sekarang
kau tinggal pilih. Memenuhi keinginanku atau dihukum berat?” imbuhnya.
Meminta
PErtolongan Allah
Pemuda
itu berpikir sejenak, berfikir apa yang seharusnya ia perbuat untuk menolah
ajakan sang putri tersebut. PErbuatan yang dilaknat oleh Allah.
“Sebelum
aku memutuskan, ijinkan aku berwudhu lebih dulu, “ pinta si Pemuda.
“Untuk
apa?” tanya Putri heran.
“Aku
akan meminta Allah yang memilihkan jawabannya untukku,” katanya.
“Hmmm
pandai sekali kau mengulur waktu. Meskipun kau memohon sepanjang hari, aku
yakin Tuhanmu tidak akan hadir di sini,” kata Putri mengejek.
Tapi,
ia mengizinkan Pemuda itu untuk berwudhu dan berdoa di kamar yang terletak di
atas loteng. Dengan begitu ia tidak mungkin melarikan diri.
Di
atas loteng, dengan khusyuk si Pemuda memanjatkan doanya.
“Ya
Alloh, sesungguhnya hamba-Mu sangat takut berbuat maksiat pada-Mu. Lebih baik
aku meloncat dari atas loteng ini dan menyerahkan nasibku kepada-Mu daripada
aku berbuat dosa.” kata Pemuda tersebut.
Dengan
hati mantap pemuda itu meloncat dari loteng yang letaknya sangat tinggi. Saat
itu pula Allah menurunkan malaikat-Nya untuk menggandeng tangan si pemuda
sehingga ia tiba di tanah dalam keadaan berdiri dan ringan serta tidak terluka
sedikit pun.
Pemuda
itu sangat beryukur atas pertolongan Allah.*IS
No comments:
Post a Comment