Tuesday 23 August 2016

Kisah Teladan: Pemuda Yang Takut Dosa

Dahulu ada seorang Pemuda Bani Israel yang sangat tampan dan saleh. Berkat Ketakutannya terhadap dosa, ia berani menentang seorang putri kerjaan untuk berbuat maksiat. Karena ketaatannya tersebut, Allah Swt memberikan pahala yang berlimpah padanya.

Pemuda tersebut sangat tampan,s etiap harinya ia berjualan keranjang. Ia biasa berkeliling menjajakan barang dagangannya setiap hari. Suatu ketika ia melewati istana Raja, dan seorang pelayan wanita keluar dari dalam istana. Melihat ketampanan si pemuda, wanita itu segera masuk lagi untuk memberitahu putri raja.
“Tuan, di luar ada seorang pemuda yang sedang menjajakan keranjang dari pelepah pohon kurma,” katanya sambil terengah-engah.
“Lalu? Apa istimewanya untukku? Bukankah tiap hari juga banyak penjual keranjang yang lewat di depan istana?” tanya Putri.
“Tuan, pemuda yang satu ini beda. Ia luar biasa tampan!” kata pelayan itu setengah berseru.
“Benarkah?” tanya Putri dengan mata berbinar. “Suruh dia masuk!”
Pelayan wanita itu segera berlari keluar memanggil si pemuda dan membawanya masuk untuk menghadap Putri. Setelah pemuda itu masuk, pelayan wanita itu segera mengunci pintu.


Menolak Maksiat
Lalu, keluarlah Putri dengan memakai pakaian transparan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dan tanpa penutup kepala sehingga rambutnya yang indah dan lehernya yang jenjang terlihat dengan jelas. Pemuda itu segera mengucap istighfar dan menundukan pandangannya.
“Maaf Tuan Putri, mohon tutuplah auratmu. Semoga Allah, mengampunimu,” pinta Pemuda itu dengan sopan.
“Kenapa? Kau tidak suka?” tanya Putri menggoda.
“Maaf Tuan Putri, sebaiknya saya keluar saja daripada nanti menimbulkan fitnah. Biar pelayan anda saja yang memilih keranjang yang hendak Tuan beli di luar,” kata Pemuda tersebut.
“Siapa yang bilang aku mau membeli keranjangmu?” tanya Putri sambil tersenyum kecil.
“Aku menyuruhmu masuk karena aku tetarik pada ketampananmu.” kata sang putri sedikit menggoda.
“Wahai Putri, takutlah engkau kepada Allah. Perbuatanmu akan menghinakanmu di hadapan manusia dan Alloh,” kata Pemuda.
“Hahaha…” Putri tertawa geli.
“Siapa yang bisa melihat perbuatan kita disini? Pintu telah terkunci, dan hanya ada kita berdua.” Kata putri tersebut.
“Ingatlah akan Allah yang Maha Mengetahui,” kata Pemuda itu.

Gigih Pendirian
Rupanya Putri sudah kerasukan setan. Kata-kat Pemuda itu sama sekali tidak membuatnya takut. Ia malah semakin berani mengoda si Pemuda. Tapi karena tidak juga berhasil, Putri menjadi murka.
“Hai Pemuda yang keras kepala. Kau telah menghinaku dengan berani mengacuhkanku. Kamu tahu, aku bisa membuatmu dihukum berat,” kata Putri.
“Aku tidak melakukan kesalahan apapun,” tantang Pemuda.
“Bodoh! Aku bisa saja memberitahu ayahku bahwa kau dengan sengaja menyusup kemari dan memaksaku berbuat yang tidak senonoh,” katanya.
“Tapi aku tidak melakukannya, itu fitnah namanya” jawab Pemuda.
“Hah! Aku bisa melakukan apapun yang kumau!” kata Putri dengan angkuh.
“Sekarang kau tinggal pilih. Memenuhi keinginanku atau dihukum berat?” imbuhnya.

Meminta PErtolongan Allah
Pemuda itu berpikir sejenak, berfikir apa yang seharusnya ia perbuat untuk menolah ajakan sang putri tersebut. PErbuatan yang dilaknat oleh Allah.
“Sebelum aku memutuskan, ijinkan aku berwudhu lebih dulu, “ pinta si Pemuda.
“Untuk apa?” tanya Putri heran.
“Aku akan meminta Allah yang memilihkan jawabannya untukku,” katanya.
“Hmmm pandai sekali kau mengulur waktu. Meskipun kau memohon sepanjang hari, aku yakin Tuhanmu tidak akan hadir di sini,” kata Putri mengejek.
Tapi, ia mengizinkan Pemuda itu untuk berwudhu dan berdoa di kamar yang terletak di atas loteng. Dengan begitu ia tidak mungkin melarikan diri.
Di atas loteng, dengan khusyuk si Pemuda memanjatkan doanya.
“Ya Alloh, sesungguhnya hamba-Mu sangat takut berbuat maksiat pada-Mu. Lebih baik aku meloncat dari atas loteng ini dan menyerahkan nasibku kepada-Mu daripada aku berbuat dosa.” kata Pemuda tersebut.
Dengan hati mantap pemuda itu meloncat dari loteng yang letaknya sangat tinggi. Saat itu pula Allah menurunkan malaikat-Nya untuk menggandeng tangan si pemuda sehingga ia tiba di tanah dalam keadaan berdiri dan ringan serta tidak terluka sedikit pun.

Pemuda itu sangat beryukur atas pertolongan Allah.*IS

No comments:

Post a Comment