Tuesday 23 August 2016

Kisah Teladan: Berlipat Ganda Rejeki dari Allah

Kisah ini datang dari sahabat Nabi Al-Fudhail bin Iyadh. Dulu ada  seorang laki-laki yang keluar membawa benang tenun, lalu ia menjualnya satu dirham untuk membeli tepung. Namun, karena kebaikannya kepada seorang fakir, satu dirham tersebut Allah Swt ganti dengan kepingan ribuan dirham kepingan uang.

Suatu ketika saat laki-laki sahabat Al Furdhail bin Iyadh pulang, ia melewati dua orang laki-laki yang masing-masing menjambak kepal kawannya.
“Ada apa?,” Tanya laki-laki tersebut.
Beberapa orang yang menyaksikan perkelahian diantara dua orang ini pun memberitahunya bahwa keduanya bertengkar karena uang satu dirham. Maka, ia berikan uang satu dirham kepada keduanya, dan ia pun tak memiliki barang dan uang lagi.
Lalu laki-laki tersebut mendatangi isterinya seraya mengabarkan apa yang telah terjadi. Sang isteri lalu mengumpulkan perkakas rumah tangga. Laki-laki itu pun berangkat kembali untuk menggadaikannya, tetapi barang-barang itu tidak laku.

Menolong Fakir
DAlam perjalanan ia berpapasan dengan laki-laki yang membawa ikan yang menebar bau busuk. Orang itu lalu berkata kepadanya. “Engkau membawa sesuatu yang tidak laku, demikian pula dengan yang saya bawa. Apakah anda mau menukarnya dengan barang (daganganku)?,” katanya
Ia pun menerima tawaran laki-laki pembawa ikan. Ikan itu pun dibawanya pulang. Kepada isterinya ia berkata, “Dindaku, segeralah masak ikan ini, kita hampir tak berdaya karena lapar,” kata Laki-laki tersebut.
Maka sang isteri segera mengurus ikan tersebut. Lalu dibelahnya perut ikan tersebut. Tiba-tiba sebuah mutiara keluar dari perut ikan tersebut. Sunggurh terkejut dan berbahagialah pasangan suami istri ini. Sebuah keajaiban dating kepada mereka.
“Suamiku, dari perut ikan ini keluar sesuatu yang lebih kecil daripada telur ayam, ia hampir sebesar telur burung dara,”  kata wanita itu dengan gembira.
“Perlihatkanlah kepadaku,” kata sang suami.
Merekaa melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya sepanjang hidupnya. Pikirannya melayang, hatinya berdebar. Ia lalu berkata kepada isterinya, “Tahukah engkau berapa nilai mutiara ini?,”
“Tidak, tetapi aku mengetahui siapa orang yang pintar dalam hal ini’, jawab suaminya.

Ribuan Keping Uang

Ia lalu mengambil mutiara itu. Ia segera pergi ke tempat para penjual mutiara. Ia menghampiri kawannya yang ahli di bidang mutiara. Ia mengucapkan salam kepadanya, sang kawan pun menjawab salamnya. Selanjutnya ia berbicar kepadanya seraya mengeluarkan sesuatu sebesar telur burung dara.
”Tahukah Anda, berapa nilai ini?, ia bertanya.
 Kawannya memperhatikan barang itu begitu lama, baru kemudian ia berkata, “Aku menghargainya 40 ribu. Jika Anda mau, uang itu akan kubayar kontan sekarang juga kepadamu. Tapi jika Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, dia akan memberimu harga lebih tinggi dariku,” jelasnya.
Maka,  ia pun pergi kepadanya. Orang itu memperhatikan barang tersebut dan mengakui keelokannya. Ia kemudian berkata, “Aku hargai barang itu 80 ribu. Jika Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, saya kira dia akan memberi harga lebih tinggi dariku,” kata pedagang yang kedua.
Segera ia bergegas menuju kepadanya. Orang itu berkata, “Aku hargai barang itu 120 ribu. Dan saya kira, tidak ada orang yang berani menambah sedikitu pun dari harga itu!’, kata pedagang ke tiga.
“Ya, saya seutuju pun setuju,” Jawab laki-laki tersebut.
Lalu harta itu ditimbangnya. Maka pada hari itu, ia membawa dua belas kantung uang. Pada masing-masingnya terdapat 10.000 dirham. Uang itu pun ia bawa ke rumahnya untuk disimpan. Tiba-tiba di pintu rumahnya ada seorang fakir yang meminta-minta.
“Saya punya kisah, karena itu masuklah,” kata laki-laki tersebut kepada si fakir.
Faikr itu pun masuk kerumahnya. Tidak disangka-sangka ia memberikan uang hasil penjualan mutiara tersebut kepada si fakir.
“Ambillah separuh dari hartaku ini,” katanya seraya menyerahkan bebeberapa kantung uang.

Maka, orang fakir itu mengambil enam kantung uang dan dibawanya. Setelah agak menjauh, ia kembali lagi berkata, “Sebenarnya aku bukanlah orang miskin atau fakir, tetapi Allah telah mengutusku kepadamu, yakni Dzat yang telah mengganti satu dirhammu dengan 20 qirath. Dan ini yang diberikanNya kepadamu adalah baru satu qirath daripada-nya, dan Dia menyimpan untukmu 19 qirath yang lain,” kata utusan Allah tersebut.*Is

No comments:

Post a Comment