Tuesday 23 August 2016

Kisah Teladan: Wanita Saleh Penakluk Sang Raja

Diceritakan ada seorang gubernur pada zaman Khalifah Al-Mahdi, dia sangat kaya raya, namun dia tidak mempunyai ketaatan yang tinggi kepada Tuhannya. Sampai akhirnya ia jatuh cinta kepada seorang perempuan miskin dan berwajah jelek. Sang Raja jatuh cinta karena kesalehannnya.

Pada suatu hari, Sang Gubernur mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar dihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu dengan suka cita. Kecuali seorang wanita kumal, berkulit hitam dan berwajah jelek. Ia terlihat diam saja tida bergerak, sambil memandangi para tetangganya yang sebenarnya lebih kaya dari dirinya, tetapi berbuat seolah-olah mereka orang-orang yang kekurangan harta.
Melihat wanita tersebut diam, dan tidak berebut uang sama seperti tetangganya yang lain. “Mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti tetangga engkau?” Dengan keheranan sang Gubernur bertanya.
“Sebab yang mereka cari uang dinar sebagai bekal dunia. Sedangkan yang saya butuhkan bukan dinar melainkan bekal akhirat.” Janda bermuka buruk itu menjawab.
“Maksud engkau?” tanya sang Gubernur mulai tertarik akan kepribadian perempuan itu.
“Maksud saya, uang dunia sudah cukup. Yang masih saya perlukan adalah bekal akhirat, yaitu shalat, puasa dan zikir. Sebab perjalanan di dunia amat pendek dibanding dengan pengembaraan di akhirat yang panjang dan kekal.” Jelas wanita itu.


Wanita Istimewa
Dengan jawaban seperti itu, sang Gubernur merasa telah disindir tajam. Ia insaf, dirinya selama ini hanya sibuk mengumpulkan harta benda dan melalaikan kewajiban agamanya. Padahal kekayaannya melimpah ruah, tak kan habis dimakan keluarganya sampai tujuh keturunan. Sedangkan umurnya sudah di atas setengah abad, dan Malaikat Izrail sudah mengintainya.
Akhirnya sang Gubernur jatuh cinta kepada perempuan lusuh yang berparas hanya lebih bagus sedikit dari yang paling buruk itu. Kabar itu tersebar ke segenap pelosok negeri. Orang-orang besar tak habis pikir, bagaimana seorang gubernur bisa menaruh hati kepada perempuan jelata bertampang jelek itu.
Maka pada suatu kesempatan, diundanglah mereka oleh Gubernur dalam sebuah pesta mewah. Juga para tetangga, termasuk wanita yang membuat heboh tadi. Kepada mereka diberikan gelas crystal yang bertahtakan permata, berisi cairan anggur segar.
Gubernur lantas memerintah agar mereka membanting gelas masing-masing. Semuanya bingung dan tidak ada yang mau menuruti perintah itu. Namun, tiba-tiba terdengar bunyi berdenting, ternyata ada orang yang dianggap gila yang melaksanakan perintah itu. Itulah si perempuan berwajah buruk. Di kakinya pecahan gelas berhamburan sampai semua orang tampak terkejut dan keheranan
“Mengapa kau banting gelas itu?” Tanya Gubernur.
“Ada beberapa sebab. Pertama, dengan memecahkan gelas ini berarti berkurang kekayaan Tuan. Tetapi, menurut saya hal itu lebih baik daripada wibawa Tuan berkurang lantaran perintah Tuan tidak dipatuhi.” Tanpa takut wanita itu menjawab dengan tegas.
Gubernur terkesima. Para tamunya juga kagum akan jawaban yang masuk akal itu.
“Apa sebab lainnya?” tanya Gubernur.
“Kedua, saya hanya menaati perintah Allah. Sebab di dalam Alquran, Allah memerintahkan agar kita mematuhi Allah, Utusan-Nya, dan para penguasa. Sedangkan Tuan adalah penguasa, atau ulil amri, maka dengan segala resikonya saya laksanakan perintah Tuan.” Jawabnya.
Gubernur kian takjub. Demikian pula para tamu undangannya. “Masih ada sebab lain?” tanyanya kemudian.
Perempuan itu mengangguk dan berkata. “Ketiga, dengan saya memecahkan gelas itu, orang-orang akan menganggap saya gila. Namun, hal itu lebih baik buat saya. Biarlah saya dicap gila daripada tidak melakukan perintah Gubernurnya, yang berarti saya sudah berbuat durhaka. Tuduhan saya gila, akan saya terima dengan lapang dada daripada saya dituduh durhaka kepada penguasa saya. Itu lebih berat buat saya.” Jelas sang wanita lagi.

Melihat betapa istimewanya sang wanita ini, Gubernurpun melamar dan menikahinya. Perempuan bertampang jelek dan hitam legam itu, semua yang mendengar bahkan berbalik sangat gembira karena Gubernur memperoleh jodoh seorang wanita yang tidak saja taat kepada suami, tetapi juga taat kepada gubernurnya, kepada Nabinya, dan kepada Tuhannya.*IS

No comments:

Post a Comment